emandangan yang indah. Meskipun Arga terlihat tenang, Naura merasa sangat tidak nyaman. Percakapan di mobil tadi, tentang Arga dan "perempuan
ng memberikan menu, namun Naura bahkan tidak bisa f
mau," kata Arga datar, seola
ak. Ia memilih pasta dengan saus krim, berharap rasanya bisa se
melirik keluar jendela atau memainkan ponselnya. Naura justru gelisah, ia sesekali melirik Arg
i sini?" Arga tiba-tiba be
un segera menjawab. "Lumaya
Mengapa kamu memilih bidang itu?" A
b Naura jujur. "Menurut saya, mengelola ke
an sekarang kamu menjadi sekret
las ingin memprovokasinya. Ia menahan diri untuk tidak men
a beradaptasi, Pak,"
a tajam. "Saya harap begitu. Saya tidak
ati. Tentu saja. Dia ka
akanannya, namun seleranya sudah hilang. Pikirannya masih terus memutar kejadia
Arga tiba-tiba bertanya,
menatap Arga. "
"Saya tahu kamu masih memikirka
tangkap basah. "Itu... itu hal yang tidak pantas Ba
an menantang. "Itu ruangan saya. Dan saya bebas melakuk
a jika ada karyawan lain yang meliha
Arga dingin. "Seperti kamu, jika k
git bibir bawahnya. Ia benar-b
rendah, "Saya sudah bilang, saya tidak peduli dengan
n memperpanjang perdebatan ini. Ia
i ke kantor. Suasana di dalam mobil tetap hening. Naura m
ta Naura singkat, lalu
nuju tempat parkir khusus. Naura bergegas naik li
tas baru ini, meskipun ia masih membenci Arga. Setiap kali Arga memberikan perintah, Naura akan melaksanakannya d
kin Arga sudah menegurnya, atau mungkin Luna sudah menyerah melihat betapa Arga acuh tak acuh pada
n lembur lagi. Pekerjaan yang diberikan Arga memang banyak, namun Naura b
au
jak. Ia menoleh. Arga sudah berdiri di
" tanya N
erapa dokumen yang perlu saya periksa
ning. Pulang bersama
aura cepat. "Saya bisa pula
in memastikan dokumen-dokumen ini selesai. Dan saya tid
tikannya. Ia tahu Arga tidak akan memberinya pilihan
Beberapa kali ia melirik Arga, yang tampak sangat serius dengan pekerjaannya. Rambutnya sedikit acak-acakan, dan kacamata bacanya bertengger di hidu
dua jam. Naura mulai mengan
akhirnya, tak tahan lagi de
"Hampir. Lima be
perutnya lapar. Ia tidak
malam, Arga menutup lapto
Arga. Mereka turun ke basement. Arga membuka pintu mobi
ana hening kembali menyelimuti mereka. Naura me
n malam?" Arga t
t terkejut.
berkata. "Kita m
r. Ia juga tahu menolak Arga itu sia-sia.
n masakan Indonesia. Tempat itu tidak terlalu ramai, dan suasan
yang kamu mau,"
eng dan es teh. Arga m
embali memecah keheningan. "B
r, Pak. Hanya saja, masih ban
Saya tidak suka orang
ahu betapa sulitnya beradaptasi dengan pekerjaan yang b
yang seenaknya sendiri," Naur
ya menatap Naura taja
mendengarnya. Wajahnya langsung memerah. "Ti
apa-apa lagi. Pelayan datang membawa pesanan
Arga menatapnya. Ia merasa Arga sedang mencoba membaca piki
tagihan. Mereka kembali ke mobil. P
Naura, Naura segera membuka pintu mobil
u," ka
kan langkahnya.
nganku sampai larut malam. Saya ingin kamu fokus sepen
ejut. "Mak
datar. "Dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir tentang pulang
hari? Itu berarti ia akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan Ar
tegas. "Saya bisa naik taksi o
ah menjadi ancaman. "Ini untuk efisiensi pekerjaan. Saya tidak ingin sekr
au demi kepuasan pribadinya menyiksa Naura? Ia tahu Arga
," jawab N
angan yang membuat Naura semakin kes
angat frustrasi. Kehidupannya tiba-tiba berubah drastis karena satu insiden kecil. Ia terjebak dalam ling