img Skandal Ranjang Ternoda  /  Bab 6 Terlalu Serius | 85.71%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Terlalu Serius

Jumlah Kata:1491    |    Dirilis Pada: 01/07/2025

siang, Pak Martin menerima

areng hari ini? Saya jemput di

ini terasa tidak biasa. Apalagi di hari kerja, saat keduanya berada di inst

tanya, mereka meluncur menuju sebuah rumah makan sederhana di dekat taman

anan tiba dan Pak Martin baru saja hendak meniup sendo

an soal malam itu,

ngangkat alis

istri," jawab P

awa yang terasa miris. Ia pikir percakapan malam itu hanyalah candaan mengu

i... kamu

e kursi. Wajahnya menegang sepert

l kenapa istri saya begitu... aktif. Sementara saya sendiri sudah kelelahan. Dan istrinya Pak Martin, malah

ok dan piring dari meja-meja lain terdengar seperti gema yang jauh. Kuah

n salah siapa-siapa. Itu... bagian dari hidup. Rumah tangga memang punya iramanya

ok di tangannya hanya me

k. Di umur segini,

batnya itu selalu tampak kuat, stabil, humoris. Kini terlihat sebagai lelaki tua yang

ak yang kasih ruang untuk kita jujur soal kelemahan. Padahal kita i

i tersen

tak lebih dari bayangan. Tak bisa lagi membuat d

pelan. "Semua ada waktunya,

kepala, dan bertanya, su

ah berapa lama Bu Tita t

ekitar menghilang. Hanya pertanyaan itu yang menggantung, s

a, berusaha tenang. "Tapi... kami

ama ini Pak Martin berusaha memadamkannya sendiri-dengan doa, pekerjaan, dan rasa hormat pada seorang i

rih, "benar-benar tidak bisa memuaskan istri saya. Wulan ma

a-kata yang ia cari tak kunjung datang. Hanya sepi dan

k Gandi, ada sesuatu

uh kesah, atau sesua

ertimbangkan ide absurd malam tad

tu mustahil. Wanita itu terlalu alim dan syar'I untuk disentuh sembarangan. Bahkan sebagain warga menyeb

gin menyerahkan kunci... entah kunci rumah, atau kunci kamarnuya pada seseora

kita ini bukan anak muda. Kita punya tubuh, tapi kita juga punya tanggung

h. Senyum kecil

saya hanya ingin dimengerti. Bukan dihaki

ntuk mengerti. Tapi... jangan minta saya jadi solusi

sendok, dan napas berat dari

yadari: tubuh boleh menua, tapi gejolak di dada tak selalu ikut meredup. Dan tak

ndi. Tertawa kecil, tapi dalam

iri bahkan sudah lama menolak disentuh. Bu Wulan? Ia perempuan alim dan santun, tak mu

rnah mereka pelajari bersama? Atau barangkali, candaan itu sebenarnya jeritan da

at berakhir. Lorong-lorong tampak lengang. Hanya suara AC yang malas bekerja

tak ada berkas yang meminta perhatian dengan segera. Di luar kaca, langit mendung meng

anjutannya, atau setidaknya dia bisa mencari jejak dari mana sebenarnya cerita misterius itu. Sebenarnya bukan han

nya kosong. Angka-angka itu tak punya makna. Yang berputar dalam benaknya hanyalah kalimat Pak Gandi:

ruang sunyi yang sela

asa ingin tahu. Tapi jari-jarinya bergerak terlalu pasti. Ia menget

pa dengan judul bombastis: "Mengapa

Forum diskusi, kolom anonim, tempat orang-orang mencura

an di thread itu

lamat ranjang-ranjang yang mulai hampa. Daripa

ubuh sendiri, lalu membalik layar laptop dan menutupnya-seolah menutup dosa yang belum sempat terjadi.

tu ruangannya

suara Mesya terdengar netr

mengangguk pe

pa map berwarna pastel, lal

ani, Pak. Termasuk yang dari k

am, tak banyak bicara. T

hotel, juga mobil sewaan. Jadwal reuni hari pertama, lalu pertemuan dengan rek

Sekretaris muda itu memang selal

Pak. Barangkali ingin sekalian san

nangkap sesuatu dalam nada suara Mesya, bukan basa-basi. Hanya..

sih," kata

lalu pamit. Langkahny

map-map itu tanpa minat. Bukan pekerjaannya ya

trinya sudah tertidur. Posisinya menyamping, membelakangi, berselimut rapat hingga leher. Piyama p

Tapi hanya kelopak yang ia

erti biasa, terasa

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY