ntu depan terdengar
an menoleh cepat. Jarum jam menunjukkan pukul sem
lu berjalan ke pintu. Ketika membuka
knya, nyaris
n gaun hitam selutut. Bibir merahnya melengkung membentuk senyum tipis yang asing.
elangkah masuk tanpa diundan
nya berdebar. "Kamu... k
lelaki cacat yang dipaksa menikah denganku, dan d
ti mendengar kata "cacat" yang dil
ya lirih. "Kamu tidak bisa d
paksa menikah karena Ayah takut kehilangan harta. Tapi sekarang aku kemb
lorong. Bagas muncul, bertongkat seperti biasa. Wajahnya kaku, dingin,
?" ucapn
yum yang dibuat-buat. "
k satu kata pun keluar dari mulutnya. Namun d
am Penuh
ya tetap tenang, memasak makan malam untuk tiga orang. Ruang makan
s sekarang," kata Maya sambi
ngkat. "Usaha resto
kerja sama, kamu tahu? Aku punya koneksi di S
ap Maya taj
entu. Aku kan ca
ing. Ia memandang Bagas, mengharapkan sangg
. "Maaf, aku
n cepat menuju kamar. Di bali
kan
tra melihat nama Ayah di layar dan mena
keadaan Maya? Su
datang t
mundur. Ini bukan lagi soal c
as. Kami sudah menikah emp
a bisa membuka jalan ke investor internasional. Keluarga
bukan barang. Aku tidak b
melakukannya. Ka
erdiam. Tangannya gemetar, nam
ntaan
aya datang, Bagas meng
h bic
an tubuh dari j
amun pasti. "Aku akan menikahi Maya. Tapi aku
n tatapan kosong. "Kam
s, menunduk. "Aku tahu ini tidak a
Aku tidak mau jadi beban. T
alanya. "Kamu perempuan palin
ukan apa yang kamu mau. Ta
di Bal
alkan rumah. Ia membawa dua koper, satu tas
sudah mengajukan permohonan cerai dan mencairkan
mbil semuanya-
an yang diajukan tergesa-gesa, dan rekaman suara ayahnya yang memaksa. Semua
ulan K
il di tepi pantai. Ia membuka toko bu
nga mawar atau lili. Pelanggannya me
enyum itu, Citra
ia masih mem
baya datang ke tokonya. Wajahn
ra?" ta
aya se
Wirawan. Ada sesuatu ya
dari M
u menyerahkan sepucuk surat, tertuli
tr
akan sampai padamu, tapi
rgi, karena kupikir aku melakukan hal bena
mendapatkan separuh saham restoran, dia p
n sebagian kepercayaan publik. Tapi semua
api jika tidak, setidaknya kamu tahu bahwa aku men
ag
tra pecah
atau
pantai. Angin menerpa rambutnya. Di
Melupakan semuanya. Tapi
Jemarinya menekan sebuah nomor y
ag
ngsung menjawab, pelan ta