tunya, memandangi bayangan dirinya yang memantul di dinding transparan. Tangannya menggenggam tas kec
a," gumamnya, seakan menco
butnya. Lantai marmer putih berkilau, meja resepsionis mewah, dan lampu gantung kristal yang b
saya bantu?" tanya resepsio
janji dengan Tuan Ad
komputernya, lalu mengangguk. "Silak
intu lift terbuka di lantai yang dituju. Di sana, seorang pria paruh baya dengan jas hit
menghadap kota. Di tengah ruangan, Adrian duduk di kursi kulit hi
dengan suara da
mengangguk. "Ya. Saya suda
a detik, seakan mencoba m
wab Elara akhirnya. Suaranya berge
as meja. "Kau yakin? Ini bukan keputusan kecil, Elara. Sekal
ang dan Dita yang terus berusaha tersenyum demi menenangkannya melint
embar kertas. "Ini adalah kontrak resmi. Sudah mencakup hak dan kewajiban kedua
a istilah hukum sulit dipahami. Ada bagian yang menegaskan bahwa ia akan mendapat kompensasi besk jelas, tanyakan,"
ya? Dari sekian banyak wanit
rcaya kau tidak hanya mengejar uang. Aku bisa melihat tekadmu. Kau tidak akan kabur setela
membaca gejolak di hatinya. Setelah beberapa menit, ia akhirnya menandatangani. Pen
erikat kontrak denganku," uc
guk. Perasaan lega berca
an sudah menyiapkan segalanya di salah satu rumah sakit swasta terb
Kami hanya perlu memastikan kondisi tu
dirinya seperti bahan percobaan. Ia tahu apa yang
ngin terasa berbeda. Ia tidak mengenakan jas formal, hanya kemeja put
nyanya, duduk d
ngannya sendiri.
erkata lembut, "Kau tidak send
atanya bertemu dengan mata Adrian, dan untuk sesaat, waktu seolah berhen
omen itu. "Baiklah, Nona Elara.
tiap kali ia merasa lelah atau takut, tatapan Adrian yang tenang membuatnya bertahan. Meski ia tahu
gu. Adrian duduk di sampingnya lagi. "Kau sudah me
wal, bukan?" ta
rus kau lalui. Tapi aku ingin kau ingat satu hal: k
tak terlalu cepat. Ia buru-buru memalingk
Dita sudah tidur, ibunya juga terlelap setelah minum o
u hanya menjual tubuhku? Atau... ini jal
pnya, suaranya yang tenang, perlindungannya yang diam-diam mene
n malam menyapu rambutnya, pikirannya melayang pada sosok Elara. Ia tahu kontrak ini seharus
" gumamnya. "Ini hanya
tahu, kalimat itu mu
Setiap kali ia datang ke rumah sakit atau kantor Adrian, mereka semakin
erlihat dingin?" tan
rbiasa begitu. Dunia bisnis mengajarka
ingin," balas Elara spon
engan intens, membuat gadis itu gelisah
di balik sikap tegas dan dingin, Adrian adalah pria dengan luka dan kerentanan yang t
hantui. Hubungan mereka bukan cinta-setidaknya belum. Dan Elara ta
h benar. Tapi jauh di lubuk hatinya, ia tahu sesuatu yang berbaha
ang dari rumah sakit setelah pemeriksaan terakhir. Adrian mengantarnya den
Adrian sebelum
menole
erjadi nanti... aku ingin kau ingat satu hal.
enjawab apa. Hanya anggukan kecil yang akhirnya ia ber
nya, kata-kata Adri
i sekadar
ia tahu: perjalanann

GOOGLE PLAY