ng tua dan adiknya. Lalu ada seorang lelaki paruh baya berkacamata yang katanya t
n di depannya. Ketika orang tuanya memperkenalkan gadis itu sebagai Aurora, Angka
bagi Angkasa. Namun ia cukup terganggu dengan sepasang mata bulat yang tak henti menatapnya dengan bina
asa cukup menga
ggol siku Angkasa. Pemuda itu mengangkat pandangannya yang
utnya lebih memerlukan perhatian daripada ce
Angkasa mendecih dalam hati. Kalau diperhatikan, cewek itu bahkan tidak menghabiskan seperempat dari makanannya. "Lo Angkasa,
setipe Aurora adalah salah satu hal ya
a membalasnya deng
nama gu
a mata Angkasa refleks memutar malas men
epuk tangan ke
lo alih-alih terus mengoceh hal yang gak
ahal baginya, ini kesempatan emas mengajak lelaki bernama Angkasa itu mengobrol. Dari awal Au
ya berlangsung untuk beberapa saat sebelum
u?" suara berat Felix, lelaki paruh baya yang merupakan ayah Aurora, be
at Angkasa menger
li ke piring. Dahinya mengernyit samar. Obrolan random maca
an mungkin akan saling suka kalau sudah kenalan nanti," balas Felix lagi. Nadany
gan serius. Ia tidak bisa menjawabnya. Ini pasti bercanda, kan? Mata gelapnya beralih memand
ambil bertepuk tangan kecil memandangi anaknya dan Aurora bergantian. Mata Angkasa semakin membulat t
menyebalkan. Sekaligus juga raut kebingungan yang terpeta pada guratan ekspresi Aurora. Sep
M
irkan, apalagi dengan Aurora. She's the cutest girl for you.
a. Pertunangan ataupun perjodohan atau apapun istilahnya -persetan! Ang
ua SMP! Mana ada yang udah
terlalu terbebani dengan perjodohan ini. Jalani saja keseharian kamu s
ng yang bahkan baru dikenalkan malam ini?" Angkasa menatap berani pada semua orang yang ada di meja makan itu. Lalu
t gugup. Pandangan Angkasa terasa mengulitinya dengan galak sehingga nya
ang kini menampilkan raut keruh dan kesal. "Bilang kalau lo juga nggak setuju dengan
buka mulut
ngkasa hormati itu berdiri dan berjalan menjauh dari meja makan dengan diam. Mata Angkasa terpejam beber
pertunangan bukan hal yang main-main dan bisa dijalani seperti biasa. Dengan dada
bahwa dia memang tidak setuju dengan ide gila ini
asti akan mengerti. Dan ingatlah bahwa kami akan selalu berterimakasi
at sulit dimengerti. Bahkan jika Papa beri alasan ter
elucon ini. Takdir seperti apa yang sedang Tuhan rencanakan deng
tak hentinya lepas
akan mudah. Usia anaknya bahkan masih tergolong belia. Tetapi selalu ada alasan dalam
a Mama dan Papa, kan?" Arthur bertanya sekaligus mencoba memberikan pengertian kepa
rasanya ini tidak benar? Angkasa merasa terjebak dalam skenario saat ini. Ini masih terlalu berat. Ha
i Pa
kamu dan Aurora adalah permohonan kami, para orang dewasa yang terlalu bi
elumnya. Dengan terpaksa ia menerima perjodohan dan berganti status sebagai tunangan seorang gadis yang tampak merepotkan. Aurora, huh? Arti da
an warna-warna indah yang membawa nuansa cerah, atau A