mencoba menahan degup jantung yang seperti hendak merobek dadanya. Ia berdiri di ambang pintu, menatap
Elvard
eperti seorang jenderal yang sedang memimpin pasukan. Ketika Aluna akhirnya melangkah masuk, pria itu tak langsun
avin datar, tanpa
hu ia harus berbicara, tapi tak
melakukan kesalahan apa pun." Suaranya
n di tangannya. Tatapannya tajam
anya pelan. "Bahkan setelah video pengiriman paket it
membawa paket yang diserahkan oleh kur
cuma transaksi biasa, tapi mencakup orang-orang penting-terma
alah seorang tamu mengaku menitipkan kiriman untuk kamar 1101, Presidential
. "Kau memang tidak tahu apa-apa...
!" seru Aluna, langkahnya sponta
ominan. Mata tajam itu menatap seola
on," gumamnya pelan. "Atau kau m
ekerja dengan tenang. Saya tidak punya urus
reka hanya tinggal sejengkal. Wajah Aluna menegang, tubuhny
padaku untuk tidak menghabisim
menaha
an diri. "Saya tahu banyak hal tentang sistem di hotel. Sa
wajah Aluna lekat-lekat
ya, menunjuk salah
i hadapannya kini tersedia sepiring pasta,
eh. "Kau akan tinggal di sini samp
ak. "Tinggal
a setelah insiden itu? Semua pihak sedang mengamati. Jika me
ya menunggu di rumah. Saya tidak
Satu-satunya tempat yang bisa menjagamu saat ini adalah
nunduk. Tak ada lagi yang b
-
tidak diizinkan keluar dari lantai dua. Ada dua penjaga yang selalu berdiri
an menghilang sesukanya. Kadang ia berbicara dengan Aluna selama lima men
n celah kecil di dapur saat pengawal berganti shift. Tapi
ut terhadap para pengawal yang paling menyakitkan, melainkan kalimat Davihu kapan waktunya ber
gis dalam diam. Ia mer
-
una berjalan dengan jantung berdetak kencang. Di dalam ruangan, pria itu berdi
yang menyelundupkan p
ket kurir hotel, memasukkan sesuatu ke dalam map putih, lalu meny
nya. "Dia st
rang hilang. Tapi aku yakin
aksud
lan. "Dengan catatan... aku ijinkan ka
mpuran curiga dan harapan. Akhirny
jauh, Pak," ucap Aluna lemah
imu sekarang." Tatapan Davin tajam. "Anggap ini bagian dari pertahanan di
kalimat itu. Tak perl
-
jau, ditemani dua pengawal Davin yang menyamar sebagai pasangan. Ia
Itu yang ia ingat dari percakapan
as menit
puluh
u j
akhir
duduk di s
u. Ia mengen
ggung. "Aluna...
er. "Kau yang mena
Aku... aku tak
ang meny
au aku mau bantu, keluargaku aman. Aku
gam tangannya
eka?" ulan
menjemput barang itu malam itu. Seorang pria berpakaian serba hitam... tapi
korban kesalahan prosedur. Ia telah masuk ke dalam jar
ia tak bisa