img Arisan Brondong  /  Bab 4 Galeri Aruna | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Galeri Aruna

Jumlah Kata:1506    |    Dirilis Pada: 30/05/2025

- Gale

sambil berkata pelan, "Dia bisa kuat dua ronde. Tapi a

li ke rudal si brondong yang kini digenggam Jessy. B

i jiwanya menolak. Ini buk

lik ke kamar, Tant

n kali, Sayang. Tapi ingat... kamu sudah melihat. Da

ngkah cepat. Tapi suara tawa rendah dan hentakan ranjang

nempel ke dinding. Lututnya diteku

te Jessy. Tawaran main bertig

unia yang har

lebih keras bukan sekadar daging ta

itu, Put

keadaan. Tapi calon pria liar... yang s

– Lantai Dua

a dengan sempurna. Wajahnya diam, tapi matanya berkaca-kaca. Adegan semalam di kamar Tante Jessy masih me

a ini, banyak hal yang mengubah dirinya. Tapi malam tadi... membuatnya sadar b

eh. Madame Aruna mendekat, mengenakan blazer sutra panjang deng

tegas," katanya pada fotograf

Aruna. Tema pemotretannya bukan tentang parfum... tapi sensualitas yang tak terucap. T

a. "Wajahmu jangan kosong, tapi juga jangan terla

utra tidak bergerak. Tapi dalam hat

sekali kamu melihat... ka

Tapi sebagai lukisan hidup. Sebagai bukti bahw

ar suara langkah ringan dan pintu terbuka. Ia mengenakan cel

nku," ucap seorang gadis denga

ikal sebahu, mengenakan kaos putih longgar yang disobek di bagian pingga

pi Zea tetap berdiri di luar. "Anak angkatnya Mama Aruna,"

" jawab Put

. Kamu hadiah baru. Mainan mah

gkan mata. "A

ukan yang pertama berdiri di ruangan ini dengan tatapan bingung. Semua cowok di sini pe

"Kalau kamu tahu semua ini,

ggal di rumah Mama Aruna. Aku tahu cara sistem ini beker

ari balik tirai. "Lalu

modelmu. Suka nggak suka,

mendekat, lalu berhenti

siapa pun di dunia ini. Mereka nggak akan menatap kamu

ya dalam. Zea

iselamatkan. Tapi jiw

fer untuk berpose intim tapi artistik. Tangan Zea melingka

seperti papan

ena aku belum terbiasa dipeluk wa

. "Santai saja. Ini cuma pekerjaan. A

empurna. Dalam diamnya, ia tahu gadis ini berbeda. Tidak sepe

berganti pakaian empat kali, berpindah dari ruang

uk di pojok, membuk

berhenti kapan saja,"

amu tahu jalan keluar, k

sih punya tujuan. Kamu? Kamu b

Zea tidak terdengar jahat

berubah. Nggak sadar. Sampai satu hari.

a bertanya siapa yang sebenarnya lebih bebas? Dia

- Balkon G

duduk di pagar balkon, rokok menyala di jari meski dia jarang merokok. Tangannya gemetar,

otol minum dari dalam. Ia menyerahkan satu ke Put

kayak kamu yang aku lihat dat

man di tangannya.

ng jadi salah s

a, "Aku cuma butuh uang

i tempat ini nggak peduli alasan. Yang m

rahnya. "Kamu kena

Zea berdiri, menyen

n pintu yang bisa kamu buka terus ditutup lagi.

nya lekat-lek

banyak. Dan sistem ini tidak suka k

n detak jantungnya berdetak lebih keras. Dunia in

i jangan kelamaan. Karena nanti... kamu nggak sadar ka

dengan langit yang semakin gelap dan kata-k

, aku tahu jalan. Tapi

benar-benar takut. Bukan pada dunia. Tapi pada

– Lantai Tig

ridor galeri yang gelap dan sepi membuatnya masuk ke ruangan a

pintu setengah terbuka yang tert

ia langsung menyesal.

mengenakan kemeja sutra longgar dan rok tinggi yang membelah sampai paha. Di depannya berdiri se

sa tahan selama sepuluh menit tanpa menyentuhku, kamu belum

k sanggup masuk.

am. Tapi tubuhnya memberontak. R

h tiba-tiba. Mat

. "Kalau kamu sudah melihat, tak a

r. Kepalanya berdenyu

aru. Tapi dia belum siap dikendalikan. Mungkin kamu bisa beri

tinya tahu... sekali ia ikut masuk, dia akan be

angan, wajahnya tertutu

anya memajang tubuh. Tapi mem

tra tak tahu lagi mana yang masih murni dari d

m Pe

rk

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY