menghi
engantin yang seharusnya melekat di tubuh Maya kini tergeletak tak be
sanggup. M
Ma
u Pak Drajat, ayah tiri Citra dan Maya, sambil menjamba
. Ia tahu Maya merasa tertekan, tapi tak pernah menyangka
k Drajat tajam, m
oleh. "Iy
ggantikan Maya.
ah mundur, wajahnya pu
tal, kita bisa kehilangan seluruh investasi dan reputasi keluarga. Bagas...
lembut. "Citra, tolong... Lakukan ini demi keluarga. H
irik ke luar jendela, ke arah pelaminan yang mulai
us terngiang di teling
elam
ding. Wajahnya tampan, tapi tatapannya kosong. Satu kaki palsu tersembunyi rapi d
an Maya, langkahnya ragu, mata berka
ya," katanya pela
tidak bisa datang. Aku...
pnya lama. D
amu di
Aku... memilih untuk berdiri d
kahan mereka tetap berlangsung. Tanpa cinta. Tanpa janji-janji man
Tahun
Bagas. Dapur rumah mereka kini han
yam, kan?" tanya Citra
i matanya menatap Citra penuh perhatian. W
erlihat capek,"
oko tadi agak ramai. Tapi nggak apa-
dik
g sej
lirih, "Citra... Kalau suatu hari
tangannya. Ia mencoba terseny
bahagia, jika
s, tatapannya tajam, tap
nya, menahan air mata. "
Citra tahu... kisah ini belum selesai. Ia telah memberi s
i belum