a
dan
untuk berangkat kerja bersamanya. Saat pulang kerja pun Rahmah men
eritain ke aku?" Rahmah masih diatas
h mah." Lisna melangkah ke
g tidak baik-baik saja. Ayolah, meski cuma jadi pendengar aku siap. Jangan dipendam sendiri mba,
a ya mah." Lisna menatap Rahmah dan mema
niatan baiknya merasa disepelekan. "Sikap Aini waktu itu aku bi
aku sakit, gitu?" Lisna menjawab
ho mba." Rahmah me
dang tidak baik-baik saja, lantas apa yang perlu dijelaskan lagi mah." Lilis menunduk dan menga
kemarin mba. Masa iya udah bermasalah aja?" Rahmah merubah duduk
ayuuu." Lisna tersenyum
atmu kan?" Rahmah mengerutkan d
aku mau cerita, kalo bukan ke kamu." Lisna berdiri dan menatap ke arah halaman yg kosong karena memang tanah la
bekerja sebagai peternak ayam yg tugasnya menyediakan fasilitas kandang beserta perlengkapannya. Sementara perusahaa
i saja ayam dipelihara. Setelah itu ayam akan dipanen oleh broker y
Aku tidak ingin hanya masalah begini mengganggu pekerjaanku. Sekarang aku cuma ing
dalam mata Lisna. Gadis itu paham b
lagi bikin kue." Lisna mengalihkan p
Lisna dan merangkul bahunya. "Mas Danar sekar
n yang memang Lisna tak ingin membahasnya. Lisna tidak mau dia jadi membuka aib suaminya di hada
ih ngotot. Karena memang Rahmah khawatir dengan keadaan sa
na menarik tangan Rahmah menuju motor yang dipa
epertiku." Rahmah menjawil hidung Lisna sambil memainkan alisnya naik turun. Berh
baik. Kalo nggak baik mana mau cob
tungan mbak. Enak saja gratis. Wek."
g nih?" Lisna be
Lisna mau cerita nanti tak potong dua
a puluh persen dong." Lisna melipat tangan ke d
." Rahmah menstarter motor dan b
ri. Setelah siap Lisna meraih mukena dan pergi ke sur
kem
tepat di belakangnya. Lisna tersenyum, akhirny
ola mas, yuk mas.
menjawab dengan ketus dan la
e mushola dulu ya ma
pi kamu di mushola hah! Danar membenta
tung saja Lisna masih bisa menyeimbangkan badan
yuk. Kayaknya seru deh mas." Lisna mencoba u
ri! Aku ngant
an menghempaskan badan ke at
h selesai berdzikir Lisna melepas mukena dan melipatnya. Lalu menyimpan di atas lemari kecil di dalam bilik mereka. Lisna mendekati Danar dan duduk
nya dengan suara lembut. Tak
menepuknya dengan lembut. Suaminya tak juga mem
an dulu. Mas." Lisna sediki
. Kenapa!" Danar membuka matanya dan
i kemarin nggak pulang-pulang. Nggak enak makan sendirian. Yuk mas." Li
diri sana." Danar membalikka
Lisna." Lisna memeluk tubuh suaminya. B
usah ganggu orang tidur kenapa! Sana sana!" Danar terduduk
sna apa? Kenapa mas begini ke Lisna?" Lisna gemetaran menyandarkan tubuhnya k
ih dengan terbaring dan ta
aneh setelah pembagian gaji mas itu. Aku tak menyimpan sepeserpun gajimu mas.
i otakmu untuk berfikir. Jangan nyusahin o
nji suci untuk menjagaku. Tapi kenapa kau biarkan
strinya, ia menutup telinganya mengguna
uduk di atas amben. Lalu membaca Al-Qur'an dengan mata yg bas
*
udah aku siapin di atas balai." Ucap
masih menikm
an suaminya dan mencium punggung tangan suam
han berjalan mendekati gubuk
nte dari suaminya itu dan mencium punggung
belum p
kemarin sore."
da Danar rupanya. Kenapa nggak diajak ke mu
ingung harus bagaimana menjelaskan tentang suaminya itu. Meski mungkin bulek Tat
mushola. Aslinya Danar itu ngajinya bagus lho Lis. Kesayangan banget itu sama M
k?" Lis ya ha
ma!" Danar berteriak dari gubuk. Langkah Lisna ter
sama suamimu Lis?" Bul
ulek Tati tau betul bagaimana keponakan dan kelu
ali berteriak. Dan
is
ketika melihat Lisna
rik lengan Lisna dan me
ulek Tati
R S A M B