mengusirnya dengan kasar. Dia sekali lagi menarik napa
awaban. Nara kembali mengetuk pintu
eru suara Jaden terdengar b
ng dan minum obatmu," Nara akhirnya
k mau diganggu. Kamu pergi
u tampak cemas. "Ren, Jaden kenapa
ista juga mengatakan akan sekalian liburan. Barcelona, kan tempat yang sangat ingin didatangi oleh nona Kalista jika nanti menikah dengan
Kalista, tapi ternyata wanita itu tidak bisa
enek tau tidak jika aku tid
ndengar ucapan Reno. "
eorang pria, dan mereka bergandengan sangat mesra
eno?" tanya Nen
tuan Jaden tidak akan percaya, tapi saat ingin memberitahunya, kecelakaan itu menimpa tuan Jaden. Kalau begini aku kad
apa saat ini. "Tapi cucuku sa
at!" Reno tiba-tiba terkejut melihat Nara yang ma
kejut melihat hal itu
k tau
aku merasa Nara orang yang tepat untuk menan
ia berdoa dalam hatinya semoga J
a membawakan makan si
seketika membalikkan kursi rodan
tuk masuk ke dalam kamarku?"
akanan di atas meja dan dia ber
lam kamar Tuan Muda, tapi saya harus melakukan tugasku
itu. Sekarang kamu keluar dari kamarku, aku tidak membutuhkan pelay
akan mundur hanya dengan menda
kan kursi tepat di depan Jaden. "Saya akan menyuapi Tu
berani di depanku
enyodorkan pada mulut Jaden. "Tuan Jaden past
di kursi roda karena semua dokter tidak ada
Tuan hanya satu persen, kenapa Tuan tidak mencoba agar satu persen itu bis
mar menjadi pelayan di sini. Aku sudah memberikan kamu kesempatan untuk pergi dari sini, tapi sepertinya kamu memaksa ingin menjadi pelayanku. Baiklah, kal
egitu. Sekarang Tuan
par. Bawa saj
n." Nara terliha
dari Nara. Nara pun terlihat senang, tapi sedetik kemudian Nara
yang tadi disuapkan oleh Nara
an, tapi kamu tetap memaksanya,
ok suapan dan sekali lagi menyodorkan pada mulut Jaden. "Obat harus se
mengambil piring Nara dan melemparkannya sehingga terdenga
kat kamar Jaden untuk berjaga-jaga j
asuk ke dalam ka
gu saja." Sebenarnya dalam hati nenek juga cemas, tapi dia ingat apa
k masuk ke dalam kamar Jaden saat Nara berada d
rena lelaki tempramen itu sedang menc
dengan tatapan seolah ingin m
i lagi untuk memilih, tetap menjadi
pelayanmu, Tuan Jaden Lu
nya, tapi Nara berusaha menahan rasa
an Nara dengan segera mengambil napasnya. Dia sebenarnya mera
elayanku, dan aku akan membuat kam
an Jaden yang dulu seperti apa yang nenek Miranti ri