Dosa
gaskan berulang kali Dika! Mama papa tidak mer
" Tegas Andika dengan menggenggam
amu mau menikahi nya, silahkan cari kehidupan sendiri dan biaya sendiri. Ja
a.
kang silahkan angkat kaki dari rumah ini!" Pak Heru menatap wajah Andika tajam. Lisna yang tersudut hanya diam membisu. Ia mer
. Ayo Ina kita pergi." Andika menarik lengan
ong celana lalu mengambil kunci mobil dan melemparkan ke meja yang berada d
a
Ter
uami tercintanya dalam pelukan hangat penuh cinta. Matanya terbuka den
li dalam pelukan hangatnya. Lisnas tersenyum mendapati itu. Sebagai pengantin baru, Lisna sangat men
nyenyak dalam dekapan hangat sang suami. Lengkungan indah dari bibirnya selalu terulas ke
sang suami ketika tubuh lelakinya menegang hingga terkulai lemas dalam dekap
, terima kasih, ini
tubuh Lisna ke dalam dekapannya, hingga malam berlalu. Masa-masa yang signifikan dari sang suami. Danar yang sejak awal pernikahan begitu man
gi ketika Lisna tak lagi diizinkan oleh suaminya memegang ponselnya
ncintainya. Namun disisi lain ia sangat tersiksa, karena pek
ang suami untuk mengambil gajinya. Ia tak terlalu memikirkan perubahan yang te
" kata sosok tinggi tegap yang baru tiga pekan yang la
isna sambil merapikan kerudungnya. Setelah rapi Lisna menyiapkan s
engan menggunakan kendaraan roda dua. Setelah sampai, Lisna melepas penutup kepalanya, dan meletakkan di atas motor
ia tidak tahu ruangan-ruangan yang ada di kantor suaminya itu. Danar masuk ke
Lisna begitu gembira karena membayangkan akan memegang uang dari suami tercin
engolahnya nanti. Lisna berkhayal sendiri dalam hati. Biarlah nanti mengalir sendiri, ia
perhatikan kemana suaminya membawanya pulang. Saking sibuknya dengan angan dan khayalan, Lisna tak menyadari ka
mas?" Tanya Lisna p
s dibagi dulu." Jawab
isna ter
nya, suaminya sudah masuk saja ke dalam rumah ibunya itu. Lisna pu
Lisna masuk dengan
yalami Lisna. Sebagai menantu yang baik Lisna pun mencium punggung
sih SMA kelas 12, semester genap. Sebentar lagi akan memasuki ujian kelulusan. Papa mertua
eluarkan uang sebanyak tujuh juta lima ratus ribu rupiah dari tasnya. Lalu menyerahk
ulu, silahkan di bagi." Uca
. Peraturan macam apa ini? Kenapa justru ibunya yang mendapat g
ncul dalam benaknya. Beginikah pernikahan? Mengapa t
belum paham hakikat nafkah itu apa. Dalam kebingungannya ia terus mengikuti
amannya. Dan mulai menghitung dan membagi sesuai keingina
atus lagi buat pegangan adikmu. Nah ini sisanya buat persiapan kandang lagi." sambil menyerahkan sisa yang dis
i pangkuannya. Ia tak menyentuh sama sekali lembaran-lembaran berw
liling yang tersenyum bahagia. Hanya perasaan
gitu." Kata Danar menarik tangan Lisna
ga memasukkan uang itu. Tiba-tiba adik perempuan Danar si Aini, gadis yang bertubuh meleba
akin melebar ke samping. Namun bulu mata lentiknya di padu dengan mata bulat dan iris coklatnya itu membuatnya terlihat menarik d
tangannya mengayun langsung merebut lembar
R S A M B