duduk di tepi tempat tidur, menatap ujung kakinya sendiri dengan tangan meremas ujung gaunnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dar
eja putih separuh dikancingkan, rambutnya masih basah meneteskan
pirinya dan berjongkok di depannya
ng mau," gumamnya, mencoba tersenyum tapi gagal.
palkannya dalam genggamannya. "Tidak ada yang sa
telinga Elara. Ia menatap mata kelabu itu, mencoba percaya
nempelkan bibirnya di sana. "Maka bia
i jalanan yang berputar cepat. Tangannya meremas erat tangan Adrian di atas tuas persneling. Ia bisa merasak
berwarna pastel dihiasi foto-foto bayi mungil yang tersenyum. Elara menatapnya lama,
wat akhirnya. Mereka be
uk ke ruang pemeriksaan. Dokter kandungan mereka, seorang wanita
erdua. Ini kehamilan pe
cepat. "Ya... k
ssa tertawa pelan. "Ma
ingin menyentuh kulit perutnya, membuatnya bergidik pelan. Adrian berdiri di sam
t, seperti kuda kecil berlari. Dr. Marissa
n menoleh menatapnya, wajahnya berubah lembut, matanya be
gumam Elara deng
elan, suaranya serak
tapi bagi mereka, itu adalah mukjizat. Dr. Marissa menjelaskan u
at benda berat," ujar Dr. Marissa sambil mencetak ha
permata. Adrian merangkul bahunya saat mereka berjalan kelu
na gugup-melainkan karena keajaiban. Elara menatap foto itu, menggese
h memegang kemudi. "
a kau bis
ebentar, lalu memutar tubuhnya menghadap Elara penuh. "Kita bisa belajar, El. T
noleh menatap Adrian. "K
etakkannya di dadanya sendiri. "Dulu... aku hanya hidup unt
menutup mata, menahan tangis yang hampir pecah. Ketika Adrian menc
tang bertaburan di langit, dan udara dingin membuat Elara bersandar erat pada dada Adri
dekat kamar kita," g
an. "Kau sudah mem
leh, menatapnya dengan senyum kecil. "Putih lembut de
mulutnya. "Dan kau akan mem
ap. "Dan pagi-pagi aku akan membu
ku ingin mereka
embali pada Elara dengan cahaya berbeda. "Aku a
tuk pertama kalinya sejak semuanya dimulai, rasa takutnya perlahan larut. Yang tersisa
, tentang sekolah, tentang masa depan yang belum
nya... masa depan
kepala tegak kini digantikan oleh langkah pelan yang sering terhenti karena mual mendadak. Tubuhnya bukan lagi sepenuhnya miliknya-ia seperti
ubur hangat yang baru dibuat Adrian. Aroma kayu manis yang lembut justru
rian terdengar p
g akhirnya tumpah juga. Saat kepalanya masih berat dan matanya b
Elara parau, m
"Kau sedang membentuk manusia kecil di dala
kan. "Aku merasa seperti monster... Lihat aku, baru j
gu sabar sampai ia meneguknya sedikit. "Kau
berubah-ubah dengan kecepatan menakutkan. Ia bisa menangis hanya karena roti bakar gosong, lalu marah kare
di ruang tamu, Elara melempar
ubuhku sendi
aca dokumen, langsung me
mual, dan sekarang celana favoritku tidak muat.
, menatapnya dengan lembut. "Kau tidak jelek. Kau sedang berubah, ya. Tapi berubah
berlinang tanpa bisa ia tah
mudah bagimu," jawab Adrian
n. Degup jantungnya yang stabil memberi rasa aman yang tak bisa dijelaskan. Ia tidak tahu s
apkan cemilan kecil yang katanya bisa mengurangi mual. Ia memasang lampu redup di kamar tidur karena Elara menjadi sensitif
i ayah paranoid," selorohnya sambil menat
meski matanya lelah. "A
dara-sesuatu yang dulu tidak ada saat mereka memulai semuanya. Bukan sekada
membaik. Mualnya berkurang, dan energi perlahan kem
ya suatu malam, saat mereka berdua duduk
leh pertanyaan itu. "Ke
h. Aku bahkan tidak yakin bisa m
Lihat dirimu-kau menahan semua rasa sakit, lelah, perubahan tubuhmu
ercaya bahwa mungkin... ia bisa. Mungkin mereka berdua bisa menjadi orang tua
ndaknya, Elara merasakan sesuatu yang bel

GOOGLE PLAY