memberiku gelom
ranjang rumah sakit, pikiranku d
ahu Carl bahwa dia memiliki tiga k
abiskannya, ak
hari, dia mengkhi
saat dia pergi men
egas membawanya ke rumah sakit, m
empatan
rl tidak mengec
, aku akan meninggalk
bagiku, dan kelelahan m
yang familiar meny
au Bi
perti jaring yang
yang lebih taj
Bianca menyap
detak jantungny
keringat dingin me
uk, nyerinya meny
ku kuat-kuat, menol
tanganku, hingga mengeluarkan da
" kataku berulang
i hubungan ikatan
berdenyut-denyut, menamba
ku sendiri, bagaikan ana
epon Carl dan me
menyentuh telepon,
asuk untuk melaku
elah menyiapkan seb
tol itu, jari-jn cairan pahit itu, rasa dingin
enghilang, dan saya tidak bisa
abel botolnya-
ikir, mengapa Art
melihat ke
tidur, aku memejamkan mata,
abiskan kesempat
erlalu
harap pada kebenaran yang mun
nya, saya mem
enelusuri "Permintaan Pembubara
uara kunci terdeng
kem
m-dalam, menggenggam d
kan rasa sakit melalui lukaku, sep
edang membungkuk untu
a melekat d
kening. "Mengapa kamu tidak
dak men
dan menyerahkan "Permin
riak. "Carl, mari ki
tertuju pada
u mengejek dan m
da apa ini? Saya hanya membawa Bianca untuk memb
u sesak, dan aku jadi sulit bernapas
dan dia meraih bahuku,
nya meninggi, diwarnai dengan keluhan karena dianiaya. "Bianca mel
rtawa
ermu, dan bahkan..." Aku berhe
ku jelaskan..." Carl mengerutkan kening. "Sudah kubilang
kah mundur dengan tegas. "C
Saat kita terikat, aku bilang kamu punya tiga kesempatan. Sekarang,
Carl menyadari ak
saan di mataku,
u, cengkeramannya begitu erat hingga
ranya. "Elizabeth, aku
. "Mencintaiku? Carl, kalau kamu banyak berboh
kamar tidur. "Saya sudah menandatanganinya. Jangan lupa mena