an sehat yang disiapkan koki pribadinya, dan kemudian menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor. Ia adalah CEO Aksara Group, sebuah konglomerat properti raksasa yang tentakel bisni
dielu-elukan sebagai pengusaha muda paling sukses di generasinya, inovator yang visioner, dan pewaris takhta bisnis yang tak terbantahkan. Ia memiliki segalanya: kekayaan
uakkan, dan wajah pucat seorang gadis lugu yang ia tuduh sebagai wanita panggilan. Tatapan polos gadis itu, yang dipenuhi ketakutan dan penghinaan, masih jelas terekam di benaknya. Tangis ya
dengar samar-samar dari Maya-muncul kembali. Ia ingat bagaimana gadis itu gemetar, bagaimana ia mencoba membela diri. Keraguan kecil menyusup: apakah ia benar-benar wanita panggilan?
injauan proyek-proyek besar, dan strategi ekspansi bisnis. Dunia korporat adalah medan perang, dan ia harus selalu siap siaga, mengenakan baju z
dak dalam bentuk gemuruh guntur, melain
desainer ketat, selalu tampak seperti ular cantik yang siap menerkam. Ia putri dari pernikahan kedua ayah mereka, manja, sombong, dan sama liciknya dengan Revan. Arjuna dan Nadin
inding. "Sibuk sekali, Tuan CEO?" sindirnya, melangkah masuk dan menjatuhk
da perlu apa, Nadin
penuhi intonasi yang terlalu ceria. Ia mengeluarkan sebuah amplop cokelat dari
natap Nadine, mencari tanda-tanda kebohongan. Namun, seringai d
di matanya. Ia tidak suka ada yang mengungkit-ungkit malam itu. Terutama
kan amplop itu di meja kerja Arjuna, tepat di hadapannya. Amplop
i sofa, menyilangkan kakinya, menikmati
mplop itu. Ia membukanya, dan mengeluarkan beberapa
acak-acakan, pakaiannya sederhana. Gadis itu, Risa, tampak keluar dari sebuah klinik kesehatan sederhana di area kumuh. Di salah satu foto, ia terlihat memegangi perutnya yang terlihat sedikit m
kata di kertas itu. Posit
. dia hamil. Hamil anak siapa? Tidak mungkin... tidak mungkin anaknya. Ia sudah sangat berhati-hat
nya. "Siapa yang memata-matai aku?!" geramnya, suaranya menggelegar, memenuhi ruangan. Meja kantornya bergetar karena hantaman tangannya. "Ini s
rasa ini murni kecerobohanmu, Kakakku sayang." Ia bangkit dari sofa, berjalan mendekat ke meja Arjuna, dan menatap di
ng tinggi nama baik dan kehormatan keluarga. Skandal seperti ini bisa menghancurkan reputasi Aksara Group, dan yang lebih penting, meng
itu sangat mungkin anak dari malam itu. Rasa bersalah yang selama ini ia tekan kembali menyeruak, le
ini?" tanya Arjuna, suarany
Dan aku tahu segalanya. Jadi, apa rencanamu, Kakak? Menyingkirkan gadis itu? Atau.
Namun ia tahu, ia tidak bisa bertindak impulsif. Ini a
ah Arjuna dingin
punya sayap. Semakin lama kau menunda, semakin sulit untuk menutupinya." Ia berbalik dan melang
la Jakarta yang dihiasi gedung-gedung miliknya. Ia adalah penguasa kota ini, namun ki
elalu fokus pada bisnis, pada angka, pada keuntungan. Wanita adalah gangguan, dan ia selalu menghindari ikatan em
yang paling logis secara bisnis. Bisa ia berikan uang, menyuruhnya pergi jauh, dan memasti
a, Arjuna merasakan keraguan. Apakah ia sekejam itu? Apakah ia bisa tidur tenang setelah
ti tidak hanya bertanggung jawab atas keberhasilan, t
lukannya dan merebut posisinya. Tapi Risa... apakah Risa hanya pion dalam permainan mereka
a bocor kapan saja. Jika media mengetahui, atau yang lebih buruk, Ayah tahu sebelum ia b
akan menjadi pria tanpa hati yang mengorbankan segalanya demi reputasi, ataukah ia akan mengh
an hati nurani yang samar. Antara keinginan untuk melindungi dirinya dan kewajiban untuk bertanggung