lagi mempedulikan sandiwara atau topeng kemesraan palsu yang mereka kenakan beberapa detik yang lalu di depan Lusi.
mereka mencapai sedan hitam. Dia melepaskan cengkeramannya hanya untuk
kit. Bukan hanya karena teriakan Rendi, tetapi juga karena rasa sakit di pergelan
ruti skenario yang Anda berikan, Rendi! Apa Anda kira saya senang dijadikan
i mobil dan masuk ke kursi pengemudi. Alih-alih melaju kencang, ia duduk di
mengerikan. "Kau pikir Lusi adalah lawan yang mudah? Dia tidak ingin kerja sama bisnis.
gkit Kesya, Rendi. Dia mengungkit dokumen. Dia mengungkit kata '
emang-remang menyorot raut wajah Rendi yan
a itu? Aku sudah bilang, jangan campuri uru
lam apa pun yang terjadi pada Kesya?" tuntut Rinka. Ia mengarahkan jarinya ke kalung yang dikenakan Lusi. "Saya melihat
antasi apa lagi yang kau buat, Sekretaris? Itu adalah inisial kakak Lusi yang meninggal dalam kecelakaan
, namun tatapan mata Rendi kali ini tampak meyakinkan. Itu hanya mem
dak dikirim begitu saja'. Seolah Anda yang 'mengirim' Kesya ke tangan orang yang salah!" seru
a yang ku hadapi, Rinka. Lusi hanya berusaha membuatmu lari agar dia bisa menghancurkan reputasiku
li ini, Rendi mengemudi sendiri, jauh
g titik itu," Rendi berdeham, nadanya kini sedikit melunak, meski masih mengandung peringatan keras. "Lusi dan Ardi, mereka adalah dua ujung dari satu t
umpan?" tanya Rinka
tu lagi," Rendi mengalihkan pembicaraan, matanya lurus ke jalan. "Malam ini, kita tidak kembali ke apartemen l
rbunyi nyaring. Tempat yang lebih am
kantor, bukankah lebih aman di bawah pengawasan sekuriti
t berbelok tajam memasuki area perbukitan yang terisolasi. "Mulai sekarang, kau adalah milikku. Kau akan tinggal
ilikku' itu sungguh mengancam. Rasa posesif Rendi
bergaya modern minimalis yang dijaga ketat oleh tembok tinggi dan sistem keama
Sikapnya kembali tenang dan berwibawa, seperti seora
sudah disiapkan. Kau tidak boleh meninggalkan properti ini tanp
memekakkan telinga, Rinka mengamati sekeliling. Tempat ini terlalu bersih, ter
h Anda takut Lusi dan Ardi akan mengatakan kebenaran tentang Ke
ka dengan kelembutan yang mengerikan. "Kau terlalu banyak berpikir. Sekarang, jadilah istri yang patuh. Keberadaanmu di
enaiki tangga. Saat Rendi berhenti sejenak untuk mengunci salah satu pintu tersembunyi di ko
ang luas. Dari sudut matanya, ia melihat ada pantulan aneh di rumput
kan apa yang ia lihat, Rendi memanggilnya
itu, di tengah taman, teronggok seonggok benda. Benda itu ditutupi terpal hitam, tetapi di seb
ena Rendi kini sudah berdiri di sampingnya. Pria itu menyadari arah pandang Rinka.
ka, mendorongnya lembut namu
embali ke hidup lamamu. Apa pun yang kau lihat, lupakan saja," Rendi berbisik, mendekatkan bibirnya ke teling
dikit menyembul dari bawah terpal hitam, adalah ujung sepatu hak tinggi berwar
tahu dia baru saja melihat raha
ak menatap wajah Rendi yang kini tampak gelap. Ia tahu Rendi sedang berbohong.
dia menyeret Rinka menjauhi jendela. Kuburan kecil di taman belakang itu menjadi saksi bisu, mengingatkan Rinka bahwa statusnya

GOOGLE PLAY