/0/27915/coverbig.jpg?v=75c2eceda11749c4d543088d49ab8aef)
jak pagi tadi, ia duduk di kursi yang biasa ia gunakan, menatap laporan-laporan yang seharusnya menjadi bukti kinerjanya
Ia tahu, di balik email itu, ada tangan-tangan yang ingin menjatuhkannya. Rekan kerjanya, Maya, dengan senElara pada dirinya sendiri. "Aku sudah bek
yang seolah ikut menangis bersamanya. Elara menghela napas panjang. Ia harus kuat. Ibunya sakit, adikn
ngkahnya berat, tubuhnya lelah, dan hatinya hampa. Namun sesampainya di r
tor?" Dita bertanya, menatap k
nya masalah kecil... nanti aku c
r sewa rumah bulan ini? Bagaimana ia bisa membeli obat ibu yang kian mahal
ja dari satu tempat ke tempat lain. Namun setiap pintu yang diketuk, setiap HRD ya
uk di bangku taman, menatap anak-anak bermain, merasakan hid
epannya. Jendela mobil terbuka, dan seorang pria be
lam dan tegas, namun ada sesuat
terkejut. "Eh... ya, say
m tipis. "Saya punya tawaran pekerjaan untukm
pekerjaan tiba-tiba dari orang asing terasa aneh. Namun ada sesuatu di
aksud Anda?" tan
yaran tinggi. Sangat tinggi. Cukup untuk mel
aran tinggi... tapi...
ekerjaan ini... tidak mudah diterima hati nurani
a kosong. "Apa
uargaku, dan aku dituntut untuk memiliki keturunan. Dijodohkan dengan wanita lain... aku menolak karena
depan yang membebani hidupnya kini berpadu dengan tawaran yang begi
engerti... mengapa Anda memil
. Bukan hanya sebagai wanita biasa yang membutuhkan uang. Aku melihat
kebutuhan keluarganya. Namun harga yang harus dibayarkan... ia merasakan ke
harus memikirkan ini
u sangat berharga. Jangan terlalu lama, kare
eda. Ia merasakan campuran takut, penasaran, dan harapan. Jika ia menolak, kelua
p wajahnya yang lelah. Ia menggenggam tangan ibu dengan lembut.
ertemu pengacara, membaca kontrak, mencari tahu konsekuensi medis dan hukum da
uhan hatinya, keberaniannya menghadapi dunia yang kejam. Namun ia tetap tegas, menjaga
ir dengan ketenangan yang membingungkan hatinya. Setiap kali Adrian mencoba
gedung tinggi yang tampak dingin dan tidak ramah. Namun kali ini, ia merasa harus melangk
k dengan sikap tenang namun waspada. "J
risiko. Semua konsekuensi. Jika aku me
keberanianmu. Tidak banyak orang yang
isiko kesehatan hingga hukum. Elara merasa lelah, namun juga lega-setidakn
ku tidak akan memaksa. Tapi pikirkan ini sebagai awal d
dingin, namun di dalam hatinya, ada percikan tekad yang menyala. Ia tahu keputusan yang akan di
cinta, tapi dari kebutuhan dan keteguhan hati. Namun di balik kontrak, bayangan
ah ia benar-benar siap? Apakah pilihan ini akan menjadi berkah atau malapetaka? Hanya wak

GOOGLE PLAY