img Pewaris Dari Rahim Yang Disewa  /  Bab 4 waktu yang dikatakan dokter | 14.81%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 waktu yang dikatakan dokter

Jumlah Kata:1561    |    Dirilis Pada: 13/09/2025

mi

mengetahui apakah embrio itu berhasil menempel di rahim Elara atau tidak.

tup setengah tubuh. Dokter memintanya untuk banyak beristirahat, menghindari stres,

: apakah embrio itu sedang bertumbuh sekarang? Apakah ia akan be

angan itu, munc

ingin memastikan kondisinya baik-baik saja. Tap

n Elara penuh dengan aroma ka

ara serak. Ia bersandar di bantal, mengenakan p

lengan digulung, dasi tergantung di bahu. "Bisa. Dulu

sdir dingin dan perfeksionis-berdiri di dapur, mengaduk sup.

dari kontrak, kan?

nya melunak. "Bukan. In

at. Ia buru-buru memalingkan wajah, pura-pura s

badai emosi da

rontok lebih banyak dari biasanya. Ia tahu itu efek hormon,

mar mandi, memeluk lutut, ai

pelan. "Elara?" suara Ad

isaknya,

icara apa pun. Hanya meraih handuk kecil dan mengelap air mata di pipi Ela

.." bisik E

biasa. Kau sedang menciptakan kehidupan... bahkan jika itu

nnya makin pecah. Tapi kali ini ia menangis bukan karena ta

a, ia membiarkan dirinya

iam-diam, erat, seolah mencoba menahan semua

osi mereka jad

malam. Adrian baru saja menegurnya karena mencoba menge

apuh," gumam Elar

i balik pintu balkon, "Kau hanya se

apnya. "Kau selalu t

ursi seberangnya. "Bukan. Aku hanya ta

ta mereka bertaut, lama, terlalu lama. Ada sesuatu yang berge

apan lebih dulu, j

i k

n, hanya berbaring dengan tangan menekan perutnya, membayangkan sebuah k

rjalanan ke klinik, tapi tangannya sesekali men

ngan erat. Adrian duduk di sampingnya, lalu perlahan

k ada kata-kata. Tapi genggaman itu cuku

udian, perawat mem

berdiri

.. mereka

l tes kehamilan dan dampaknya pada hubungan dan , sekit

a

l bergambar dua garis merah yang terasa seperti beban berton-ton. Matahari menyelinap dari sela tirai, menyoroti wajahnya ya

dan dada yang terasa nyeri jika disentuh. terus memperhatikannya, tapi tak pernah menanyakan langsung. Ia hanya menatapn

ar dari ambang pintu, membuat Elara s

tak tes yang masih tersegel di tangannya. "Aku.

ati ekspresi Elara. Ia meraih dagu Elara lembut, mengangkat wajah

saat mengangkat kotak kecil itu, meletakkannya di atas meja antara mereka. Mata Adrian

uaranya pelan, nya

belum melakukannya. Tapi

duduk di sofa, menunduk dan menautkan jemarinya. Keheningan pan

drian akhirnya, menatapnya lagi. Nada suaranya tenan

gguk sekali,

i tes sekali lagi, walau ia hampir menghafalnya. Tangannya dingin dan keringat dingin membasahi p

," katanya tiba-tiba.

n, menatap mata pria it

meski sudut bibirny

di atas wastafel. Dua garis samar mulai muncul perlahan, tapi mereka belum berani mendekat. Elara dudu

rdetak ke menit berikutnya sebelum akhirnya Elara berdiri pelan,

ga

erah mud

adari. Adrian berdiri kaku, matanya melebar, lalu perlahan-lahan merengkuhny

," bisiknya, s

a, tubuhnya melemas di dada A

ujur. "Tapi kita akan lalu

duk di taman kaca rumah mereka, membiarkan matahari sore membelai wajahnya, sementara Adrian duduk di sampin

ra akhirnya. "Aku belum pernah hamil sebelum

kuat. Dan kita punya tim dokter terbaik. Tapi kalau

matanya berkaca. "Kau t

ena kalau aku menunjukkan betapa pa

anya, lalu menyandarkan kepala di ba

akan ke m

berdiri di depan cermin, menatap bayangannya. Ia menyentuh perutnya yang masih datar, lalu bergidik. Ada ke

pa yang kau pikirkan," katanya pelan. "Aku juga takut. Taku

takut kehilanganmu kalau sesuatu terjadi. Aku ta

an. "Aku di sini karena aku ingin. Karena ak

begitu saja. "Kau ben

i apa pun,

itu lembut, penuh kerinduan, dan janji yang tak terucap. Malam itu mereka berdua berba

tilitas mereka, menjadwalkan pemeriksaan pertama, dan menyiapkan ruangan khusus di rumah untuk Elar

perasaannya setiap pagi-takut, senang, bingung, harap-semuanya bercampur. Tapi setiap

ng bertarung bersama. Ketakutan mereka tak hilang, tapi kini mereka membaginya. Dan di t

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY