i dalam. Vivian telah memberinya daftar bangsawan di Oakhaven yang memiliki koneksi kuat dengan keluarga Vortigern. Dari daftar itu, Rowan memilih Kediaman Bangsawan B
nunjukkan tanda-tanda pengalaman di medan laga. Kage-Tsurugi ia sembunyikan dengan hati-hati, menggantinya dengan pedang standar yang tampak terawat namun tidak istimewa. Penampilannya dib
. Bukan dengan menyelinap, melainkan dengan ketukan percaya diri
tanya penjaga itu, tangan
-orang yang bisa diandalkan. Aku seorang petualang bebas, aku punya pengalaman bertahun-tahun di hutan belantara dan di medan pertempuran ke
ng kepala hingga kaki, lalu menga
ruang tunggu sederhana. Setelah beberapa saat, ia dibawa ke hadapan Kepala Keamanan,
kau ingin melamar sebagai pengawal? Keterampilan apa
an dan hutan yang penuh bahaya. Aku tidak mencari kemuliaan, hanya pekerjaan yang layak. Dan aku bisa menjamin keamanan orang yang aku lindungi." I
i depannya. Ada kekuatan laten yang terpancar, meskipun ia tidak bisa
untuk menjadi pengawal terbaik, melainkan untuk menjadi mata-mata tak terlihat di balik dinding yang kokoh. Informasi yang ia bu
a berbulu gelap menggeram, matanya merah menyala. Namun, ini bukan serigala biasa. Aura sihir samar menyelimuti tubuhnya, membuat otot-ototnya tampak lebih besar dan
i. Masuklah ke dalam kandang. Jika kau bisa menaklukkannya-hidup atau mati-kau akan kami pertimbangkan." Ada seri
itu, membuatnya lebih kuat dan agresif. Ini adalah tantangan yang menarik, dan kesempata
tar. Ia melepas pedang standarnya dan meletakkanny
kan kecepatan dan kelincahan yang ia pelajari dari Silas. Ia menghindari terkamannya, berputar di belakang serigala, dan dengan gera
lah. Dengan gerakan yang lebih cepat dari yang bisa dilihat mata telanjang, ia menekan titik-titik vital lain di tubuh serigala, melemahkan pergerakannya, mengganggu aliran sihir
takjub. "Kau... kau melum
Rowan, senyum tipis kembali ke wajahnya. "Dan aku tidak ingi
anya sedikit melunak digantikan oleh rasa ho
asil. Dia kini berada di dalam Kediaman Blackwo
Rumah: Lord A
yang dihiasi permadani tebal dan lukisan-lukisan kuno, meskipun terlihat sedikit usang dan tidak terawat sempurna,
r, mengetuknya dua kali. "Lord Alaric, saya membaw
bosan terdengar dari d
an dokumen yang tidak teratur. Di balik meja kayu yang besar, duduk seorang pria paruh baya dengan perut buncit dan wajah kemerahan. Ia adalah Lord Alari
h tak acuh. "Jadi, ini dia 'petualang' baru yang dibicarakan Gareth?" Nada suaranya menunjukkan ia leb
serigala penjaga tanpa senjata, Lord A
etail pertempuran, hanya pada harga. Bagi Alaric, segalanya bisa diukur dengan uang. Dia adalah bangsawan yang hanya mengandalkan warisan dan koneksi lam
erjebak dalam kemewahan yang memudar, dan kemungkinan besar mengandalkan Vortigern untuk mempertahankan statusnya. Ini berarti dia mungk
stabil, seperti yang kukatakan pada Kepala Keamanan. Aku akan menerima bayaran standar untuk pengawal, dan aku aka
rang sepertimu hanya memikirkan emas." Ia tersenyum tipis, senyum yang lebih mirip seringai lelah. "Baiklah, Nak. Kau diteri
"Tentu, Lord Alaric. A
mi menjadi bagian dari Kediaman Blackwood, s
laman dan Tat
rutinitas harian, menjalankan tugas-tugas patroli dan pengamanan dengan efisien. Namun, di balik semua itu, matanya se
il dari pelatihan keras bersama Silas di hutan. Keringat membasahi kulitnya saat ia melakukan serangkaian gerakan pedang dasar dengan pedang standar yang ia gunakan untuk
istri Lord Alaric. Usianya mungkin sekitar 30-an akhir atau awal 40-an, namun ia masih terlihat sangat cantik. Rambutnya yang pirang keemasan tergerai di bahu, d
ingin tahunya terusik. Saat ia melihat Rowan berlatih, matanya tak bisa lepas dari setiap gerakan otot pemuda itu. Ada sesuatu yang mentah
owan. Kehidupan di Kediaman Blackwood terasa membosankan dan hambar baginya. Suaminya terlalu sibuk dengan koin dan koneksi politiknya
rakannya, menambahkan sedikit kecepatan dan kekuatan yang lebih tersembunyi dalam setiap ayunan pedangnya, seolah sengaja memamerkan kekuatannya
lam dan Perm
longgar namun tetap menonjolkan bentuk tubuhnya, rambutnya terurai bebas di bahu. Ia tampak seperti baru saja keluar dari kamar tidurnya, mungkin u
ya lembut namun penuh percaya diri. Ia tidak terdenga
nya menjalankan tugas, Lady Seraphina.
