diterpa rintik hujan. Dia mengembangkan kedua tangannya dan menengadahkan kepala menatap langit. Merri menikmati tiap tetes hujan yang menyentuh kulitnya. Seolah
mpilannya. Meski diejek, Merri tetap tersenyum. Dia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Malah sesekali dia balas menakut-nakuti kumpulan bocah-
Seseorang me
" Merri sedi
di lingkungan ini?"
sudah tahu apa maksud dan tujuan Pak Hasan. Dia pasti ingin
udian dia bergegas pergi tanpa menoleh lagi pada
ak Hasan kemb
a bisa geleng kepala. Sikap Merri yang seperti itu makin membu
sebenarnya terjadi," bisik Pak Hasan sambil terus
n kebun, dan bercengkerama panjang lebar. Dan yang lebih istimewa lagi, mereka berdua memutuskan untuk berlibur hari ini. Mama tidak pergi bekerja,
gnya karena cuaca yang begitu terik. Alhasil Merri hanya bisa melihat dari teras depan. Sesekali dia
a heran, karena seingatnya tidak pohon pinus disekitar sini. Tiba-tiba sebutir buah pinus kembali menimpa kepalanya. Merri mulai gerah,
n napas. Kemudian dia bersandar di balik pagar itu. tidak lama kemudian sebutir buah pinus kembali mela
!" Merri b
pagar kayu yang membatasi mereka berdua. Merri berniat ingin lari, namun kedua kakinya seakan terpaku ke tanah. Kali ini jemari yang ke
membantu
udkan semua yan
belum hilang, namun kini juga muncul sebuah rasa penasaran. Merri masih berpikir apa yang dimaksud wanita aneh
n kebun, dan bercengkerama panjang lebar. Dan yang lebih istimewa lagi, mereka berdua memutuskan untuk berlibur hari ini. Mama tidak pergi bekerja,
gnya karena cuaca yang begitu terik. Alhasil Merri hanya bisa melihat dari teras depan. Sesekali dia
a heran, karena seingatnya tidak pohon pinus disekitar sini. Tiba-tiba sebutir buah pinus kembali menimpa kepalanya. Merri mulai gerah,
n napas. Kemudian dia bersandar di balik pagar itu. tidak lama kemudian sebutir buah pinus kembali mela
!" Merri b
pagar kayu yang membatasi mereka berdua. Merri berniat ingin lari, namun kedua kakinya seakan terpaku ke tanah. Kali ini jemari yang ke
h itu kemb
membantu
udkan semua yan
belum hilang, namun kini juga muncul sebuah rasa penasaran. Merri masih berpikir apa yang dimaksud wanita aneh
enyumnya yang tadi merekah berganti dengan raut cemas. Melissa dan kawan-kawan sudah menunggunya di depan gerbang. Sang mama memberi is
kamu, ayo cepat turun!
u. Bahkan kali ini bibirnya tidak
seberang sana. Seiring dengan it
tante!" Sapa
anak-anak!" b
ada sesuatu yang lain?" Sasha meraih tangan Merri dan memasang wajah cemas. Sementar
Dia tahu bahwa saat ini Melissa dan kawan-k
in dia kelelahan! Karena itu dia tidak masuk kem
ah baikan bukan?" Melissa bahkan me
arap kebohongan ini segera berakhir. Dia benci keadaan ini. Namun tidak dengan mamanya, dia menatap kumpulan gadis it
rgi dulu, titip Mer
elima gadis itu
erri kuat. Sementara Melissa berputar-putar mengelilingi Merri dengan tatapan sinis. Dia menjentikkan jarinya mengisyaratkan agar Merri segera