img Pewaris Dari Rahim Yang Disewa  /  Bab 3 klinik | 11.11%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 klinik

Jumlah Kata:1337    |    Dirilis Pada: 13/09/2025

a Elara. Ia duduk di kursi ruang tunggu klinik fertilitas, menggenggam jemarinya ya

nya berjalan dalam jadwal ketat: pemeriksaan hormon, tes darah, pengukuran rahim, suntik

kan jarum suntik atau ruang laboratorium,

akan jas rapi, tangan bersilang, mata tajam tapi tanpa ekspresi. Seolah-olah

l perawat, meme

i sofa kulit hitam di sisi ruangan. Pria itu mengangguk tipis,

kecemasan. Proses hari ini adalah langkah awal stimulasi hormon-

it, menatap langit-langit. "Semuanya baik-baik saja," u

aimana bisa ia menjalani ini tanpa melibatkan hatinya, s

ter. Adrian duduk di sampingnya kali ini, namun masih

hari ke depan, kita akan mulai prosedur fertilisasi in

u tampak serius, rahangnya mengeras, matanya menatap layar monitor y

meremas jemari di pangkuannya. "Kau... tidak perlu sel

royek yang sangat penting. Aku

asakan dadanya menegang. "Aku bukan mesin

i tanpa topeng dingin di wajahnya. "Aku tahu," ucapnya pelan. "It

ra terasa panas. Ia membuang tatapan, takut pr

ual di pagi hari, kembung, emosinya naik turun. Ia menangis karena iklan tel

apnya saat ia merasa lemah, cara ia memanggil namanya dengan nada pelan, cara ia

ya rasa terima kasih, atau sekadar efek

an berdampingan di lorong parkir. Suasana hening,

au harus ingat, ini hanya kesepakatan. Tidak

erti tamparan dingin. Ia menatap Adrian, mencoba tersen

alu melangkah lebih

cinta sedang tumbuh dalam dirinya-tapi cinta itu hanya

bil. Hanya sepersekian detik, tapi cukup untuk membuat Elara bingung: Apakah benar-benar tidak a

e klinik fertilitas. Langit masih berwarna kelabu, seolah menyimpan rahasia. Jantungn

lan abu-abu tua yang membuat sorot matanya tampak semakin tajam. Ia tidak banyak bicara sejak menjemput

engan senyum lembut. "Nona Elara, semuanya sudah disiapkan. Kami

a kepalanya ringan, seolah berja

an tubuh ke depan. "Kau yakin sanggup menjalani ini?" t

wajahnya. "Aku sudah sejauh ini,

n halus yang tak mau mereka akui. Adrian memali

berbaring di atas ranjang khusus dengan pakaian rumah sakit, selimut tipis

, dan hanya berlangsung sekitar lima belas menit. Kami akan memasukkan embrio hasil pembuahan ke d

jantungnya berdebar se

menatapnya. Mata gelapnya tajam, namun ada ketegangan samar di

sensasi dingin dan tekanan halus di tubuhnya. Nafasnya membu

benar-benar menyerahkan tubuhnya untu

na-Adrian-adalah ayah bi

netes tanpa

t lengannya. "Selesai. Sekarang tingga

g disediakan klinik. Ruangan tenang, tirainya setengah terbuk

g tempat tidurnya, diam, tapi k

is tadi," u

. "Aku bahkan

nga

"Mungkin... karena ini terasa terlalu besa

terdengar lebih lembut dari se

kaligus berdebar. Ia ingin menolak kenyaman

ergeser dan menutupkannya perlahan ke tubuh Elara. Jemarinya tanpa se

uhan singkat itu memicu k

asih..."

pelan, seolah takut menimbulkan kebisingan. "Istirah

selimut di dadanya. Air mata kembali jatuh, tapi kali ini bukan karena ketakutan..

makanan ringan dan sebotol air mineral. "Dokter bilang kau harus maka

h," Elara me

dekat. "Berapa lama... sebe

" jawab Elara, menat

rhasil menjadi rumah bagi benih kehidupan mereka. Dua minggu yan

lara merasakan ketegangan itu-jarak yang mereka bangun mul

iam, terlalu sadar akan de

amkan mata dengan air mata membasahi pipi. Ia tahu ia tidak boleh mencintainya. Tapi bagaiman

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY