an api baru dalam diri mereka, tetapi juga membungkus mereka dalam selimut ketakutan. Mereka kini tahu mereka tidak hanya berhadapan dengan tun
elumnya, terutama setelah "liburan kedua" mereka yang seolah-olah berhasil "mendekatkan" mereka. Mereka harus sangat berhati-hati. Dhimas
Nyonya Pramudya menyambut mereka dengan senyum tipis yang
membawa hasil yang baik," Nyonya
"Sangat baik, Mama. Kami... kami j
meyakinkan. "Kami bahkan sudah m
namun tetap skeptis. "Bagus.
k lebih cepat. Mereka tahu, setiap hari yang berlalu adalah satu hari yang mendekatkan merek
ayahnya. Kantor itu terletak di lantai dasar mansion, sebuah ruangan yang dulunya adalah pusat kendali bi
isa berbisik di kamar Dhimas, tak lama se
kas itu adalah kunci. Catatan medis Mama ada di sana
kan berjaga di luar. Jika ada ap
yi ayahnya. Risa dan Dhimas menyelinap keluar kamar, bergerak senyap di lorong m
menyorot lemari buku tinggi dan meja kerja besar yang dipenuhi
di sana. Ia menggeser kursi, meraba-raba bagian bawah meja. Jemarinya menyentuh sebuah panel kayu yang
!" Dhimas berbisi
emindai sidik jari. "Paman Wijaya bilang itu bisa dibuk
udah meninggal," Dhimas menghela napas,
Papa pernah memberimu petunjuk tentang kode a
ngat. Kenangan tentang ayahnya berkelebat di
t ke langit dan menghitung bintang-bintang paling terang," Dhimas berbisik. "Dia selalu suka
ng. "Jupiter? Apa hub
as menjelaskan. "Dan setiap planet memiliki urutan
ngkin angka lima?"
encoba memasukkan angka lima ke pa
ri?" Risa menyarankan. "Merkurius, Ve
masukkan "12345". Lagi-
kecelakaan?" Risa menawarkan ide-ide lain. Mereka
merasa cemas. Mereka tidak bisa terlalu lama d
himas kecil dengan Mama yang dulu, dan medali itu. Di bali
ksu
," Risa berpikir keras. "Dan Papa kan sangat mencintai Mama yang dulu. Mungkin.
a selalu bilang cinta sejati tidak akan pernah mati. Dan Mama... Mama ya
ahan mereka?" R
cari tanggal pernikahan orang
dalam panel. Sebuah bunyi klik
tukar pandang, napas merek
gan tangan gemetar. Ada sertifikat saham perusahaan, beberapa polis asuransi, dan sebuah
didiagnosis menderita Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) berat dengan kecenderungan halusinasi dan delusi setelah kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya. Ada juga catatan tentang Paranoid
uktinya, Risa. Mama... Mama memang sakit. Dia bukan memb
yonya Pramudya, namun juga marah karena wanita itu telah membuat hidup Dhi
skanmu, Dhimas," kata Risa. "Untuk m
mana? Mama tidak akan pernah m
an permohonan agar Mama mendapatkan perawatan yang layak, dan mungkin, kendali atas perusahaan
as, menutupnya rapat-rapat, dan merapikan kembali panel di bawah meja. Mereka menyelinap kembali ke kama
pesialisasi dalam kasus kesehatan mental dan hak asuh. Ini adalah langkah
tentang Belanda, ia mencari nama Luna di media sosial, di komunitas bela diri inter
isnis" atau "janji temu teman". Mereka menceritakan kisah mereka, menunjukkan salinan catatan medis Nyonya Pramudya. Para pe
Rahman. "Kita butuh kesaksian dari orang-orang yang melihat langsung perilaku Nyonya Pramudya. Dan
n Wijaya adalah saksi potensial. Tapi mereka jug
ya. "Jika dia bisa bersaksi tentang bagaimana
saha. Tapi Belanda itu luas. Dan
tang Luna dari kenalan lama ayahnya di komunitas bela diri. Risa mencoba mencar
ngnya yang paranoid mulai merasakan sesuatu yang tidak beres. Ia memperhatikan Dhimas dan
laptopnya, ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia segera menutup
kan, Risa?" tanyany
i buku, Bu," Risa menjawab,
ah buku dari rak, dan berpura-pura memba
dak penting," kata Nyonya Pramudya, tanpa mengangkat pandangannya dari b
luar biasa. Ia tahu Nyonya
Bu," Risa menjawab, m
m. "Kamu tahu, Risa, ada banyak wanita di luar sana yang men
s. Ini adalah anc
enyia-nyiakannya,
arap begitu." Ia kemudian keluar dari perpustak
gi salah satu mantan pelatih bela d
Dhimas bertanya, sua
idak mendengar kabarmu, Nak! Ada apa? Kenapa tidak
h bantuan Koh. Saya ingin tahu tentang Luna. Apakah Koh ma
serius. "Luna? Dia... dia sudah pindah, D
ya, Koh. Apakah Koh tah
ke Belanda. Tapi... keluarga kami, komunitas bela diri, kami punya g
imas memohon. "In
a. Tapi jangan berharap banyak. Keluarga
obert, hatinya sedikit lebih lega
Risa menerima email da
diajukan oleh keluarga Luna terhadap perusahaan Pramudya, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Kasus itu akhirnya diselesaikan di luar pengadilan, d
reka butuhkan! Kasus hukum ini akan menjadi pintu masuk
imas tampak terkejut. "Mama mela
untuk kepentingannya sendiri, Dhimas," Risa menjelaskan. "Dengan catatan medis
an kecil. Mereka mulai merasa bahwa
gan itu tidak
Ia merasa mual. Ia mencoba bangkit dari tempat tidur, namun kakinya
dari luar kamarnya. Nyo
rjadi?" Suara Dhim
pa?" Suara Nyonya Pramudya
uh keningnya. Risa ingin berteriak, mengatakan i
lebar. "Dhimas! Panggil dokter seka
jut. "Hamil? Mama,
onya Pramudya bersikeras,
sadarannya mulai memudar. Ia merasakan Dhima
Nyonya Pramudya berdiri di ambang pintu kamar, d
dan pusing karena ia yakin ada sesuatu yang salah. Ia curiga Nyonya
n. Sekarang, Nyonya Pramudya akan berpikir ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan: keturunan. D
Ia tidak hamil. Tapi Nyonya Pramudya akan memaksanya u
nya Pramudya mengetahui ia tidak hamil? Dan bagaimana ia akan menjelaskan
alu, tetapi juga menghadapi jebakan yang dibuat di masa kini. Pertarunga