/0/27970/coverbig.jpg?v=0f4a4e7f144403390c01cd6d91d18894)
ang yang menghubungkan ruang rapat utama dengan ruang kerjanya. Gaun selutut berwarna ivory yang ia kenakan bergerak anggun
an karismatik. Dua tahun lalu, bayangan itu nyaris mustahil ada. Dua tahun lalu, ia adalah wanita yang menangis dalam diam di ba
Revan A
uak dari balik ketenangan yang susah payah ia bangun. Pria itu menceraikannya hanya sehari setelah kematian
besar yang bergerak di bidang konstruksi dan properti. Ia menikahi Aurelia bukan karena ingin, tapi karena permintaan ayahnya yang sedang
h sebelum ia menutup mata. Damian, yang kala itu tidak memiliki hubungan dengan siapa pun, akhirnya menurut. Aure
embalas budi, memohon padanya. Ia akhirnya luluh. Pernikahan itu pun berlangsung sede
sahaan, dan nyaris tak pernah berbincang hangat dengannya. Aurelia berusaha keras menjadi istri yang baik,
iba. Hari pemakam
nga duka, Damian menatapnya dengan mata merah dan wajah d
h sudah lunas. K
gi meninggalkannya berdiri membeku
jauh berbeda. Setelah perceraian itu, ia memutuskan membangun kembali hidupnya. Ia mengembangkan studio kecilnya menjadi sebua
ir mata saat harus pura-pura bahagia merencanakan pernikahan orang lain sementara dirinya hancur. Tapi
pintu membuya
" ucapn
nampakkan sosok s
"Klien baru kita untuk jadwal konsultasi jam sepuluh
k. "Baik. Sudah k
ru, kelihatannya... sangat berkelas,
ng terbiasa menghadapi klien dari kal
kenakan, lalu melangkah ke ruang rapat. Ia membuka pintu
m itu perla
di paru-parunya seakan lenyap. Bahunya yang lebar, rahangnya yang tegas, mata kelam yang taja
Revan A
ah berhenti m
eh, dan mata m
, kini menatapnya lagi-tapi ada sesuatu yang berbeda. Ada keterke
ar rendah dan dalam, seperti dulu. "
pat di balik senyum ramah yang ia latih bertahun-tahun. "B
m Damian kembali bicara. "Aku tid
pan mereka. Di samping Damian duduk seorang wanita muda, cantik dengan gaun pastel d
" wanita itu berkata ceria. "Namaku C
pi wajahnya tetap tenang. "Senang berkenalan, Nona Mont
ya tidak menyadari badai kecil y
olah Damian bukan siapa-siapa baginya. Ia menunjukkan katalog dekorasi, daftar vendor, hingga rundown contoh
amun penuh sorot yang sulit ditebak-antara kagum, heran
meraih tas tangan mewahnya. "Terima kasih banyak, Aureli
antu," balas Aure
Aurelia sekilas lalu berjalan keluar bersama Clarissa. Langkah-la
n sedikit gemetar, tapi ia menggenggamnya erat. Ia tidak
ak
tu yang telah berubah. Malamnya, ia duduk di balkon apartemennya, menatap
a ia begitu berharap Damian akan berubah, berharap suatu pagi pria itu ak
ernah datang. Yang dat
dak membenci Damian lagi. Ia hanya... sudah
kan sebagai suami, melainkan sebagai klien-klie
nikahan Damian dan Clarissa seperti profesional. Ia tidak akan membi
a tahu: kehadiran Damian akan meng
g selama ini ia hindari

GOOGLE PLAY