img Surga Terlarang Sang Dokter  /  Bab 1 Dentuman Hasrat di Balik Pintu Rahasia | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Surga Terlarang Sang Dokter

Surga Terlarang Sang Dokter

Penulis: Kangji
img img img

Bab 1 Dentuman Hasrat di Balik Pintu Rahasia

Jumlah Kata:2699    |    Dirilis Pada: 15/06/2025

atau gairah pada Sarah, istrinya yang sempurna di mata dunia. Bukan pula melodi yang mengiringi tawa renyah di antara tumpukan buku medis atau diskusi kasus pasien yang komplek

maram yang sensual. Cahaya itu menyoroti siluet-siluet bergesekan, tubuh-tubuh yang melebur dalam irama hi

adar mengamati; ia mencari. Mencari celah, mencari jawaban, mencari percikan api yang telah lama padam dalam hidupnya. Ia melihat wanita-wanita dengan gaun minim yang nyaris tak menutupi apa pun, garis-garis tubuh yang menggoda terekspos tanpa malu, menari dengan gerakan sensual yang begitu terbuka. Ada pria-pria dengan sorot mata lapar yang sama sepertinya, tatapan yang mengkhianati sebuah dahaga yang tak terpuaskan. Dan ada pula pasangan-pasangan yang saling merangkul mesra, bibir mereka mungkin b

yang menyeret mereka ke dalam kubangan rutinitas yang membosankan. Hari-hari mereka dipenuhi jadwal operasi, kunjungan pasien, konferensi medis, dan tugas-tugas rumah tangga yang monoton. Cinta yang dulu membara kini terasa seperti bara yang hampir padam, diselimuti abu kewajiban. Seks? Lebih mirip prosedur medis yang sudah ia hafal di luar kepala-efektif dalam fungsinya biologis, tapi tanpa kejutan, tanpa percikan gairah yang membakar jiwanya, tanpa desahan spont

akan ia jelajahi. Bayangan Sarah dengan pria lain, dan dirinya dengan wanita lain, melintas begitu saja dalam benaknya, tanpa memicu rasa cemburu sedikit pun. Justru sebaliknya, bayangan itu membangkitkan gelombang gairah yang aneh, tabu, namun begitu memabukkan hingga membuat kepalanya pening, membuatnya ingin lebih. Ia tahu, ide tukar pasangan ini gila, bejat, dan bertentangan dengan semua nilai yang ia dan Sarah junjung tinggi sebagai d

aikan diri dengan irama musik yang memabukkan, jiwanya merespon bisikan-bisikan gairah yang mengelilinginya, se

ri jarak ini, mengundang rasa penasaran yang tak terbendung, sebuah pertunjukan privat yang disajikan untuk umum. Sebuah dorongan tak terbendung menariknya mendekat, seolah ada magnet tak kasat mata yang menariknya ke sana, se

murni dan tak terkendali. Sang pria terlihat perkasa, mendorong masuk ke dalam tubuh sang wanita yang mendesah nikmat, punggungnya melengkung dramatis, rambutnya tergerai acak-acakan di lantai kaca, menambah kesan liar pada pemandangan itu, seolah mereka adalah hewan buas yang sedang kawin. Wanita itu memekikkan nama pasangannya, "Edward! Edward!" suaranya serak karena kenikmatan yang meluap-luap, matan

tubuhnya, memperlihatkan kekayaan dan statusnya. Rambut keperakan yang tersisir apik dan senyum tipis di bibirnya, memberikan kesan misterius namun ramah. Aura kekuasaan yang kuat menguar darinya, begitu mendominasi, seperti seorang raja di kerajaannya sendiri, mengendalikan setiap aspek. Pria itu menatap lurus ke arah ruang kaca, tanpa sedikit pun rasa canggung atau malu, seolah apa yang terjad

sungguh di luar dugaan. Sebuah keberanian yang gila, sebuah tawaran yang tak bisa dipercaya. Tuan Edward, dengan senyumnya yang misterius, kembali menatap Aldi. "Kamu terlihat tertarik," katanya, na

begitu langsung, tanpa ada waktu untuk berpikir dua kali. Rasanya seperti sebuah tantangan yang tak bisa ia tolak, sebuah undangan menuju jurang kenikmatan yang mematikan. Ia melihat ke arah Vivian, sang istri CEO, yang kini telah menyad

i bukan karena takut, melainkan karena antisipasi yang meluap-luap, sensasi yang begitu kuat. Tanpa ragu, ia melangkah maju, membuka pintu ruang kaca, dan masuk ke dalam. Suara dentuman musik seolah menghilang, meredup menjadi bisikan jauh, hanya menyisakan deta

Sebuah ciuman panas dan memabukkan langsung mendarat di bibir Aldi. Lidahnya yang lincah menelusup, menghisap, menarik Aldi ke dalam pusaran gairah yang intens, begitu kuat hingga membuatnya pening dan kehilangan kesadaran akan sekitarnya. Aldi merasakan tubuhnya bergidik, seperti tersengat listrik, aliran energi mengalir dari kepala hingga ujung kakinya, membangkitkan seti

asratnya yang tak tertahankan. Aldi mulai mencumbui Vivian lebih dalam, bibirnya menjelajahi leher jenjang Vivian, menghisap lembut, meninggalkan jejak-jejak gairah yang kemerahan. Tangannya tak tinggal diam, ia menjelajahi setiap lekuk tubuhnya yang mulus, dari punggung hingga bokong yang padat, lalu turun ke paha bagian dalam yang lembut. Kulit Vivian terasa sehalus sutra, dan setiap sentuhannya memicu gelombang kenikmatan, membuat Vivian menggel

empersembahkan dirinya sepenuhnya kepada Aldi. Tangan Aldi tak tinggal diam, ia membelai perut rata Vivian, lalu merayap turun lagi ke bawah, ke celah pahanya yang basah dan mengundang. Ia merasakan kebasahan yang melimpah di sana, mengisyaratkan betapa siapnya Vivian untu

mentah, liar, dan tak terkendali. Ia merasakan seluruh indranya hidup kembali, seperti ada aliran listrik yang mengalir deras di dalam dirinya, membangunkan setiap sel yang mati rasa, setiap syaraf yang tertid

di dan Vivian tenggelam dalam sensasi, larut dalam gairah yang mereka ciptakan bersama. Kehadirannya tidak mengganggu, justru menambah intensitas dan sensasi tabu, sebuah pengakuan bahwa ini adalah bagian dari "permainan" mereka, sebuah aturan yang mereka ciptakan sendiri. A

hnya menegang, merasakan sensasi penuh yang sudah ia nantikan, sebuah penutup dari segala gejolak yang mereka ciptakan. Aldi mulai mendorong, ritmis dan dalam, setiap dorongan adalah sebuah ledakan kenikmatan, sebuah pembebasan dari kejenuhan yang selama ini membelenggunya. Vivian merintih, menjeritkan nama Aldi, tubuhnya bergetar hebat, mencapai puncak yang tak terkira. Mereka bergerak dalam satu kesatuan, seperti dua jiwa yang haus akan pemenuhan, mencari satu sama lain di tengah kegilaan. Vivian mem

da yang mengundang, seolah mengakhiri satu babak dan memulai yang lain. Ia menunjuk ke arah sebuah kamar mandi mewah yang juga berdinding kaca, terlihat jelas dari luar, melanjutkan tema transparansi dan

lebih dekat, sebuah koneksi yang baru terjalin. Tuan Edward mulai mencumbui Vivian lagi, kali ini dari belakang, membelai punggung Vivian, lalu meliukkan tangannya ke depan, bermain dengan payudaranya. Vivian

ing ereksi Tuan Edward. Sensasinya tak terlukiskan, gila, bejat, dan sangat memuaskan. Mereka berdua, dua pria, mengeksekusi lubang Vivian bersamaan, di bawah guyuran air, di hadapan mata Vivian yang memejam nikmat, merasakan sensasi ganda yang luar biasa yang belum pernah ia alami. Tubuh Vivian menegang, mendesah-desah, memekik pelan, merasakan sensasi ganda yang luar

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY