terlihat jelas. Mas Agung kembali menjilati kewanitaanku sebentar, lalu setelah itu dia memasukkan
nannya ke lubangku, tapi kali ini sensasinya benar-benar berbeda. Padahal ukuran kejantan
a semakin cepat. Bahkan benturan pangkal paha kami terdengar. Tubuhku juga bahka
ela desahanku. Aku menggigit bibir b
as Agung merem
ng nggak berakhir. Aku nggak tahu berapa lama kami berhubungan badan, tapi yang jel
nku yang cepat saat Mas Agung semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Ba
panjang saat menekan penuh kejantanannya dalam lubang kewani
kan diri di sampingku. Aku masih menikmati pelepasanku dengan mata
panku. Senyum lebar menghiasi wajahnya. Lalu dia membawaku dalam dekap
kasih udah menepati janjimu untu
juga seneng. Aku tahu, selama ini aku belum bisa memuaskanmu
"Mas, apa kamu pakai obat kuat?" tanyaku yang sejak kemarin penasaran dengan Mas A
a menunjukkan keheranan. "Nggak.
ja, Mas. Sejak kemarin kamu jauh
" Mas Agung mengangkat tangannya denga
kamu bisa tiba-tib
ari yang lalu ada temen kantorku yang bilang, katanya, kalau mau kuat saat melayani istri, harus berhubungan badan dulu sebelum tidur beberapa waktu, setelah itu bangun. Alasannya karena tidur s
s Agung langsung tidur pulas. Walau aku m
emeluk erat Mas Agung. Walau penjelasannya sulit diterima akal, tapi aku berusa
nggak pernah bisa memuaskanmu. Karena itu, aku berusaha mencari cara buat bisa
asih ban
sama,
angun, waktu sudah pukul lima pagi. Aku menatap Mas Agung yang tidur
n. Tepat pukul setengah tujuh pagi, Mas Agung memasuki dapu
da Mas Agung yang duduk di kursi meja makan. K
il. "Aku nggak apa-apa, Dek. Cuma aga
salah menghantuiku. Apa mungkin Mas Agu
i, Mas. Takutnya nanti kamu sakit kalau maksa masuk ker
ku buat nemenin dia ketemu sama beberapa kl
pelan. Aku benar-be
alau gitu ka
a sepi. Mas Agung nggak banyak bicara seperti
sung berangkat ker
jalan, Mas.
gku sebelum memasuki mobil, menjala
a aku terlalu egois karena meminta Mas Agung memuaskanku juga saat kam
uga melihat dia kecapekan begitu. Aku juga nggak mau Mas Agung sakit karena kecapekan kerja
a minum jamu herbal dibandingkan minum obat-obatan kalau nggak enak badan atau sakit. Mungkin karena orang tua
kuyu dan lelah banget. Langsung saja aku menyuguhkan jamu pada Ma
a kasi
gan senyum kecil. "Kamu mandi
an malam, Mas Agung menceritakan pekerjaannya hari ini. Mas Agung cerita kalau hari ini perusahaannya kembal
di sana sampai proyek selesai. Dan estimasi waktu selesainya k
Mana sanggup aku berpisah selama itu sama Mas Agung. Tapi, kalau