n, aku telah menantinya di pintu yang
aih tubuh istriku, kubawa ke dalam dekapanku, kuusap-us
an di luar yang dingin, atau di kampung Kakek
suk ke rumah lewat dapur sambil membawa barang-barang bawaan Diana.
riku yang sayu, matanya sembab dan membengkak akibat kebanyaka
Diana kembali menangis sambil menciumi Rafael yang sepertinya tak merasa ter
ing dia ke
aan kami lagi dalam surga dunia milik kami yang selama ini nyaris terlupakan. Aku bah
" tanyaku sambil meraba pipi
rengkuh tubuhnya dengan rasa cinta yang kurasakan begitu besa
atamu," rayuku sambil menciumi pipinya perla
rinya. Tanganku melingkar di pinggangnya yang ramping, sementara bibirku merambat naik ke matanya, mencium ke
in sekali memberimu hadiah terist
ngangguk
bas menikmati lehernya yang jenjang. Kudengar rintihan lirih mulai keluar dari bibirnya. Kaos yang menutupi bahunya kusingkapk
hnya teramat datar, padahal sebelumnya dia tampak semringah. Aku telentang menatap langit-langit, jiwaku terasa kosong, walau
jujur," ucap Diana tiba
Aku mencoba menangkap sesuatu yang ganjil di matanya.
lus-elus wajahnya yang terasa mulai din
tidak bermaksud untuk menip
k," tanyaku pelan seraya mendekatkan wajahku ke wajahn
kan apa-apa lagi dalam percintaan d
capannya aku pun tetap di
nya aku yang bertanya. "Jadi kamu tadi berpura-pu
g sangat puas menerima kenikmatan dariku. Seolah dia juga mencapai orgasme, w
ku tahu kamu sudah berusaha keras. Mungkin karena sudah terlalu lama aku diabaikan, jadinya sudah
nyerah untuk beradapta
asan yang jauh lebih lama sebelum mengajaknya ke punck, karena Di
u janji setelah ini aku akan memberika
istriku yang membuat uca
rpandangan, sibuk dengan jalan pik
Aku maunya hanya dirimu yang aku cintai
Sayang," balask
dalam hatiku telah tumbuh cinta
mengganggu hatimu!?" tanyaku set
Mas, kasihan nan
g aku?" tanyaku penasaran suara sedikit d
seorang istri aku bukan hanya butuh nafkah lahir saja. Aku wanita biasa yang sangat me
m, Sayang
hir dan batin yang seimbang sesuai kemampuan suami, karena itu sudah kewa
Diana telah mengatakan jika dia ingin hidup sederhana asalkan bahagia. Bagi Diana, harta duniawi mu
ilu, namun aku pasrah untuk mend
cari itu dari yang lain. Aku ingin hanya denganmu saja bisa mencapai puncak kebahagian ki
terasa panas, kerongkongan kering dan sulit sekali aku men
a-pura tak paham, berharap arah pembicaraanny
t Bu Nita?" tan
balik bertanya masih
temu dengan mantan kepala sekolah SMP-mu itu. Dan aku tahu kalau d
Diana?" tanyaku dengan kerongkongan yang be
ai kembali pertengkaran denganmu. Aku sudah tahu h
anku semak
kan selama setahun ini, tak bisa diragukan lagi. Dan Nenek itu pun sudah
n bergemuruh dalam dada. Malu semalu-malunya karena perselingkuhanku dengan wanita yang usiany
aik. Aku pun bahkan bisa menemukan segela apa yang aku cari selama ini justru dari lelaki se
sudn
ar bisa hidup bahagia menemani Kakek Anwar di kampung yang menurutmu sepi dan menceka
pa lama berhubungan den
dengan Nenek Nita. Aku tahu, sudah hampir sepuluh tahun kamu menjad
n penuhi janjimu pada nenek itu. Kasihan dia
...kam..." Aku be
janjimu untuk menikahinya. Apakah perlu aku panggil Nenek Nita dan Kakek Anwar ke sini?"
g!" Aku berusaha mencegahnya, s
lagi
aimana den
ar aku dan Kakek Anwar yang mengurusnya, toh Rafa me
i dan sabetan pedang yang sangat t
h perkasa oleh lel
as buatku?" tanyaku bingung, karena lupa, sudah
aku, agar bisa bahagia dengan Kakek Anwar. Yang kedua
erongkonganku bena
Anwar sudah mempersiapkan segalanya, bahkan untuk masa depan Rafa sekalipun. Jalan
serius
i Nenek Nita selama be
ak butu
an. Dan aku memilih bahagia bersama lelaki tua yang dulu pernah menjadi sopirmu. Se
a seraya keluar dan menu
*