b
a Hat
mpat tahun dekat dengannya sungguh aku tak mengenali kepicikan hatinya. Masih tak percaya keaslian sifat dan kebiasaan. Ya Rabb, haruskah aku sesali semua keputusan ini. Harusnya
shola dekat rumah. Setelah selesai sholat Maghrib ia pun beranjak pulang. Mengecek apakah suaminya itu sudah ada dirumah atau belu
m." Lisna membu
rtinya Danar sang
alau tak mau tinggal disini dan masih betah bersama ibunya, lantas kenapa menga
tan & sepi, jadi suara pelan pun terdengar sangat keras. Suara adzan isya sudah terdengar. Ta
a banyak ibu-ibu, bisa jad
habis isi mushola, dan hening merambat kesunyian mal
sebenarnya
ang. Sesampainya dirumah kembali ia duduk di balai teras rumah, melipat mukena dan cukup mengenakan jil
ung hantu yg membuat bulu kuduknya merinding. Malam semakin larut, Lisna melirik arloji yan
a sudahlah, percuma juga aku menunggu. Mungkin mas
ntuk masuk dan
ati masa pengantin baru ku bersama angin malam. Suara jangkrik dan teman-teman
a menatap langit-langit yang hanya terlihat kayu-kayu kecil yang di atasnya tertata rapi genting-genting. Tiba-tiba terd
hnya hingga ke leher. Setelah melepas kerudungnya dan melet
ya. Berikan nyanyian terindahku untukku. Aku yakin kau bahagia berkawan denganku.
ubuhnya untuk menyuruhnya bangun dari tidur kelap. Ia mengusap wajahnya lembut, me
etra. Dadanya terasa sesak berdesak. Ingin rasanya ia pulang ke rumah orang tuanya. Tapi apa jadi
berperang. Tapi? Sanggupkah aku bertahan? Bisakah ku ubah semua ini ke jalan yg benar? Ya Rabb, berikan petunjukMu pa
han berkehendak." ia usap air mata yg terus saja menetes. Lalu meraih handuk dan membersihka
a sendirian t
h ke arah su
m pulang." jawab Lisna tersenyum.
nggak pulang?" Bu
ulang kerja udah nggak ada di rumah, sampai t
elfon?" Bulek Tat
ma mas Danar nggak boleh pegang
ggak boleh pegang handphone itu gimana Da
a yg diomelin. Biarlah seperti ini. Besok kalo ud
gak bisa beliin. Nggak harus yg mahal juga, yg penting kan
as Danar juga hand
, gitu?" Bulek Tati nampak terkejut mendengar
nya sibuk melipat mukena dan
itu handphone kamu?"
sna bulek. Entah tahu entah
ikan semua lampu itu pastinya. semburat kuning keemasan tampak sudah mulai mengintip dari ufuk timur, menampakkan cahaya indahny
Lis, kalo kamu ingin tahu di
ggak usah repot-repot bikinin sarap
nggak peduli, dan nggak butuh Danar."
ang ia tak membutuhkan mas Danar, ia saja saja terabaikan. Tak
a tahu ada hal yg membuat Danar nggak bisa pulang s
pulang. Biar aku telfon pinjam handphone bulek ya. Sekarang Lisna
jian?" Bulek Tati m
eka bertemu pandang. Bulek Tati menaikan satu alisn
alo mas Danar habis gajia
bis gajian?" Bulek Tati
" jawab Lis
n berkembang sendiri. Bulek sudah memikirkan ini dari sejak kalian dulu tunangan Lis. Yg bu
idak pas mendidik anak-anaknya. Bulek yakin Danar akan berubah. Asalkan kamu mau menuntunnya ke arah yg benar." B
. Nanti sarapan tempat Bulek ya. Kerja kamu
ma nggak makan daging entok."
Bulek tati berhenti dan
ja. Kemarin udah janjian sama teman na
g dulu ya." Bulek Tati melanju
Lisna meneruskan la
dilema. Pernikahan yang baru saja ia sakralkan harus
R S A M B