kelas satu SMA bisa berdiri telanjang di depan Bu Anhar, wanita yang selama ini begitu dhormati ole
aceng maksimal berjarak kurang dari setengah meter dari wajahnya. Bu Anhar bahkan sesekali mendongak me
ih, sorot matanya pun seketika nanar memandangi penis coklat kehitaman dal
u juga terlihat jelas payudara Bu Anhar dari lobang leher dasternya yang lebar. Di
nhar yang mupeng mengagumi penisku yang mungkin saja ukurannya jauh lebih besar dan panjan
sa dan paling berkuasa di dunia ini. Laksana seorang raja yang mengu
ni dikenal sebagai istri alim dan solehah, tak marah apalagi m
s dan panas. Bu Anhar tak melakukan apa-apa, tampaknya dia pun mulai tidak berkonsentrasi untuk melanjutkan kerja
n lembut kleuar dari mulutku sambil sedikit menjulurkan lidah menyapu bibir bawahku. Mataku da
n memijat, meremas dan mengocok penisku dengan sangat intens seperti berirama. Napas Bu Anhar
agar kenikmatan sensasi ini bisa bertahan lama, padah
tletis dan mulus. Sengaja aku sedikit meliuk liuknya dengan gerakan lam
uga terangsang dengan pemandangan aneh di depannya. Dan itu benar-benar m
ngar makin memburu naik turun. Aku yakin dia berusah
ak menolaknya sama sekali. Lalu aku melebarkan kedua kakiku hingga posisi selan
terbungkus jilbab cream, dan tangan kananku menekan penisku di pipi kanan dia. Aku menggosok-g
un sayang, hanya berlangsung beberapa menit saja karena akhirnya aku benar-be
uuuuuu Hajiii
s tepat di wajah Bu Anhar hingga belepotan, sebagian lainnya mengenai jilbabnya. Untung sa
aku di kepalanya. Dengan gerakan malu-malu lidah Bu Anhar menjilati bagi
yang sangat-sangat gila. Bu Haji Anhar, m
di membersihkan penisku tanpa mandi. Lalu setelah itu mengunci diri rapat-rapat di kamar
karena telah berlaku kurang ajar terhadap Bu Haji Anhar. Meski dia tidak m
u Mas Benny, menantunya yang seorang polisi? Atau lebih buruk lagi, pad
namaku yang tercoreng, tapi juga ke
dan anak yang kalem, pendiam, dan sela
awanya tak perlu diragukan. Rasa hormat dari lingkungan bisa terlihat jelas dari
kan diri, lalu bergegas tiduran, sambil me
*
. Suaranya membangunkanku dari tidur sore yang tanpa rencana. Masih setengah sada
r di pinggang, aku mendengar ketukan pelan di pintu dapur. Tiga kali. H
yaku, seteng
b suara dari luar. Sua
na, dengan pakaian gamis dan kerusung besarnya seperti biasa. Dia membawa sepiri
tersenyum, suaranya lembut seperti biasanya da
anyak." Aku berusaha tersenyum, mes
masuk dulu
jawabnya sambil melangkah masuk ke dapurku.
ih lekat dalam ingatanku dan entah mengapa, penisku di balik handuk, justru mendad
" kataku sambil memegang erat pinggiran handuk, namu
ri aja dari tadi? Bukannya tadi sudah dikeluarin?" tanyanya
tadi saya kurang ajar," jawabku d
ucapnya sambil terus m
i. Tak terasa tanganku pun terlepas dari memegangi handuk d
ata pun yang keluar. Jantungku dag-dig-dug tak karuan, darahku berdesir. Imajinasiku melayang keman
" tanya Bu Anhar setengah berbisik, denga
suara bergetar karena terdorong oleh gemuruh
epan ibu," balas Bu Haji samb
Saya baru pertama kali mel
bohong
Demi All
kamu belum
ng tiada tara dari remasannya. Dan ini benar-benar pengalaman pe
sih, Pras," Bu Anhar kembali memujiku sambil menurunkan t
is berteriak kaget. Tak percaya saat dengan tiba-
a kaget, geli dan nikmat menyatu menjadi satu. Ini benar-benar pengalaman pertama penisku dikulum
desah-desah nikmat serta membiarkan penisku dijilati dan dih
sepongan Bu Anhar yang terlalu nikmat, beberapa menit kemudi
u keluaaaaar sssst aaaah..
melepaskan penisku dari kulumannya, malah makin memperkuat
nguhku cukup panjang walau tertahan, berbarengan den
lah menelan semua spermaku hingga tandas, bahkan sisa-sisanya pun d
ar rumah, meninggalkan aku yang masih melongo tak percaya dengan semua
Setelah itu menikamti nasi, ayam gor
ng sedang terjadi
*