- Gale
sambil berkata pelan, "Dia bisa kuat dua ronde. Tapi a
li ke rudal si brondong yang kini digenggam Jessy. B
i jiwanya menolak. Ini buk
lik ke kamar, Tant
n kali, Sayang. Tapi ingat... kamu sudah melihat. Da
ngkah cepat. Tapi suara tawa rendah dan hentakan ranjang
nempel ke dinding. Lututnya diteku
te Jessy. Tawaran main bertig
unia yang har
lebih keras bukan sekadar daging ta
itu, Put
keadaan. Tapi calon pria liar... yang s
– Lantai Dua
a dengan sempurna. Wajahnya diam, tapi matanya berkaca-kaca. Adegan semalam di kamar Tante Jessy masih me
a ini, banyak hal yang mengubah dirinya. Tapi malam tadi... membuatnya sadar b
eh. Madame Aruna mendekat, mengenakan blazer sutra panjang deng
tegas," katanya pada fotograf
Aruna. Tema pemotretannya bukan tentang parfum... tapi sensualitas yang tak terucap. T
a. "Wajahmu jangan kosong, tapi juga jangan terla
utra tidak bergerak. Tapi dalam hat
sekali kamu melihat... ka
Tapi sebagai lukisan hidup. Sebagai bukti bahw
ar suara langkah ringan dan pintu terbuka. Ia mengenakan cel
nku," ucap seorang gadis denga
ikal sebahu, mengenakan kaos putih longgar yang disobek di bagian pingga
pi Zea tetap berdiri di luar. "Anak angkatnya Mama Aruna,"
" jawab Put
. Kamu hadiah baru. Mainan mah
gkan mata. "A
ukan yang pertama berdiri di ruangan ini dengan tatapan bingung. Semua cowok di sini pe
"Kalau kamu tahu semua ini,
ggal di rumah Mama Aruna. Aku tahu cara sistem ini beker
ari balik tirai. "Lalu
modelmu. Suka nggak suka,
mendekat, lalu berhenti
siapa pun di dunia ini. Mereka nggak akan menatap kamu
ya dalam. Zea
iselamatkan. Tapi jiw
fer untuk berpose intim tapi artistik. Tangan Zea melingka
seperti papan
ena aku belum terbiasa dipeluk wa
. "Santai saja. Ini cuma pekerjaan. A
empurna. Dalam diamnya, ia tahu gadis ini berbeda. Tidak sepe
berganti pakaian empat kali, berpindah dari ruang
uk di pojok, membuk
berhenti kapan saja,"
amu tahu jalan keluar, k
sih punya tujuan. Kamu? Kamu b
Zea tidak terdengar jahat
berubah. Nggak sadar. Sampai satu hari.
a bertanya siapa yang sebenarnya lebih bebas? Dia
- Balkon G
duduk di pagar balkon, rokok menyala di jari meski dia jarang merokok. Tangannya gemetar,
otol minum dari dalam. Ia menyerahkan satu ke Put
kayak kamu yang aku lihat dat
man di tangannya.
ng jadi salah s
a, "Aku cuma butuh uang
i tempat ini nggak peduli alasan. Yang m
rahnya. "Kamu kena
Zea berdiri, menyen
n pintu yang bisa kamu buka terus ditutup lagi.
nya lekat-lek
banyak. Dan sistem ini tidak suka k
n detak jantungnya berdetak lebih keras. Dunia in
i jangan kelamaan. Karena nanti... kamu nggak sadar ka
dengan langit yang semakin gelap dan kata-k
, aku tahu jalan. Tapi
benar-benar takut. Bukan pada dunia. Tapi pada
– Lantai Tig
ridor galeri yang gelap dan sepi membuatnya masuk ke ruangan a
pintu setengah terbuka yang tert
ia langsung menyesal.
mengenakan kemeja sutra longgar dan rok tinggi yang membelah sampai paha. Di depannya berdiri se
sa tahan selama sepuluh menit tanpa menyentuhku, kamu belum
k sanggup masuk.
am. Tapi tubuhnya memberontak. Rh tiba-tiba. Mat
. "Kalau kamu sudah melihat, tak a
r. Kepalanya berdenyu
aru. Tapi dia belum siap dikendalikan. Mungkin kamu bisa beri
tinya tahu... sekali ia ikut masuk, dia akan be
angan, wajahnya tertutu
anya memajang tubuh. Tapi mem
tra tak tahu lagi mana yang masih murni dari d
m Pe
rk