kemudian dia membaringkan diri telentang di sampingku,
puas, Mas," keluhku menggerutu. "Aku bahkan belum
aja ya, Dek? Aku mau tidur dulu
ini," gerutuku yang memang nggak pernah merasaka
r nggak kuat lagi. Sudah dua tahun menikah, tapi aku nggak pernah merasakan puasn
ntor banyak banget hari ini," ucap Mas
as. Enak di kamu, tapi nggak enak di aku. Emangnya cuma kamu doa
, Mas Agung hanya
alan lanjut ronde dua. Tapi b
n kekesalan yang menumpuk di hati, aku menyingkirkan tangan Mas Agung dari perutku, lalu bangkit dengan mengenak
man Mas Agung, ya? Biar dia kuat dan perkasa. Su
sakan bagaimana rasanya klimaks. Jangankan klimaks, merasakan kejantanan Mas Agung saat mengobrak abrik
g yang memang punya kelainan, yaitu ejakulasi dini. Yang jela
Agung yang sudah duduk sambil bersandar di sandaran kepala tempat tidur. Tapi karena
Mas Agung merayap di punggungku yang memang terbuka, se
lakang leherku, lalu berjalan ke belakang
as Agung nggak akan bisa memuaskanku, jadi lebih
dari luar sarung. Dia meremas bergantian payudaraku yang memang berukuran besar.
Aku hanya bisa memaki. Karena aku yakin, aku
ak tangannya yang hangat dan besar langsung bersentuhan dengan kulitku. Mas Agung memainkan putingku dengan mencubit dan memelintirnya
liarnya. Perlahan, aku juga merasa
sambil menahan tanganny
di belakang leherku. "Kenapa, Dek? Bukannya kamu mau aku p
u cuma kamu yang
k. Aku janji, kali ini ak
s Agung kembali meremas da
nepati, Mas," ucapku yang sudah tahu akan b
embalikkan tubuhku hingga telentang. Sebelum aku sempat prot
memasukkan lidahnya ke mulutku dan memainkannya di dalam mulutku. Walau begitu, aku yang sudah
ku menghirup oksigen, Mas Agung mengulum putingku. Lidahnya menari di putingku, sesekali Mas Agung menyedotnya seper
ak seperti biasanya, tubuhku bahkan sampai terlonjak dengan apa yang dilakukan Mas Agung. Bahkan ke
. Meski bukan kejantanannya, tapi aku menggelinjang keenakan. Aku dapat m
ar-bena
Mas Agung yang memasukkan jarinya ke dalam kewanitaanku. Sebab selama ini Mas Agung nggak pernah melakuka
?" tanya Mas Agung di se
tanpa sadar menggerakkan pinggulku, sup
ngan bohon
s. Enak
ang sedikit saja, Mas Agung sudah memasukkan kejantanannya ke kewanitaanku, dan kalau sudah begitu, walau aku sudah mulai te
anpa sadar, aku meremas rambut Mas Agung untuk menyalurkan rasa nikmatnya. Rasa nikmat akibat gerakan
biasa, Mas Agung tiba-tiba menghentikan aksinya.
dengan senyum leba
al. Tapi Mas Agu
tanannya yang sudah keras. Hangat kejantanan Mas Agung terasa di