/0/24264/coverbig.jpg?v=826938fa2d6147a359ff89b8580da6c0)
Kaleena Mondy terpaksa menikah dengan pengusaha kaya raya bernama Alden Raphael. Pengusaha sukses yang menyimpan banyak rahasia. Awalnya karena ekonomi dan malas bekerja, Kaleena memilih mengiyakan ajakan menikah Alden demi sebuah uang. Siapapun pasti suka dengan uang banyak, kehidupan mewah dan apapun yang diinginkan tercukupi. Tapi naas, sebuah rahasia besar terbongkar saat Kaleena sudah menikah dengan Alden dan mengandung anaknya. Apa yang terjadi, apakah Kaleena akan pergi dan bertahan sisi Alden sampai anaknya lahir nantinya?
"Untuk sementara waktu kamu tinggal disini." ucap seseorang dengan tegas, dan membuka pintu apartemen lebar-lebar.
Wanita yang berdiri di sampingnya pun menatap aneh. Bukannya seseorang setelah menikah, harus tinggal bersama dengan keluarga sang pria. Tapi kenapa saat ini dia harus tinggal di apartemen ini?
"Sama kamu?" tanyanya heran.
Pria itu menggeleng, "Tidak. Kamu tinggal disini sendiri, kamu kan tahu saya belum bilang dengan kedua orang tua saya jika kita sudah menikah." jelas pria itu.
Wanita itu mendengus, mungkin ini sudah kelima puluh kali pria itu berkata seperti tadi. Sebelum menikah, saat pertama bertemu dalam keadaan mabuk.
Orang kaya selalu memiliki kekuasaan diatas segala-galanya. Uang akan mempermudah mereka semua, jangankan wanita hukum saja bisa mereka beli. Mungkin menikah dengan orang kaya dan hidup enak dambaan setiap orang. Mana mungkin mereka mau menikah dengan pria miskin yang tak memiliki apapun. Uang diatas segalanya, hidup butuh uang. Bukannya munafik, tapi membeli apapun juga butuh uang. Jika hidup hanya mengandalkan kasih sayang, mungkin besok kalian akan menjadi jasad. Beras, minyak, garam beli juga pakai uang tidak mungkin pakai daun, atau meminta pada orang tua.
"Terus kalau aku tinggal sendiri disini, kenapa kita harus menikah? Kamu punya banyak uang, kamu juga bisa beli wanita yang kamu inginkan untuk mengandung anakmu." dengus wanita itu.
"Kaleena tidak semua wanita aku inginkan untuk mengandung anak saya. Saya juga pria pemilih, dan saya tidak ingin wanita sembarangan untuk mengandung anak saya." jelas pria itu.
Kaleena Mondy Marisa. Wanita yang baru saja berusia dua puluh enam tahun ini, baru saja melangsungkan pernikahan dadakan nya di catatan sipil bersama dengan pengusaha kaya bernama Alden Raphael Jonathan. Pernikahan ini hanya disaksikan oleh Kevin teman Alden, dan juga Tiara teman Kaleena. Hanya mereka berdua tanpa orang tua, apalagi Kaleena berasal dari panti asuhan. Waktu kecil Kaleena dibuang oleh Ibunya, dan dirawat suster Merry di panti asuhan. Hingga lulus sekolah Kaleena memutuskan untuk bekerja.
Apa yang diharapkan dari lulusan SMA? Orang bilang penjaga toko saja harus memiliki ijazah D3. Ingin rasanya Kaleena tertawa jika mendengar kata itu. Bukannya kesuksesan tidak dilihat seberapa tinggi kamu sekolah? Bukannya kesuksesan dilihat seberapa giat kita bekerja dan bersyukur? Kenapa orang-orang selalu mempermasalahkan ijazah? Padahal orang lulusan SD, atau mungkin tidak bersekolah tapi bisa baca dan tulis saja bisa sukses. Hidup sudah ada yang mengatur, kita sebagai manekin Tuhan hanya mampu mengikuti alur. Jangan pernah merendahkan seseorang, atau kau sendiri yang akan direndahkan suatu saat nanti.
"Iya Tuan Alden, dan sekarang katakan padaku kenapa kamu memilihku? Dan aku pikir kamu bukan tipe pria yang single." ucap Kaleena.
"Iya kamu benar, tapi saat ini aku sedang sendiri. Tidak ada alasan kenapa saya pilih kamu. Dan kamu tidak perlu tahu kenapa saya memilih menikah denganmu."
"Baiklah, aku tidak akan bertanya sejauh itu."
"Bagus!! Sekarang istirahatlah, malam ini saya harus pulang."
"Kau tidak menyentuhku? Bukan nya ini malam pertama kita?" ucap Kaleena menatap Alden memicing.
Alden tersenyum miring dia pun mendekat, meraih dagu Kaleena dan membuatnya mendongak. "Jadi kamu ingin tidur dengan saya?"
Kaleena menepis tangan Alden, lalu dia pun menggeleng dan berkata, "Cuma bilang, kalau nggak juga nggak masalah."
Alden tersenyum, "Besok malam saja, saya harus pulang. Kalau ada apa-apa cepat kabari saya."
"Oke."
Kaleena mengantar Alden sampai depan pintu apartemennya. Menatap Alden yang masuk ke lift, dan barulah Kaleena masuk ke apartemen nya. Menikmati tinggal di tempat mewah, dan merasakan tempat tidur yang nyaman.
"Pasti Tiara iri kalau tau aku tinggal disini." guman Kaleena tersenyum geli. Bahkan dengan sengaja Kaleena memamerkan setiap inci apartemen ini pada Tiara
-SecretWife-
Keesokan paginya Kaleena bangun saat mendengar suara berisik dari apartemennya. Tangannya terulur untuk mengambil ponsel di atas meja kecil dan menatap jam berapa saat ini. Ternyata masih jam sepuluh pagi, dan dia baru saja bangun.
Dengan mata yang masih mengantuk, Kaleena pun keluar dari kamarnya. Dia mantap dua orang yang tengah membersihkan ruang tengah, dan juga memasak di dapur.
"Siapa kalian?" tanya Kaleena heran.
Dua orang itu menoleh, "Saya Mitha Nona asisten rumah tangga yang disewa Tuan Alden. Dan ini adik saya Dewi."
Kaleena mengangguk, lalu menatap sekeliling apartemen ini dengan bingung. "Apa Alden tadi kesini?"
"Iya Tuan Alden kesini, dia membawa banyak makanan. Dan melihat Nona masih tidur, jadi Tuan langsung pergi ke kantor." jelas Dewi.
Lagi, Kaleena mengangguk dia pun kembali masuk ke kamar dan membersihkan diri. Walaupun sudah siang bukan berarti dia tidak mandi kan?
Setelah mandi dan mengganti baju tidurnya dengan baju bagus, Kaleena pun memilih keluar kamar. Wanita itu tidak tahu harus berbuat apa, dia menatap dua orang yang sedang bersih-bersih apartemen ini, dan menyiapkan makan siang Kaleena.
Apa semua orang kaya melakukan hal ini? Dia hanya bersantai dirumah sambil ongkang-ongkang kaki, dan menatap semua karyawan atau asisten rumah tangga mereka yang sedang bekerja? Rasanya hambar.
Kaleena memilih pergi ke dapur, dia menatap Dewi yang sedang memanaskan sayur. Kaleena ikut nimbrung dan mengambil beberapa buah di dalam lemari pendingin.
"Nona, biar saya saja. Nona mau dibuat apa dengan buah ini." Dewi merebut buah yang di pegang Kaleena, tapi dengan gesit Kaleena langsung mengambil kembali buah itu dengan gelengan kepala.
"Kerjakan saja apa yang menjadi pekerjaanmu. Aku hanya ingin jus, dan juga salad buah tapi aku akan buat sendiri."
Dewi mengangguk tidak enak hati, dia dibayar untuk melayani majikannya, bukan malah menatap majikannya yang malah masuk ke dapur. Tapi dia juga tidak bisa menolak, iya kalau Nona-nya ini tidak memecatnya? Kalau memecatnya?
Selesai membuat jus dan salad buah, Kaleena meminta Dewi untuk menyiapkan makan siangnya di depan televisi. Karena dia makan sendiri, jadi dia tidak butuh meja makan.
Sambil menunggu makanan datang, Kaleena sesekali menatap ponselnya dan tertawa kecil. Siapa lagi kalau bukan Tiara hang heboh sejak semalam, saat tau rumah baru Kaleena seperti apa. Bahkan dia ingin sekali datang kesini untuk melihat rumah baru Kaleena. Tidak bisa dikatakan rumah, karena Kaleena tinggal di gedung tinggi, alias apartemen.
Klik...
Suara pintu dibuka membuat Kaleena mendongak. Matanya teralih pada seorang pria dengan setelan jas hitam yang baru saja masuk ke apartemennya. Siapa lagi kalau bukan Alden.
"Kamu datang?" tanya Kaleena menyipitkan matanya.
Alden menoleh lalu mengangguk, "Hmm, Saya datang ingin menyelesaikan tugas saya."
"Tugas apa?" dahi Kaleena mengernyit dan mendadak perasaannya tidak enak, jangan-jangan Alden datang kesini untuk unboxing Kaleena lagi.
Alden tidak menjawab dia langsung masuk begitu saja ke kamar Kaleena. Mau apa dia di sana? Atau jangan-jangan dia ingin naked di kamar Kaleena dan memanggil Kaleena dengan suara manjanya.
Kaleena menggelengkan kepalanya cepat, saat otaknya mulai tidak waras. Dia tidak boleh berpikiran negatif, mungkin saja Alden masuk ke kamarnya karena ingin ganti baju. Bukan untuk unboxing Kaleena, lagian ganti baju pun Alden tidak memiliki baju ganti disini, kecuali Alden mau memakai baju Kaleena.
"Terima kasih Mbak Dewi, tolong buat kan satu lagi ya buat Al." ucap Kaleena dan membuat Dewi mengangguk.
Tak lama Alden pun keluar dengan baju santainya. Kaleena menatap Alden dari atas hingga bawah, tadi wanita itu masih ingat saat Alden masuk ke apartemen ini menggunakan setelan jas. Dan sekarang dia memakai baju bebas? Bukannya di dalam hanya ada baju Kaleena saja?
"Kenapa lihatin saya kayak gitu?" tanya Alden heran, dan duduk di samping Kaleena.
"Sejak kapan di kamarku ada baju kamu? Bukannya disana cuma ada baju aku ya?" tanya Kaleena heran.
"Kamu pikir lemari di kamar kamu cuma ada satu? Disana ada tiga lemari, isinya baju saya, sepatu dan juga baju kantor." jelas Alden.
Kaleena hanya mengangguk, dia pun menatap Dewi yang kembali dengan membawa piring makanan untuk Alden. Hingga akhirnya mereka pun memilih makan bersama dalam diam.
Sejujurnya Kaleena tidak nyaman dengan suasana canggung seperti ini. Pasalnya mereka hanya bertatap muka beberapa jam malam itu, dan paginya Alden langsung mengajak Kaleena menikah. Walaupun Kaleena masih penasaran kenapa pria di sampingnya ini mengajak dia menikah secara dadakan. Tapi itu tidak penting untuk Kaleena yang penting hidup dia terjangkau, dan tidak kekurangan apapun. Dia tidak perlu bekerja sampai pagi hanya sesuap nasi. Walaupun caranya salah, tapi dia harus bisa menabung saat nanti Kaleena bercerai dengan Alden.
Selesai makan Alden langsung menarik tangan Kaleena, tapi pergerakan itu terhenti saat Kaleena langsung menepis tangan Alden dengan kasar.
"Kenapa tangan saya di tepis?" tanya Alden heran.
"Lah kamu main narik aja, nggak bilang apa-apa dulu mau kemana." ucap Kaleena jengkel.
"Memangnya harus saya jelaskan kita mau kemana?" alis Alden terangkat satu menatap Kaleena aneh. "Harusnya kamu tau kan tugas kamu setelah menikah apa?" ujarnya.
Kaleena gelagapan, dia tahu, tahu betul malahan. Tapi masalahnya dia belum pernah, dan jika hal ini terjadi ini pertama kalinya bagi Kaleena. Mau nolak? Gimana kalau Alden marah dan langsung menceraikan Kaleena? Bukan munafik Kaleena juga suka hidup di rumah mewah seperti ini dengan barang-barang mahal.
"Leena." panggil Alden dengan suara seraknya.
Kaleena meringis menatap Alden, dia pun mendekat dan berbisik, "Mas aku belum pernah melakukan hal itu, dan aku takut sakit." bisiknya malu.
Alden mengulum senyumnya, dia pun langsung menjauhkan diri dari Kaleena dan menatap wanita di depannya dengan gemas. Ingin rasanya Alden memberi satu contoh film blue koleksinya pada Kaleena, agar dia belajar dan menatap bagaimana caranya berhubungan intim.
Toh di unboxing Alden juga tidak akan sakit, yang ada Kaleena akan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Alden pikir orang yang bekerja di club, terutama pelayan mereka pasti membuka open booking untuk mendapat uang tambahan. Walaupun tidak semuanya, tapi Alden pernah melihat hal itu terjadi di club milik Kevin.
Tidak muluk-muluk Alden langsung menarik tangan Kaleena dan masuk ke kamarnya. Tak lupa juga mengunci kamar ini agar tidak ada yang mengganggunya.
Ditatapnya Kaleena yang berdiri di depannya dan memilin bajunya. Alden tau dia ini ketakutan, atau mungkin gugup atau tidak ini kali pertama Kaleena sehingga dia merasa takut.
"Kamu nggak perlu takut, saya akan main halus." ucap Alden setenang mungkin. Dia hanya ingin membuktikan jika apa yang dikatakan Kaleena itu benar. Ini akan menjadi yang pertama untuk dia.
"Padahal aku berpikir kalau nggak mungkin di unboxing." ucap Kaleena cemberut.
Alden tertawa dia pun menghentikan langkahnya, sehingga membuat Kaleena juga berhenti berjalan mundur.
"Terus gunanya saya menikah dengan kamu apa? Kamu menikmati yang saya kasih, masa saya nggak nikmati kamu sejengkal pun?" kekeh Alden.
"Ya tapi kan-"
"Kamu tenang saja, rasa sakit yang kamu bayangkan akan saya sulap dengan rasa nikmat yang tiada tara."
Setelah ucapan itu Alden langsung mendorong Kaleena hingga terlentang diatas tempat tidur. Sedangkan Alden, ini kali pertama dan melepas bajunya sendiri tanpa di lepas.
-SecretWife-
Kaleena bangun dengan keadaan badan yang remuk. Dia pun memijat bahunya yang terasa pegal, di tambah pinggangnya juga mendadak ingin lepas dari tempatnya. Menatap sekeliling ruangan ini ternyata lampu menyala begitu terang, tanda jika ini sudah malam.
Kaleena menatap ranjang sampingnya yang kosong. Dia pun menatap sekeliling kamar ini yang kosong. Lupa, pintu masih tertutup dengan rapat entah masih terkunci atau tidak.
Saat ingin bangkit dari ranjang, Kaleena merasakan tidak nyaman di pangkal paha nya. Rasanya sakit, dan lihatlah darah berada di atas seperti berwarna putih itu. Bukan darah periode bulanan, tapi darah keperawanan milik Kaleena yang baru saja diterobos oleh Alden.
Dengan tertatih Kaleena pun berjalan menuju kamar mandi. Tapi saat mendengar percikan air, Kaleena kembali duduk di pinggiran tempat tidur. Tanda jika di dalam sana Alden sedang mandi.
Sambil menahan rasa tak nyaman Kaleena pun berdoa jika Alden mandi dengan cepat. Dia sudah lapar dan baunya juga sudah tidak sedap. Jangan sampai saat suaminya sudah rapi dan wangi, dia masih belekan dan bau.
Tak lama pintu pun terbuka, muncullah Alden dibalik pintu dengan lilitan handuk di bagian pinggang ke bawah.
Melihat hal itu Kaleena langsung memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin melihat apa yang tidak seharusnya dia lihat. Tapi bukannya siang tadi sampai sore Kaleena juga melihatnya? Melihat sesuatu yang berdiri dengan tegak dan mengeras. Lalu kenapa saat ini dia malu?
Alden yang melihat hal itu tertawa kecil, dia pun langsung mendekat dan mengacak rambut Kaleena hingga berantakan.
"Kamu sudah melihatnya, tidak perlu bersemu merah jika melihatnya lagi." ucap Alden.
Oh sialan!! Kenapa dia berkata seperti itu, seolah Kaleena seperti gadis yang gampang sekali digoda. Dengan berani Kaleena langsung mengangkat kepalanya menatap menilai pada Alden.
Tidak bisa dipungkiri jika Alden memiliki dada bidang yang lebar, nyaman untuk diusap karena Kaleena juga pernah mengusap dada bidang itu. Wajah yang tampan, dengan bibir belah tengah. Alis tebal seakan menegaskan dia orang yang tegas dan tidak ingin di batah, dan senyuman yang begitu manis. Tapi sayangnya dia tidak memiliki tato, tapi tidak masalah tatapan matanya sudah menunjukkan jika dia adalah pria gentleman.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Alden sambil mengeringkan rambut basahnya.
Kaleena menelan ludahnya kasar, "Ti-tidak. Memangnya apa yang aku lihat?" tanya balik Kaleena.
Alden tersenyum, "Mandilah, saya sangat lapar dan ingin makan. Jangan sampai saya melahapmu untuk kesekian kalinya."
Mendengar kata Alden yang begitu frontal, Kaleena langsung lari terbirit menuju kamar mandi. Tapi sayangnya dia terjatuh, karena lilitan selimut yang cukup panjang dan ribet ini.
Alden yang melihat itu pun tertawa dan menawarkan bantuan. Tapi sayangnya Kaleena menolak karena masih merasa takut dengan Alden. Bukan takut karena apa, tapi dia takut karena sesuatu yang bangkit dari tubuh Alden. Dan pria itu tidak akan berhenti untuk menyentuh Kaleena.
-SecretWife-
Sophia Eleanor terpaksa menikah dengan orang asing hanya karena sebuah tanggung jawab. Di usianya yang baru saja menginjak lima belas tahun Sophia baru saja mengalami kecelakaan hebat yang mengakibatkan kakinya pincang. Ayah Sophia tidak terima dengan semua ini, dan menuntut orang yang membuat laku Sophia pincang untuk menikahinya. Hati seorang ayah mana yang tidak hancur, setelah dewasa tidak ada satu pria pun yang mau menikah dengan wanita cacat? Masa depan Sophia sudah hancur saat melihat kakinya yang tidak secantik dulu lagi. Hanya saja, setelah menikah dengan Shaka Adijaya, orang yang membuat Shopia pincang pria itu menunjukkan sifat arogan dan tidak sukanya terhadap Sophia. Sifatnya yang suka seenaknya dan juga cara bicaranya selalu menyakiti hati Sophia. Belum lagi ibu pria itu yang menunjukkan sifat tidak sukanya pada Sophia. Lalu, mampukan Sophia bertahan dalam rumah tangganya?
[ Mature Content ⛔ ] [ 21 + ] Penulis : penariang Genre : Romance - Adult Sub - Genre : Sick Love with Angst *** Zhou Zui Yu mengalami kegagalan pernikahan sebanyak dua kali. Tepat sebelum hari pernikahannya dilangsungkan, semua tunangannya akan mundur dengan alasan dia terlalu membosankan. Masyarakat kelas atas menyebutnya sebagai "Burung Gagak" karena kesannya yang penyendiri dan pendiam. Namun, suatu hari, seorang tuan muda bernama Ming Yu dari negara tetangga tiba-tiba saja datang untuk mengajukan lamaran pada Zhou Zui Yu setelah semua rumor yang tersebar. Hingga membuat semua orang tercengang. "Berhentilah, aku tidak berniat menikah dengan siapapun." "Lalu bagaimana jika aku berusaha lebih keras? Maukah kamu memberiku kesempatan?" Secuil kisah, tentang seberapa keras tuan muda Ming Yu berusaha merebut hati keras Zhou Zui Yu. Sampai-sampai melupakan status mulianya sebagai tuan muda terhormat.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
Raisa Aquila Nazara gadis berusia 25 tahun yang sedang mengalami masa sulit. Cantik, pintar, hangat dan menyenangkan Raka Mirza Bramantyo CEO muda berusia 27 tahun. Tampan, cerdas, baik hati, suka menolong, tapi player. Keduanya tak sengaja bertemu dalam sebuah insiden yang sangat menarik. Raisa yang dijebak oleh Helena, ibu dari kekasihnya malah justru berakhir dalam satu kamar dengan Raka. “Apa yang sudah kamu lakukan padaku?” tanya Raisa. “Kamu bertanya apa yang sudah aku lakukan? Memangnya kamu lupa dengan apa yang semalam sudah kita lakukan? “Kamu merayuku, menggoda diriku dan kamu...._” “Cukup!!” Raisa tahu apa yang selanjutnya terjadi antara dirinya dan Raka. Sudah pasti itu adalah hal yang memang seharusnya tidak terjadi. Bagaimanakah selanjutnya perjalanan hidup mereka? Akankah satu malam bersama menjadi awal dari kebersamaan mereka?