pesta keluarga Hale masih bergemuruh di dalam. Namun, perhatiannya sepenuhnya tertuju pad
tak berniat menguping, tapi suara perdebatan mereka terlalu jelas untuk diabaikan. Su
tara nada keras dan sikap Claire yang dingin, Vania merasakan sesuatu mengaduk dalam hatiny
bastian yang tertunduk. Bahunya turun naik perlahan, seperti sedang menahan be
hirnya b
lembut, lalu melangkah k
endongak ka
raguan yang muncul sejenak dalam pikirannya, dan sebelum Sebastian
membalas pelukannya, t
n bergetar. "Maafkan aku, Sebastian. Aku tak pernah berniat
an salahmu, Vania. Claire... dia memang se
itu. "Tapi aku yang seharusnya menjaga jarak. Aku... terlalu t
ecil lagi. Tapi sikapnya... seolah-olah dunia harus selalu berpihak padanya. Dia
idak aman. Aku tahu aku tak punya hak berbicara, tapi
"Aku hanya mengobrol denganmu. Apakah itu dosa? Apakah aku t
engan lembut. "Hei, tenang... Aku
nunduk. "Aku
" jawab Va
diri. "Aku sungguh minta maaf. Aku tak mau kau terluka. Kau p
aat, lalu tanpa banyak pikir, ia mengangkat tangan
an menangis.
nya, matanya menatap dalam ke wajah Vania. Sent
jauh dari sana, tersembunyi di balik tiang balkon, menyaksikan semua ituai
arena ia lupa meletakkan gelang warisan nenek yang tadi dilepasnya untuk mencuci tangan di dalam. Ta
hat bukan hanya pelukan. Bukan hanya air mata Vania. Tapi tangan suaminya-yang selama
seperti
idak membuat kegaduhan. Ia harus kuat. Ia harus tetap tenang. Tapi bagaimana bisa tenang
sta. Tapi kali ini, wajahnya tidak menunjukkan keterpaksaan. W
-
mulai merasa tak nyaman. Ia sadar, ini... salah. Tapi entah mengapa, ha
ania, "apa kau... ba
tian terdiam. Ia ingin menja
itu. Ia menarik napas. "M
uk pelan. "Aku harus mas
Aku juga. Aku akan
Vania di balkon. Tapi begitu ia masuk ke ruangan
dak terlihat di
matanya tertuju pada panggung kecil tempat neneknya duduk dikelilingi cucu dan ci
n berbincang dengan Devon, bahkan sesekali menyentuh leng
... dada Sebasti
hampiri mereka. "Clair
um itu tetap di wajahnya,
cuma berbincang dengan Devon. Kami sedang
otak tajam. Aku tak heran kau bisa
Sebastian sebentar. "Sebagian orang
n mata. "Claire, bis
a Devon. "Maaf, aku
dari kerumunan, ke sisi
itu di depan orang?" tanya
Sebastian. Kalau kau bisa bersikap manis di balko
n mengeras. "K
n yang pernah kulakukan... aku tak pernah sele
dak seperti anak kecil, Claire. Ini bu
ranya menusuk. "Tapi kalau kau ingin tahu siapa ya
terpaku di tengah keramaian. Tapi sebelum benar-benar menja
ebastian. Karena mulai malam ini