sensasi yang ia rasakan beberapa menit lalu. Ia menatap layar ponselnya, membaca notifikasi transfer yang masuk. Jumlahnya membuat bibirny
mbut oleh sosok yang familier. Ibu Tini, pemilik kosan denga
ni dengan suara nyaring. "Sudah sepuluh bulan kamu nunggak!
apan mata tetangga yang mengintip dari balik jendela. Ia
aan itu. "Tunggakan sepuluh bulan, lunas. Malah i
nggeser uang itu dengan jari, seolah tidak percaya. Kerutan di dah
apat uang sebanyak ini?" tanya
ngangkat bahu.
kan uang di tangannya lebih menarik perhatian. "
Di dalam kamar kos yang sempit dan pengap, Vella menjatuhkan dirinya di kasur. Bau keringat dan asap rokok dari
yd
rendah, seolah ia bisa dibeli dengan harga murah. Namun, Rayden berbeda. Pria itu memberikan jumlah yang ia minta tanpa protes, bahkan tanpa bertany
mengganggu Vella h
i kemeja kebesaran dan celana jins belel, lalu mengikat rambutnya dengan asal. Vella yang ini adalah Vella yang berbeda. Di kampus, ia dike
lla berjalan tergesa-gesa. Ia menun
U
selnya jatuh, dan ia langsung
otak lo masih di rumah?!"
aru menyadari siapa pria itu. Tubuhnya seketika men
hkannya sambil menyeringai. "Wow, Vella. Ternyata kamu versi sian
r, bukan karena malu, melainkan karena amarah. Bagai
mpat sampah kayak bar semalam!" bala
a kamu ikut main, kan? Apa aku perlu ingatkan lagi betapa liar dan m
matanya memancarkan ap
u ia mengedipkan sebelah matanya dan berlalu pergi, meninggalk
uat Rayden menyesali pertemu