gangan di hati Alira. Ia sedang duduk di ruang belajar, memegang cangkir teh hangat, berusaha menenangkan pikirannya. Pikiran tentang
n, tapi mata tajamnya seolah menelusuri setiap gerakan Alira. "Selamat pag
cangkir teh. "Selamat pagi, Bu Cy
an diri, mencoba menarik perhatian Dimas. Aku akan memberi satu saran: jangan pernah merasa aman di rumah ini. Setiap tindakanmu,
tu terasa kaku. "Aku hanya ingin hidup damai di sini,
pendatang, Alira. Tapi jangan lupa, rumah ini... d
ukan hanya soal bertahan hidup, tapi juga soal bertahan secara emosional. Setiap hari ia harus menjag
tapi matanya menyiratkan sesuatu yang berbeda dari biasanya. "Aku de
ak. Aku... aku akan beru
hal: bukan semua orang yang berwajah ramah itu benar-benar baik. Dan bukan semua orang yang terlihat dingin itu benar-be
tetap gelisah. Ia tahu, setiap langkah yang ia ambil akan selalu diperiksa oleh Cynthia,
degup kencang. Ia tahu, setiap keterlambatan berarti risiko besar. Ia harus memastikan bahwa biaya pengobatan
ngar tegang dan lembut sekaligus. "Alira... bagaimana kea
mbahan, Ka. Aku harus memastikan semuanya berjalan lancar. Aku... aku merasa
selalu mendukungmu. Jangan biarkan mereka mematahkan semang
saling bertabrakan. Ia harus memilih antara melindungi ibunya atau memperjuangkan cintanya. D
ndiran, menyinggung latar belakang Alira. "Kau mungkin terbiasa hidup sederhana, Alira. Tapi di sini...
kan menimbulkan masalah lebih besar. Ia mencoba tetap tenang, menunduk, dan membalas
okumen. Pandangannya singkat tapi memberi Alira sedikit rasa aman. Meskipun ti
as panjang, mencoba menenangkan diri. Setiap malam terasa panjang dan berat. Ia harus menahan rindu pada Raka, menghadapi Cynthia, d
membuatnya tampak lebih hangat daripada biasanya. "Aku ingin bicara," ucap Dimas pelan. "Aku
ya, terkejut.
dak ada yang akan menyakitimu terlalu jauh. Tapi... kau harus belajar menyesuaikan diri. Rumah
hu, menembus dinding dingin keluarga Wiratama bukanlah hal mudah. Ia harus berhati-hat
engaja menyinggung Alira di depan mereka. "Kau mungkin terbiasa hidup sederhana, Alira. Tapi di
dan berkata, "Aku akan belajar, Bu C
di dalam hatinya, ia mulai menyadari satu hal: Alira bukan gadis lemah yang bisa dengan mudah dijatuhkan. Ada keteguha
an Dimas yang membingungkan, dan rasa takutnya yang terus menghantuinya. Menulis surat menjadi cara b
tapi pandangan Alira, keteguhan hatinya, dan cara ia menghadapi Cynthia membuatnya merasa... tertarik. Pe
ingkirkan Alira, dan setiap langkah yang diambil Dimas harus penuh perhitungan. Rumah ini bukan sekadar tempat t
minkan perjalanan hidupnya yang penuh tekanan. Tapi di dalam hatinya, ada satu tekad yang tidak bi
ai. Setiap hari membawa konflik baru, intrik baru, dan pilihan yang sulit. Tapi ia juga tahu, jika ia cuku

GOOGLE PLAY