img Skandal Ranjang Ternoda  /  Bab 5 Tuleran Istri | 71.43%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Tuleran Istri

Jumlah Kata:1539    |    Dirilis Pada: 01/07/2025

ujan gerimis sejak sore masih meleka

ingan, menyusuri jalan kecil menuju rumah mereka masing-masing. Lam

terdengar samar, menamb

han," ucap Pak Gandi pelan, meski

sedikit, heran. "Ke

sih luar biasa. Usianya kan jauh lebih muda dibanding saya. Kadang saya u

nyum. Ia paham betul maksud Pa

egitu. Katanya udah menopause, nggak punya gairah, sudah merasa tua. Saya sih n

tir tapi hangat-tawa dua pria tua yang ber

yelipkan candaan di sela-sela keseri

eran, Pak Gandi," katan

t. Alisnya terangkat,

eran apa

tukeran nasib lah, masa

ndi sampai menepuk jidat se

ng ada malah disemp

a malaikat juga pasti ngerti,

ana di antara mereka terasa lebih ringan, seolah beban-

nya berubah pelan. "Bapak kekurangan kehangatan, eh

jalan setapak di depan mereka yang

ukur. Supaya kita nggak sombong sama yang kita pu

tapi menepuk pundak Pa

in bijak. Tapi tetap aja, mulutnya masih

eran istri, tapi tuk

hwa persahabatan sejati tidak lekang dimakan usia. Bahwa di tengah kegelisahan, tawa bisa menjadi

lepas SMA, hidup membawa mereka ke jalan berbeda. Kuliah di tempat terpisah, lalu tengg

Bu Tita, dikaruniai empat anak; tiga telah berkeluarga dan tinggal di kota berbeda, sementara si bungsu masih

k Martin, tapi ia dikenal sebagai sosok bersahaja dan penuh dedikasi. Kehidupan pribadinya

keduanya, Bu Wulan, memiliki dua anak yang masih remaja, namun tinggal bersama ayahnya, manta

Rumah mereka berdekatan dalam satu kompleks, dan hubungan lama pun kembali terjalin erat. Dari obrolan santai di te

ja ruang tengah. Pak Martin duduk sejenak, menatap uap yang perlahan

gi dijawab. Tentang Gunawan dan Vero, menantu mudanya yang memikat. Tentang Pak Gandi dan Bu Wulan, istri barunya

selalu seperti itu. Wanita yang sangat ia kenal luar dalam, tapi malam it

ah," ucap Bu Tita si

yang bergerak. Ia mendekat perlahan, menyentuh bahu istrinya d

ebentar, lalu men

katanya lirih. "Sudah lam

Sikapnya lembut, namun jelas. Penolaka

erbeda. Sudah nggak nyaman. Kalau dipaksa

istrinya memasuki masa menopause hampir setahun lalu. Tapi tetap saja, rasanya be

pa tiba-tiba seperti ini? Ada sesuatu

enunjukkan reaksi keras. Ia hanya berdi

dengan suara tertahan. "Papa cuma...

ua, Pah. Masa masih berharap hidup seperti anak

ia lihat hanya dinding. Ia tahu istrinya masih aktif, masih lincah berkegiatan sosial. Tapi setiap kali ia

adi saksi kehangatan, ia merasa seperti orang asing-ditolak o

temaram. Televisi masih mengoceh, tapi ia tak mendengar apa-apa.

aku masih ingin m

a hasratku belum

sudah terlalu tua

idur. Ia berbaring di sampingnya, dalam keheningan yang menggema lebih dari sekadar sunyi. Ta

senja, Mesya dengan suaminya yang walau masih muda namun ranjang mereka berantakan. Diana dengan suaminya

aku menc

amun berjalan di gelombang yang berbeda. Dan seperti malam-malam sebelumnya, tak ada yang selesai. Han

*

ri menyusup lembut melalui sela gorden r

ok Narsih, asisten rumah tangga yang sudah lebih dari sepuluh tahun bekerja di

arsih sambil menoleh seb

gin menjelaskan apa pun. Mbok Narsih cukup peka untuk tahu kapan ha

Wajahnya tampak segar, sisa wudu dan shalat subuh masih terasa dari rona kulitnya. Tatapan mereka se

," ucap Bu

rtin, sambil menarik

cukupnya. Tapi suara sendok yang menyentuh piring terdengar terlalu nyarin

uara Bu Tita terdengar lir

. terlalu cepat menuduh. Mungkin Mama

ersalah yang samar. Karena pada kenyataannya, Bu Tita tidak sepenuhnya salah. Ada yang mengganjal

wabnya pelan. "Papa juga

jarak aman dari percikan emosi yang belum benar-benar padam. Pak Ma

*

m cerita ini memuat konten dewasa yang lebih eksplisit dan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY