ikit terdengar manja. "Aku janji, aku akan buat
akku dengan sedikit tegas. B
pikiranku. "Maafkan aku ya, Sayang. Tadi aku capek banget, makanya langsung ketiduran. Tadi siang di kan
banget. Ada proyek besar yang dimenangkan perusahaannya. Mas Agung bekerja di perusahaan konstruksi, di mana
k. Tangannya bermain di kedua payudaraku. "Aku ja
nggak tega terus menerus m
abku deng
hingga menyentuh lidahku. Dia menggerakkan lidahnya, seolah-olah mengajakku untuk ikut mengge
aja. Sehingga wajar kalau aku merasa kaku. Tapi, aku merasa aneh dengan Mas Agung, dia solah-olah sudah terbiasa mel
s. Mas Agung melepas ciuman kami, lalu dengan perlahan menciumi dagu, leher, dan turun ke bawah hingga ke dadaku. Dikulumnya payudaraku ya
embusungkan dada, seperti meminta Mas Agung melakukannya lagi dan lagi. Dan seperti tahu isi kep
anku dan membawa tanganku ke kejantanannya. "Tolong mai
ng, mengetahui itu, Mas Agung menggunakan air liurnya untuk membasahi kejantanannya agar
. Kewanitaanku yang sudah berkedut sejak tadi, semakin berkedut hebat seiring Mas Agung menggesekkan tangannya di kewanitaanku. Aku da
mampu menahan kenikmatan yang diberikan
Mas Agung pun kini masuk ke dalam lubang kewanitaanku. Dengan perlahan, Mas Agung menggerak
u kembali lolos di s
anku, membuatku menggelinjang akibat nikmat yang menjalar di seluru
nku. Dia juga melepaskan ciumannya, sehingga aku bisa
cup bibirku sebelum bangkit dari berbaringnya. Mas Agung mer
nah sekali pun Mas Agung melihat kewanitaanku seperti ini. Tentu saja apa yang dilakukan Mas Agung ini membuatku malu. Bers
u. Sebab aku agak risih kalau bulu kemaluanku te
lan. "Punyamu cantik, Dek. Mekar seperti mawa
tu, Mas," pintaku ya
? Kamu malu, ya?" tanyanya, senyu
ihkan pandanganku ke segala a
u, Dek? Aku ini kan suamimu, wajar dong ka
ebar kencang. Entah kenapa aku sanga
. Mas Agung menekan-nekan kewanitaanku sebentar sebelum membuka b
u terkejut saat Mas Agung menundukkan
. Matanya terpejam, seolah-ola
gung tanpa mengangkat kepalanya dari selangkanganku, mengab
ku kembali saat merasakan lidah hang
siapkan kamu sebelum ke permainan inti, Dek. Kamu santai dan nikmatin aja, ya.
pku yang agak risih karena
iasa. Tapi, aku nggak bisa berbohong kalau aku sebenarnya sangat menikmatinya juga. Wala
, Dek. Sudahlah, kamu diam aja dan nikmati layananku
an napas Mas Agung di dekat kemaluanku. Tangan Mas Agung menyibak belahan dagi
ku pun perlahan mulai berkedut. Ini benar-benar pengalaman pertamaku, dan ini benar-benar nikmat! Apalagi saat Mas Agung m
anya Mas Agung di sela-se
hhh...," desahanku pun l
jilati, sesekali Mas Agung menggigit ringan daging kecil
an seluruh tubuhku tegang dengan kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuh. Dan nggak bera
au keluar, Mas, ah ah ah," desahku semakin
mencapai klimaks keduaku. Napa
arena kenikmatan yang berkepanjangan. Setelah beberapa lama, Mas Agung menegakkan tubuh
, Sayan
tertahan karena masih menikmati sisa-sisa pe
leherku sepuasnya. Tangan Mas Agung meraih tanganku dan membawa tanganku ke
tubuhnya, membuat kejantanannya lepas dari t