Lingka
4 – Lantai
ngah kebingungan. Angin malam menyapu rambutnya yang sedikit beraemakai pakaian hitam seperti tadi, tapi jiwanya seperti ditan
um t
lembut memoto
a. Tante Jessy. Rambutnya kini digerai, mengenakan gaun tidur tipis berw
erti tentara," katany
n. "Maaf, Tante. Sa
ngkahnya seperti tarikan benang
ta seusia aku, atau... belum perna
Tapi wajahnya cuku
u tahu, banyak laki-laki yang rela membayar hanya untuk melihatku
kikuk. Tangannya meng
sinya. "Duduk sini. Tenang saja
a bisa mencium aroma tubuh Jessy aroma yang mahal, manis, ta
memastikan sesuat
aik pelan ke bahunya. Lembut, tapi mengandu
mu masih
enatap
gus. Tapi kalau kamu terlal
tuh kancing kemeja Putra
mata. Ingin kab
sik Jessy. "Tapi kalau kamu diam..
angannya di dada Putra, me
ilatih. Tapi pot
bukan seperti wanita yang sedang menggoda, tapi seperti seseo
lagi, Putra. Kamu sudah dilihat. Sudah d
membenarkan tal
lesai. Tapi ma
bisu, dengan dada yang terbuka dan perasaan yang mul
ila itu tidak sep
engah. Hanya suara sendok yang menyentuh cangkir dan percik
ih dan celana bahan yang disiapkan oleh pelayan. Tubuhnya masih teras
dan Jessy. Kelimanya tampak tenang, tapi dari cara mereka sal
"Menurutku, dia cocok dipegang Jessy dulu. Anak ini
ia kita tidak mengenal lembut. Yang ia but
tap menatap Putra. "Ah, kalian ini s
Mereka membicarakanny
tinggal di sini?
dak. Kamu akan ditempatkan dan dijadw
kenalkan secara formal ke 'lingkaran dalam'. Di sana, kamu
," tambah Jessy lembut. "Kalau kamu menolak
engangg
suara-suara mul
argaku? atau apa ini jalan yang sedang
tup percakapan de
u dari kami. Bukan karena kami memaksam
– Kamar Ta
kotak hitam di atas meja kecil. Isinya ponsel baru, k
utra. Tapi kini
s: Aktif. Tanggal
lu sebuah pesan masuk hanya sat
rima undangan pertamamu. S
enggam pons
gi pemuda miskin yang butuh uang. Tapi lelaki mud
ah rumah bergaya k
ampak biasa, tapi dua kamera tersembunyi menatapnya dari sisi ata
tergenggam notifikas
tuk malam ini. Lokasi ter
endengar namanya disebut-sebut sebagai salah satu tan
etuk pintu
emudian, pintu t
u, wangi bunga melati, dan musik klasik dari spe
, Put
gaun tidur satin biru keabu-abuan. Rambutnya digelung rapi, dengan seun
pelan. "Jangan m
u. Jantungnya berdetak tak karuan. Dala
Kalau kamu tidak bisa menunjukkan kend
7 – Kamar
aripada kamar biasa. Lampu bohlam gantung remang. So
yalakan rokok tipisnya. "Kamu du
duk. Teg
pa us
1
idur deng
m sejenak. "
ki yang merasa tahu segalanya. Malam ini, k
idak menjatuhkannya. Ia hanya memperlihatkan pund
ucapnya sambil berjalan mendekat. "Tapi untuk dijin
ru. Tapi penuh kendali. Ujung jarinya menekan titik
bisiknya. "Tapi tu
Detak jantungnya men
lipisnya. Lalu b
buka mata
"Tidak, Sayang. Aku tidak menyentuh brondong mentah. Aku mendidik m
s wine-nya, lalu
Pola makan diatur. Waktu tidur dijadwalkan. Kamu akan belajar
Antara lega dan...
n ingat wanita bisa jatuh cinta. Tapi kami
uk. "Terima
tak me
a tahu, malam itu dia lulus. Dan pelan-pelan, ia mulai keh
m Pe
rk