img CINTA DAN PENGORBANAN  /  Bab 3 Kehidupan dipanti | 15.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Kehidupan dipanti

Jumlah Kata:1143    |    Dirilis Pada: 07/07/2025

menatap kosong ke langit-langit kamar, terbayang wajah neneknya, Siti, yang terakhir kali ia liha

tih Nezha penuh kepedihan, air matanya mengalir tanpa hen

suk ke kamar, ditemani oleh dua perawat. Ia te

ebih baik ya," sapa dokter itu ramah, ia mendekat ke

n mata berkaca-kaca. "Aku...

na perasaanmu sekarang? Ada yang sakit?" tanyanya d

okter. "Nenek aku... Nenek nggak boleh pergi! Aku mau sama Nenek!" uca

dik Nezha, Saya tahu ini berat, tapi dokter dan kakak-kakak di sini akan membantu. Kalau kamu sedih,

angkan. "Adik Nezha, nggak usah takut. Kami semua di sini sayang sam

ah. Ia hanya mengangguk kecil, lalu memalingkan wajah

-

s sosial memasuki kamar. Rambutnya diikat rapi, dan ia mengenakan pakaian formal yang memb

Boleh Kakak ngobrol sebentar sama kamu

"Nama aku Nezha, Kak. Aku mau ketemu Nenek. Aku nggak ma

ahu kamu kangen sama Nenek. Tapi sekarang, kamu harus istirahat dulu ya, supaya lebih

mbicaraan. "Nezha tinggal sama Nenek ya? Ada keluarga lain yang b

jawab dengan suara pelan. "Nggak ada,

"Nggak ada, Kak.Nenek satu-satunya keluarga aku." Ia menarik napas, mencoba menguatkan diri,

inya ikut teriris melihat gadis sekecil ini h

ngung sekarang." Rina menatapnya penuh kehangatan. "Untuk sementara waktu, Kakak akan bawa Nezha ke tempat

zha dengan suara pelan, tat

bermain, belajar, dan beristirahat dengan nyaman. Tapi ini cuma sementara, ya. Kakak a

ahu harus berkata apa. Segala yang terjadi t

sedikit kehangatan di tengah kesedihannya. "Adik yang kuat ya.

diri dan meninggalkan kamar untuk

nyelimuti hatinya. Dunia yang dulu terasa hangat be

l ke sebuah panti asuhan di pinggiran kota Jakarta. Meski masih dirundung kesedihan kar

an baru. Kalau ada apa-apa, bilang ke Bu Asih ya," ujar petugas sosial itu dengan s

tempat tidur bertingkat. Beberapa anak sedang bermain, sementara yang lain sibuk

teman-teman sebayanya, seperti Lili yang ramah dan sering mengajaknya bermain, atau Budi yang selal

a hari-hari berlalu. Nezha mulai melihat

lain juga butuh giliran!" hardik seorang

elum kenyang," u

Kalau nggak cukup, tahan aja. Ja

hwa makanan di panti sering kali tidak cukup, dan an

ghadapi perlakuan keras dari

sentuh!" teriak salah satu anak perempua

.." Nezha mencoba menjelaskan, tapi an

ut sendiri. Kalau nggak, ya nggak usah maina

a mulai merasakan betapa kerasnya hidup di panti, t

ya. Ia memeluk bantal, berharap bisa bertemu neneknya lagi dala

an-lahan menjadi kenyataan. Meskipun awalnya ia merasa sedikit lega karena

uhnya separuh. Di pagi hari, suasana panti terasa riuh, suara anak-anak lainnya berlarian, bercanda, d

hati, saat melihat panti yang lebih mirip dengan te

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY