img Jangan Cintai Bosmu!  /  Bab 2 memanaskan suasana di dalam gedung | 4.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 memanaskan suasana di dalam gedung

Jumlah Kata:1699    |    Dirilis Pada: 03/08/2025

asaan campur aduk. Ia masih memegang jas Arga, yang kini menjadi simbol pembalasan dendam bos barunya. Karyawan lain sesekali meliriknya dengan tatapan ingin tahu, be

kaca yang memperlihatkan pemandangan kota Jakarta dari ketinggian. Jemarinya sibuk mengetik di layar laptop, menyel

t sebagai sekretaris Pak Wijaya. Pakaiannya yang minim dan potongan rendah di bagian dada sengaja ia kenakan untuk menonjolkan lekuk tubuhnya. Rok mini

berjalan mendekat ke meja kerja Arga, pinggulnya bergoyang sensual. "

mbali fokus pada layar laptopnya

annya sengaja menyentuh punggung tangan Arga saat meletakkan pena. "I

Ia mendongak, menatap Luna dengan tatapan datar.

akan aroma parfumnya yang menyengat. Jarak sedekat itu membuat payudaranya yang menyembul dari balik gaun mera

pak, lho," goda Luna, suaranya kini terdengar seperti bisikan di telinga Arga. "Saya bisa menem

bunyikan. Ia tidak suka dengan wanita yang terlalu agresif, apalagi yang mencoba memanfaatkan

aya tidak butuh ditemani. Silakan Anda keluar dari

ari lengan Arga, merasa harga dirinya tercoreng. Ia sudah berusaha keras untuk mendapatkan perhatian Arga

ki yang cukup keras, lalu berjalan keluar ruangan dengan langkah yang

ekretaris pribadinya selama ini. Ia merasa tidak nyaman bekerja dengan seseorang yang

dengan bagian HRD," peri

enjawab dari seberang. "Baik, Pak

ntuk datang ke ruangan say

an kacamata tebal, Pak Anwar, kepala HRD perusahaan, masuk ke dalam ruangan. Ia terliha

yang bisa saya bantu?"

. "Duduklah, Pak Anwar. Saya ada

, menunggu inst

nya tenang namun tegas. "Saya ingin Anda

ejut. "Maaf, Pak Arga?

gin menjelaskan detail tentang perilaku Luna yang menggodanya. "Saya ingin And

an keningnya. "Oh y

ngingat nama lengkap wanita yang ia tabrak tadi pagi. Namun, ia tahu ia tidak ingin Luna be

putih," kata Arga, berusaha mengingat detail. "Sepertinya dia d

t. "Maksud Bapak... Naura? Naura

ia! Ya, mungkin Naura. Saya ingin dia

ah satu karyawan berprestasi di tim keuangan, dan memindahkannya

gat berdedikasi di posisinya sekarang," Pak Anwar mencoba memberikan

njadi urusan saya, Pak Anwar. Saya akan bicara dengan Papah nanti. Saya tidak

k Anwar mengerti bahwa Arga tidak akan menguba

. Saya akan seg

bekerja sebagai sekretaris

hu Naura adalah karyawan yang berdedikasi, dan memindahkannya dari posisi kepala tim keuangan ke sekreta

esal dengan insiden jas Arga, datang dengan ekspresi datar.

war?" tanya Naur

uklah dulu, Naura. Ada hal pen

menunggu deng

saja membuat keputusan. Beliau i

ndahkan? Ke mana, Pak? Apakah a

"Bapak Arga ingin Anda menempati posisi

dengan apa yang baru saja didengarnya. Sekretaris pribadi Arga?

gan! Saya punya posisi yang jelas dan saya menyukai pekerjaan saya! Saya tidak mau jadi sekr

secara detail, Naura. Tapi beliau bersikeras ingin Anda yang menjadi se

karena saya menumpahkan kopi ke jasnya, dia langsung memi

ukmu. Tapi ini adalah perintah langsung dari CEO baru. Mungkin lebih baik j

h, kesal, dan merasa tidak dihargai. Ia tidak akan

am. "Saya akan bicara dengannya! Saya tidak akan

enuju lift. Jantungnya berdebar kencang, amarah membakar dadanya. Ia tidak peduli A

ruangan Arga. Ia tidak mengetuk, langsung saja membuka pintu d

nya, sedikit terkejut. Ia mengangkat kepa

a Arga. Wajahnya merah padam karena amarah. Tanpa ra

saya menjadi sekretaris?! Apa salah saya?! Jangan hanya karena masalah jas

k terpengaruh oleh ledakan emosi Naura. Ia menutup lapt

Arga datar, suaranya tenang, namun penuh otoritas. "Dan saya butuh seseorang yang

ka?! Bukankah kebanyakan lelaki suka dengan

seperti lelaki lain. Saya mencari kompetensi, bukan daya tarik fi

! Saya tidak mau dipindahkan!" Naura bersikeras. "Saya sudah nyam

n bagi Naura. Ia berjalan mendekat ke arah Naura, memaksa Naura untuk mundur perlahan. Naura

isa merasakan napas Arga yang hangat menyentuh wajahnya. Matanya yang tajam m

an mengancam. "Jika kamu tidak mau menjadi sekretaris saya,

langan pekerjaan, kehilangan penghasilan, dan semua yang sudah ia bangun selama ini. Ia menatap Arga, matanya dipenuhi

img

Konten

Bab 1 keterlambatan Bab 2 memanaskan suasana di dalam gedung Bab 3 Jika kamu tidak mau menjadi sekretaris saya, maka silakan keluar Bab 4 ia permainkan sesuka hati Bab 5 Restoran tempat Arga Bab 6 Saya akan menjemput
Bab 7 setelah pulang kerja
Bab 8 Cepat makan
Bab 9 rutinitas yang teratur
Bab 10 Setelah seharian penuh pertemuan
Bab 11 kejadian semalam
Bab 12 Perjalanan pulang dari Surabaya
Bab 13 terlalu memikirkan
Bab 14 reputasi
Bab 15 Rasa haus yang tak tertahankan
Bab 16 Arga akan menunggu
Bab 17 Jam makan siang telah tiba.
Bab 18 Di dalam ruangan Arga
Bab 19 Arga tiba di rumah
Bab 20 semua kekacauan yang terjadi
Bab 21 Waktu berlalu begitu cepat
Bab 22 Keputusan sudah bulat
Bab 23 Berita kehamilan
Bab 24 Kehamilan Naura memasuki bulan keenam
Bab 25 Kehidupan Naura dan Arga berubah total
Bab 26 kebahagiaan
Bab 27 anak laki-laki yang periang
Bab 28 Lima tahun lagi berlalu
Bab 29 sudah menjadi ayah
Bab 30 Di tengah kesibukan masing-masing
Bab 31 kecerdasan
Bab 32 Pagi di sekolah Kinan
Bab 33 Kinan merapikan buku-bukunya
Bab 34 Motor besar Arion
Bab 35 materinya cukup sulit baginya
Bab 36 Kinan masih terbaring
Bab 37 Dinginnya udara Puncak
Bab 38 Malam di Puncak berlalu
Bab 39 Di mata keluarga
Bab 40 Ruangan itu mendadak terasa dingin
Bab 41 Suasana di antara Arion
Bab 42 Tangis Naura yang histeris
Bab 43 rumah yang dulunya hangat
Bab 44 rahasia kelam
Bab 45 menghabiskan hampir dua jam
Bab 46 Kata-kata Arion tentang cintanya
Bab 47 demi keamanan keluarga
Bab 48 Hari pertunangan Kinan dan Rivan tiba
Bab 49 Pagi pernikahan Kinan dan Rivan tiba
Bab 50 Teriakan Kinan
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY