... D
ière Residence waktu ponselnya bergetar. Satu email baru masuk, dari sekretaris
menghadiri jamuan makan malam bersama mitra dan rekan bisnis keluarga. Acara akan diselenggarakan di
tatap layar ponselnya dalam dia
pertama kalinya dia diundang langsung oleh Ellias Jang, bukan seba
alangan atas. Nggak maksa, nggak mengint
irmasi. Tanpa ragu. Tanpa pikir panja
u Ma
ng. Sebuah rumah mansion besar bergaya kolonial-mo
tas jalur batu. Di sisi kanan, air mancur kecil mengalir
egan. Rambutnya ditata rapi dengan beberapa helai yang dibiarkan jatuh alami membingkai
senyum ramah. "Selamat malam.
ari tim pengembang
ngangguk. "Silakan masuk. Tuan Ellias
or rumah itu mewah, tapi nggak norak. Lukisan klasik menghiasi dinding. Suara
an keuangan. Tapi sebagian besar... dari dunia lain.
datang buat pesta sosial. Buat dia,
hel.
ang dari kan
elap, dan senyuman tipis yang jarang bange
l. "Makasih ya uda
... Kakekku yang kirim. Tapi
uangan utama. "Mau aku k
yak-banyak ya... Aku ga
engah ruangan. Dia kenalin Rachel ke beberapa to
sopan. Tapi jelas banget, dia datang dari dunia yang beda. Di antara
enyapa tamu dari sektor konstruks
Rachel, tapi aur
A HWA
bergelombang lembut, makeup-nya flawless tapi nggak berlebihan. Di tangannya s
l senyum licin. "Aku dengar kamu y
nang kenalan
. Ayahku pemilik Hwang Hotels. A
omentar. Dia cum
ayak gini," lanjut Shasya. "Banyak
wab Rachel santai. Senyumnya kecil, ta
pelan. "Tapi te
a cuma naikkan alis da
ia melirik keduanya, lalu berkata, "K
nding aja," sahut Shasy
Musik klasik mengalun pelan. Obrolan berpin
entar secukupnya, dan mengingat siapa saja y
ahan berdiri dari kursinya. Suaranya tenang tapi penuh wibawa,
dir malam ini," katanya. "Di usia saya sekarang, saya jarang muncul di a
keliling, ters
entang mengenal satu sama lain, di luar ruang rapat. Karena kadang, kem
ke dua arah.... ke Erik, lalu ke Sha
h jika dibangun di atas nilai dan visi yang sama. Dan malam ini.
Shasya dan Erik. Shasya tersenyum manis, seperti menikm
dari diamnya, dia bisa baca m
kali menoleh ke
a tertawa terlalu sering. Dan Erik... meskipun dia ngga
urusan pribadi. Erik adalah pewaris keluarga Jang. Wajar kalau banyak
perempuan biasa yang lagi beru
in larut dan tamu-tamu mulai
an Erik. Gerakannya kelihatan alami, seolah dia ud
NCIUM PIP
las untuk dilihat siapa pun
achel me
ng dihias bunga putih, Rachel terdiam. Matanya jelas me
ebih cepat. Tenggorok
m. Kenapa rasa
tu bukan urusannya.
tetap ada. Diam. T
bir gelasnya, tapi nggak minu
inya malam itu, Rache
cuma soal
a kayak kehilang