rak mereka cukup dekat untuk Rowan mencium aroma parfumnya yang mewah. "Dedikasi yang patut diacungi jempol. Jarang sekali aku melihat pengawal yang
memang membutuhkan semangat lebih, Lady Seraphina. Terutama di malam hari
Pengawal? Apakah ada bahaya tersembunyi yang hanya bisa kau tangani dengan 'semangat' itu?" Ia melang
terlihat, Lady Seraphina. Hal-hal yang tersembunyi di balik tirai kemewahan, atau di balik senyum yang paling indah." Matanya mena
kan permainan. "Aku suka caramu berbicara, Tuan Pengawal. Penuh misteri. Penuh... janji." Ia akhirnya meletakkan tangannya di len
mendekat ke telinga wanita itu. "Dan seberapa jauh Anda bersedia pergi untuk memuaskan rasa ingin tahu itu.
erkilat dengan hasrat yang terpendam. "Suamiku... dia terlalu sibuk dengan koin dan ambisinya. Dia sudah lama melupakan apa arti 'kesenangan' yang sebenarnya. Aku haus, Tuan Pengawal. Haus akan sesuatu yang baru, sesuatu yang hidup, sesuatu yang
dy Seraphina," bisik Rowan, suaranya serak dan penuh pujian yang berlebihan, "Anda adalah permata yang jauh lebih indah dari yang kuduga. Rambut Anda seperti sungai emas yang mengalir, mata Anda adalah s
a. Jika kita ingin 'berjalan lebih intim', Anda harus memastikan keadaan benar-benar aman. Tidak ada pelayan yang menguping, tidak ada penjaga yang berpatroli terlalu dekat, dan
kan permainan, menempatkan bola di tangan Seraphina. Ia tidak hanya menawarkan kesenangan, tetapi juga menuntut jaminan kea
bagaimana cara menguji kesabaranku." Ia lalu mencondongkan tubuhnya lebih dekat, bisikannya nyaris tak terdengar. "Kau beruntung, Tuan Pengawal. Besok, suamiku, Lord Alaric, Gareth, dan beber
takan kau terlalu berharga untuk tugas berburu yang kasar. Dia tidak akan curiga, dia terlalu malas untuk memikirkan detailnya." Ia mengelus lembut lengan Rowan. "Jadi, Tuan Pe
tidak sabar." Ia tahu ini adalah kesempatan emas. Dengan Lord Alaric dan Gareth pergi, rumah bangsawan akan menjadi lebih mudah u
engan perlahan, tatapannya masih mengunci mata wanita itu. Ciuman itu bukan sekadar
engan gerakan halus, ia sedikit menarik gaun tidurnya ke bawah, memperlihatkan sedikit belahan dadanya ya
rak dan penuh janji. Ia berbalik, melangkah anggun kembali ke kam
di wajahnya semakin lebar. Malam itu, ia tidak hanya mendapatkan informasi berharga
ngkatan: Dr
eringkik tidak sabar, dan para pengawal serta pelayan mondar-mandir membawa perbekalan. Lord Alaric, dengan wajah mengantuk dan sedikit kesal,
keberadaan Lady Seraphina. Tidak lama kemudian, wanita itu muncul dari pintu utama, mengenakan gaun perjalanan yang eleg
ng, aku tidak suka kau pergi terlalu lama," kata Seraphina, nadanya terdengar manja namun juga s
engawal di sini. Dan Gareth akan meninggalkan beberapa orang terba
ic. Kami akan meninggalkan pengawal yang p
ti pada Rowan. Senyum tipis, penuh makna, terukir di bibirnya. I
nya mengunci tatapan Rowan dengan godaan yang tersembunyi. "Aku ingin kau yang menjagaku. Kau a
? Tapi, Seraphina, dia masih baru. Gareth but
tu tanpa senjata, bukan? Itu menunjukkan dia punya bakat yang unik. Dan aku merasa... nyaman dengannya. Aku ingin dia di sini. Aku tidak ingin merasa sendiri
sudah menginginkan sesuatu, terutama jika itu melibatkan kenyamanan pribadinya. "Baiklah, baiklah," katanya,
ur aduk antara rasa hormat dan sedikit kec
encana Seraphina berjalan sempurna. Ia kini memiliki kediaman yang rela
rahasia yang hanya mereka berdua pahami. "Jaga dirimu baik-baik, Alaric," katanya pada suaminya, lal
diaman Blackwood dalam keheningan yang aneh. Rowan berdiri di gerbang, mengamati hingga rombongan itu benar-benar
Ketegangan y
ggi yang menerangi. Suara angin berdesir pelan di balik tirai sutra, menciptakan melodi sunyi yang menambah keheningan. Rowan, yang sed
yan wanita terdengar dari luar, nadanya sedikit terengah. "Lady Seraphina me
a. Alasan yang terlalu jelas, namun sempurna. Ia mengang
an lavender yang biasanya samar kini terasa lebih kuat saat ia mendekati kamar Lady Seraphina.
" panggil Rowan,
enuh aroma bunga. Rowan melihat Lady Seraphina duduk di tepi ranjang berkanopi yang besar, punggungnya menghadap pintu. Gaun tidur sutra transparan berwarna gelap yan
isyarat agar Rowan masuk dan menutup pintu. "Kau datang, Tuan Pengawal
matanya menyapu ruangan, mencatat setiap detail, namun pandangannya tak bisa lepas dari siluet Seraphina. "Anda
Pengawal. Sesuatu yang terasa... dekat. Sesuatu yang membuatku merasa... rentan." Ia mencondongkan tubuh sedikit, belahan dadanya semakin terlihat jelas di
a langkah dari ranjang. "Dan Anda percaya say
phina, nadanya penuh godaan. Ia mengulurkan tangannya, mengundang. "Mendekatlah, Tuan Pengawal. Aku ingi
an yang lebih besar dari sekadar informasi. Sisi 'mesum' yang diajarkan Silas berdenyut, na
"Dengan senang hati, Lady Seraphina. Aku akan memastikan tidak a
nya yang tersarung. "Kau selalu membawa senjata... Apakah kau juga berbahaya di temp
ing yang dingin. Tubuh mereka kini sangat dekat, hanya terhalang oleh kain tipis gaun tidur Seraphina. "Itu tergantung seberap
ergeser dan memperlihatkan lebih banyak kulitnya yang putih mulus. Sebuah desahan kecil lolos dari bibirnya.
ekuk tubuhnya, lalu dengan sengaja dan kuat, ia mencengkeram pantatnya yang penuh dan bulat, menarik tubuh Seraphina lebih rapat ke ara
ahu Rowan. "Kau... kau benar-benar berbahaya,
n terukir di bibirnya. "Aku sudah memperi
aroma parfum bunga dan lilin ha
Gerakan itu lambat, provokatif, sebuah undangan yang tak terbantahkan. "Masih ragu, Pengawal? Atau kau hanya... pemalu?" Suaranya penuh tantangan, serak dengan hasrat, matanya berkilat nakal, menatap Rowan dengan hasrat yang membara. Ada nada putus asa yang samar di baliknya, sebuah kerinduan akan sesuatu yang telah lama hilang. Rowan menunduk, bibirnya menyentuh leher Seraphina, merasakan kehangatan kulitnya yang lembut. Ia menyesap sisa anggur yang menempel di kulitnya, membiarkan sensasi dingin anggur dan panas tubuh Seraphina bercampur. Tatapannya tak lepas dari mata Seraphina, sebuah permainan kekuasaan yang tak terucapkan, di mana setiap sentuhan adalah pernyataan. "Tidak ada yang kuragu, Nyonya... kecuali ketahanan Anda. Dan aku tida
seolah ia sedang menyerahkan dirinya pada arus yang tak bisa ia lawan. "Tunjukkan padaku, Pengawal. Tunjukkan padaku seberapa berbahayanya dirimu." Ia mengulurkan tangannya, jarinya menyentuh kemeja Rowan yang terbuka, perlahan menelusuri otot-otot dadanya, merasakan denyut jantungnya
payudara penuh dan puting yang sudah mengeras. Cahaya lilin menari di kulitnya yang putih, menyoroti setiap lekuk yang mengg
riknya kasar, hingga celananya tersingkap, memperlihatkan gairah yang sudah tak terbendung di balik kain tipis. Ia
liur bercampur anggur memenuhi mulut mereka, menambah intensitas sensasi. Rowan menciumnya dengan dominasi, menuntu
uh tubuh wanita itu. Seraphina melengkungkan punggungnya, sebuah lengkungan yang penuh gairah, mendesah keras saat sensasi itu
ah memegang kendali penuh. Namun, di balik semua itu, ia juga merasakan kepuasan yang aneh, sebuah koneksi yang lebih dala
yang membanjiri dirinya, sekaligus upaya untuk menahan diri dari dorongan untuk menarik Rowan lebih dalam. Suaranya adalah campuran antara protes yang lemah dan desahan yang penuh hasrat, sebuah pengakuan bahwa ia telah kalah dalam permainan ini. Rowan memasukkan dua jari ke dalam, gerakan yang halus namun tegas, mencari dan melengkungkan mereka untuk menemukan titik G-nya, sebuah area yang sangat sensitif. Pada saat yang sama, ia terus menghisap klitoris dengan lidahnya, menciptakan dua sumber kenikmatan yang memba
ti dari wanita ini, memecah setiap pertahanan yang ia miliki. Rasa kemenangan membanjiri dirinya, bukan hanya karena kesenangan yang ia berikan, t
rd Alaric... dia punya banyak koneksi dengan keluarga Vortigern, bukan?" Ia sengaja menyebutkan nama itu, melihat reaksi Seraphina. Seraphina mengernyitkan dahi, gairah di matanya sedikit meredup digantikan oleh kebingungan dan sedikit kewaspadaan. "Vortigern? Apa... apa hubungannya dengan ini?" Suaranya masih lemah, terpengaruh oleh kenikmatan yang baru saja ia alami. Rowan tersenyum dingin. "Semuanya, Nyonya. Semuanya saling berhubungan. Anda ingin saya memuaskan dahaga Anda, bukan? Saya bisa melakukannya. Lebih dari yang pernah Anda bayangkan. Tapi saya juga haus, Lady Seraphina. Haus akan informasi. Informasi tentang Vortigern. Tentang apa yang mereka rencanakan. Tentang setiap detail kecil yang mungkin Anda dengar dari suami Anda, atau dari tamu-tamu mereka." Ia kembali menunduk,
s sepenuhnya. Ia menatap mata Seraphina, memastikan wanita itu melihat setiap niatnya, se
rlahan, membiarkan wanita itu merasakan setiap inci dominasinya. Kemudian, tanpa peringatan, ia bergerak cepat d
anda keputusasaan yang penuh gairah. Namun, Rowan tersenyum sadis, senyum yang menunjukkan ia menikmati setiap perl
rak dan gelap, bibirnya menyentuh telinga Seraphina. "Dan setiap jerit
at Rowan terus mendominasi. Tubuhnya melengkung, matanya terpejam, dan ia mencengker
ebuah jeritan panjang dan penuh gairah lolos dari bibir Seraphina, memenuhi kamar. Tubuhnya
kini terbaring lemah. Senyum puas masih terukir di
a-kaca menatap langit-langit, lalu perlahan beralih ke Rowan, ada campuran kekalahan, kekaguman,
u... aku akan memberitahumu apa pun. Tapi... jangan berhenti." Ada nada memohon dalam suar
ranya rendah dan penuh otoritas. "Aku ingin tahu tentang pertemuan-pertemuan rahasia Lord Alaric. Siapa yang dia temui d
enikmatan. "Alaric... dia sering bertemu dengan Lord Valerius di ruang kerja pribadinya
owan, mencondongkan tubuh
kirim ke kastil Vortigern. Untuk ritual mereka. Alaric menyebutnya 'persembahan untuk Jantung Dunia yang Tertidur'." Ia menggigil. "Dia juga sering menerima
kumen itu?" tanya R
ragu. "Dia pikir tidak ada yang tahu. Kunci brankasnya... dia selalu me
harga daripada yang ia duga. "Dan 'Jantung Dunia yan
kuno yang bisa menghancurkan dunia. Dia bilang Vortigern ingin menggunakannya untuk menguasai segalanya. Dia juga menyebutkan tentang 'penjaga' yang meli
yut. Darah bangsawan. Keluarg
sak Rowan, sua
u tentang jaringan mata-mata Vortigern di kota ini. Tentang kelemahan-kelemahan mereka. Tapi... aku butuh lebih." Ia mengulurkan tangannya
memberikan kesenangan yang Seraphina inginkan, dan sebagai gan