n pemanasan selama ini, tiba-tiba dilakukan. Tapi aku nggak bisa bohong, kalau apa yang Mas Agung lakukan ka
lebar kedua pahaku. Mas Agung menggosok pelan kejantanannya sebelum menggesek-gesekkannya di kewanitaanku. Sesekali Mas Agung memukulkan
ubuhnya ke arahku hingga membuat kakiku tertekuk. Perlahan, Mas Agung menggerakkan pinggulnya. Keni
a Mas Agung tanpa menghen
Terus, Mas," pintaku yan
an badan seenak ini. Aku merasa melayang. Nggak menyang
Mas Agung menciumku, membuat desahanku teredam. Tapi ciuman Mas Agung nggak berlangsung lam
desahanku. Mataku merem melek menikmati surga dunia ini. Aku berhara
saat bermain, membuatku nggak terlalu banyak berharap. Tap
u memberi tahu Mas Agung di sela-sela desahanku. Kenikmat
n ajahhh... jangan ditahan, ahhh...," jawab Mas Agung sa
ingga akhirnya aku mendesah panjang saat merasakan sesuatu seperti keluar dari dalam diriku. Seketika
rasakan berangsur-angsur berkurang. Wala
ng yang menatapku.
bisa nahan kencing," u
an kencing, Sayang. Tapi tadi itu, kamu squirt. Emang ka
at luar biasa. Seandainya saja aku bisa merasakan kenikm
pertama kalinya aku klimaks. Ternyata enak banget,
rlebihan, tapi memang itula
ya. Mas Agung menciumku dalam dan basah. Kedua tangannya bermain di payudaraku, m
pat di mata. "Mau merasakan klimaks lagi ngga
bicara? Dia beneran ingi
ang ternyata masih di dalam diriku bergerak keluar masuk. Sisa kenikmatan yang belum benar-be
t ingin. Tapi, apakah Mas Agung benar-benar akan melakukannya? Sebab, biasanya
, Dek," ucap Mas Agung yang membuatku sukses terbelalak. Tap
dia menggerakkan pinggulnya lagi. Dalam posisi ini, aku merasakan kejantanan Mas Agung terasa besar dan mem
ni Mas Agung benar-benar perkasa. Apakah dia
ali mencapai puncak kenikmatan bercinta. Aku nggak tahu jam berapa kegiatan pana
m tadi. Terbukti Mas Agung yang nggak terusik saat aku mencium keningnya dan bangkit
epat setelah aku selesai masak, Mas Agung memasuki dapur dengan pakaian
g, maa
ucapan Mas Agung. Aku tahu, ini bukan salah Mas Agung
minta maaf, Sayang.
lupakan dan makan sarapanmu, Mas. Nanti kamu terlambat pergi ke kantor," ucap
"Lain kali aku nggak akan meng
lewat. Lebih baik kamu sarapan, nanti kamu ter
rangkat. Aku mengantarnya hingga depan rumah. Memang sudah menjadi
ya. Tapi, aku merasakan kekecewaan. Rasa nikmatnya berhubungan badan yang diberikan Mas Agung kem
begitu saja. Bahkan sampai mengeluarkan dengkuran halus. Aku hanya bisa m
bisa tahan lama dan membuatku klimaks berkali-kali. Buktinya sek
dikit pegal, langsung ikut tidur tanpa membersihkan diri. Tapi, saat aku hampir terlelap, Mas Ag
," ucapku pelan t
erkali-kali, cukup sekali. Itu sudah lebih dari cukup buatku. Tapi kalau cuma dia saja yang puas, aku ngg
Mas Agung meraih tanganku dan membawanya ke kejantanannya yang ternya
an membangkitkan rasa keinginanku untuk bercinta
ena Mas Agung yang mulai menciumi belakang leherku. Sayangnya aku nggak bisa menahan nafsu birahiku untuk n