img Dalam Dekapan Dosen Tama  /  Bab 6 Vian | 33.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Vian

Jumlah Kata:1042    |    Dirilis Pada: 22/10/2025

ping kakinya. Suasana sejenak hening, hanya terdengar riuh samar suara or

?" tanyanya sopan, menol

adar bahwa pertanyaan itu ditujukan p

pelan. "Sama berarti

informasi keberangkatan di atas sana. Tapi ujung matanya mena

n?" tanya

nimbang apakah harus menja

enjelasan, "Sebenarnya sama keluarga, tapi yang lain pada n

gukan tipis. Ada bagian dalam dirinya yang ingin menutup percakapan itu, seperti biasanya dia lakukan pada or

i ini sambil merogoh ranselnya. Dari dalam dia mengeluarkan dua botol

. Kebetulan sa

ngan, berniat menolak. "Ngg

kedua kali. Dengan ragu, dia akhirnya menerima botol itu. "Saya juga ke S

. sama kita!" serunya riang,

Aruna sempat tertegun, tapi kemudian men

ucapnya

senyumnya lebar. "Coco

matanya tetap lurus menata

dikit, lalu menyandarkan punggung ke kursi tunggu. "Hmm, tinggal gerbongn

sambil ikut memutar tutup botol yang

u merogoh HP-nya, membuka aplikasi kereta api. Dia menatap laya

mbaca cepat layar itu. "Sa

tertawa kecil. Senyum sumringah tidak bisa disembunyikan. "Ya

ah nyengir, me

emarang. Aruna menegakkan tubuhnya, matanya menatap rel yang mulai bergetar pelan. Dari kejauha

a melirik koper Aruna yang berdiri manis di s

lak. "Nggak usah,

mengembus napas,

kah di belakang, mendorong koper itu dengan santai. Sesekali A

ngin ruangan bercampur aroma kursi kulit baru menyambut mereka. Suara roda koper beradu dengan l

aruh koper di rak atas tanpa diminta, membuat Aruna hanya bisa me

t kecil di depan. Vian duduk persis di sampingnya, masih

tar Vian, menyandarkan punggung d

an. "Iya, lebih tena

tugas yang terdengar. Vian tidak tampak canggung, malah santai saja membuka tablet kec

buka percakapan. "Sering ke Semar

las. "Sering, ruma

rti. "Kalau aku, ada urusan k

ipis. "Masnya ban

h. "Biar ngg

tama kali. Sesekali Aruna hanya menanggapi dengan senyum atau anggukan, tapi Vian tampak tidak keberatan. Dia s

anpa sadar ikut memejamkan mata, kepalanya miring ke jendela. Vian yang masih terjaga sempat me

asuki stasiun tujuan. Dia sempat kaget melihat

seruya lan

Dengan santain

tapi akhirnya tersenyu

egera tiba di Semarang. Penumpang mulai bersiap, mengambil b

bawa in lagi ya,

jalan keluar gerbong bersama, langkah mengikuti arus orang-orang. Suara riuh

lelaki agak gendut melambaikan tangan padanya, samb

" ucapnya singk

ras. Aruna sudah ditarik oleh saudaranya, koper pun berpindah t

hela napas, senyum tipis tersungging di wajahnya. "Memang cuma jodoh di kursi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY