n nyaring dan kompak dari seberang
. Di seberang jalan sana terlihat ada empat orang siswi melambaikan tangannya padanya. M
pian kalau nggak ada kamu." seorang siswi berbadan bongsor langsung
niat menjemput kamu." kali ini gadis berkacama
a membaca komik-komik dan novel percintaan ala remaja. Gadis yang terakhir bernama Rindi. Dia selalu sibuk dengan cermin dan make up miliknya. Anaknya sedikit sensitif dan mudah tersinggung. Apalagi jika menyangkut tentang pena
a siswi di sekolah berlomba-lomba untuk menjadi temannya. Bagi mereka, berteman dengan Melissa merupakan suatu kehormatan. Mereka
lissa?" Luna seakan t
hari ini adalah hari spesial." Sasha menutu
i hari apa?" nada suara Rindi te
enggelen
s itu kompak berteriak sam
a yang dimaksud oleh mereka. Merri mencoba mengingat-ingat, namun hasilny
hunnya Melissa." Bonita mendesah pendek sa
ih surprise yang spesial untuk Melissa!" Bonita lanjut
lah. Bel masuk sudah berdentang keras. Semua siswa sudah berlarian menuju kelas ma
rapa atap bangunan yang sudah terlepas. Sehingga cahaya matahari dan hujan bisa masuk begitu saja. Dindingnya juga sudah berlumut, bingkai-bingkai jendela sudah berlobang dimakan rayap. R
ssa sudah menunggu dari tadi. Dengan cekatan Bonita langsung mengambil sebuah kursi dan mempersilaka
u... Happy birthday Happy birthday... Happy bir
." Bonita mengucapkan
?" kening Meli
n kejutan spesial buat kamu!
n Bonita dan Rindi langsung mendorong Merri hingga tersungkur. Merri meringis kesakitan saat lengannya beradu dengan lantai. Merri menatap mereka penuh rasa takut. Mencoba menerka-nerka
gebuat kue ulang tahun istimewa." Luna menatap Merr
.." mereka t
udah tak terhitung jumlah telur yang pecah di kepala Merri. Suara gelak tawa mereka menggema mengiringi air
uung!" Bonita menumpahkan sekant
rri tidak bisa lagi menahan tangis, tepung yang melekat di wajahnya perlahan hilang disapu air m
to you... happy b
berbeda dengan Bonita, Rindi, Sasha dan Luna, Melissa hanya diam. Dia tertegun menatap Merri yang masih terisak. Deng
sama kejutannya?" Luna
ebar, tidak ada seorang pun yang berani bersuara. Melissa menghela napas panjang dan menatap ke arah teman-tema
embali beralih pada Keempat temannya yang masih tertunduk lesu. Keempat gadis itu sudah siap menerim
yang pernah ada." Melissa berteriak girang l
parkan telur yang tersisa ke arahnya. Mereka pun lanjut berpesta. Bersenang-senang atas penderitaan seseorang yang tengah berm
sam