sini." ucap seseorang dengan tegas, da
eorang setelah menikah, harus tinggal bersama dengan keluarga sa
u?" tanya
iri, kamu kan tahu saya belum bilang dengan kedua ora
luh kali pria itu berkata seperti tadi. Sebelum m
k dambaan setiap orang. Mana mungkin mereka mau menikah dengan pria miskin yang tak memiliki apapun. Uang diatas segalanya, hidup butuh uang. Bukannya munafik, tapi membeli apapun juga butu
nikah? Kamu punya banyak uang, kamu juga bisa beli wanita yan
nak saya. Saya juga pria pemilih, dan saya tidak ingin wani
ya bernama Alden Raphael Jonathan. Pernikahan ini hanya disaksikan oleh Kevin teman Alden, dan juga Tiara teman Kaleena. Hanya mereka berdua tanpa orang tua, apalagi Kal
sekolah? Bukannya kesuksesan dilihat seberapa giat kita bekerja dan bersyukur? Kenapa orang-orang selalu mempermasalahkan ijazah? Padahal orang lulusan SD, atau mungkin tidak bersekolah tapi bisa baca da
u kenapa kamu memilihku? Dan aku pikir kamu
idak ada alasan kenapa saya pilih kamu. Dan kamu tid
idak akan berta
tirahatlah, malam in
a ini malam pertama kita?" ucap
meraih dagu Kaleena dan membuatnya mendon
a pun menggeleng dan berkata, "Cuma b
saja, saya harus pulang. Kalau
ke
yang masuk ke lift, dan barulah Kaleena masuk ke apartemen nya. Menik
n Kaleena tersenyum geli. Bahkan dengan sengaja Kale
retW
a. Tangannya terulur untuk mengambil ponsel di atas meja kecil dan menatap ja
r dari kamarnya. Dia mantap dua orang yang tengah m
n?" tanya Ka
ona asisten rumah tangga yang disewa
sekeliling apartemen ini dengan b
makanan. Dan melihat Nona masih tidur, jadi
k ke kamar dan membersihkan diri. Walaupun su
ih keluar kamar. Wanita itu tidak tahu harus berbuat apa, dia menatap dua oran
mah sambil ongkang-ongkang kaki, dan menatap semua karyawan atau
g sedang memanaskan sayur. Kaleena ikut nimbrung dan
wi merebut buah yang di pegang Kaleena, tapi dengan gesit Kalee
aanmu. Aku hanya ingin jus, dan juga s
kan malah menatap majikannya yang malah masuk ke dapur. Tapi dia juga tida
i untuk menyiapkan makan siangnya di depan televisi. Ka
a hang heboh sejak semalam, saat tau rumah baru Kaleena seperti apa. Bahkan dia ingin sekali datang kesini untuk
ik
alih pada seorang pria dengan setelan jas hitam yang baru
anya Kaleena men
uk, "Hmm, Saya datang ingin
adak perasaannya tidak enak, jangan-jangan Al
aleena. Mau apa dia di sana? Atau jangan-jangan dia ingin nake
gatif, mungkin saja Alden masuk ke kamarnya karena ingin ganti baju. Bukan untuk unboxing Kaleena, l
t kan satu lagi ya buat Al." ucap K
bawah, tadi wanita itu masih ingat saat Alden masuk ke apartemen ini menggunakan setelan
gitu?" tanya Alden heran, d
kamu? Bukannya disana cuma ada ba
tu? Disana ada tiga lemari, isinya baju saya
mbali dengan membawa piring makanan untuk Alden. Hingg
kah. Walaupun Kaleena masih penasaran kenapa pria di sampingnya ini mengajak dia menikah secara dadakan. Tapi itu tidak penting untuk Kaleena yang penting hidup dia terjangkau,
leena, tapi pergerakan itu terhenti saat Kalee
aya di tepis?" t
ak bilang apa-apa dulu mau ke
Alden terangkat satu menatap Kaleena aneh. "Harusnya k
erjadi ini pertama kalinya bagi Kaleena. Mau nolak? Gimana kalau Alden marah dan langsung menceraikan
l Alden dengan
t dan berbisik, "Mas aku belum pernah melakukan
nita di depannya dengan gemas. Ingin rasanya Alden memberi satu contoh film blue kolek
Alden pikir orang yang bekerja di club, terutama pelayan mereka pasti membuka open booking untuk mendap
aleena dan masuk ke kamarnya. Tak lupa juga mengu
junya. Alden tau dia ini ketakutan, atau mungkin gugup ata
nang mungkin. Dia hanya ingin membuktikan jika apa yang dikatak
u nggak mungkin di unboxin
langkahnya, sehingga membuat Kale
Kamu menikmati yang saya kasih, masa saya ngg
tapi
kamu bayangkan akan saya sulap de
ga terlentang diatas tempat tidur. Sedangkan Alden, ini
retW
pegal, di tambah pinggangnya juga mendadak ingin lepas dari tempatnya. Menatap sekel
menatap sekeliling kamar ini yang kosong. Lupa, pintu ma
anya sakit, dan lihatlah darah berada di atas seperti berwarna putih itu. Bukan darah pe
saat mendengar percikan air, Kaleena kembali duduk di pinggi
ngan cepat. Dia sudah lapar dan baunya juga sudah tidak sedap. Jangan
h Alden dibalik pintu dengan lilitan
tidak seharusnya dia lihat. Tapi bukannya siang tadi sampai sore Kaleena juga melihatnya
il, dia pun langsung mendekat dan meng
k perlu bersemu merah jika m
eperti gadis yang gampang sekali digoda. Dengan berani Kalee
Wajah yang tampan, dengan bibir belah tengah. Alis tebal seakan menegaskan dia orang yang tegas dan tidak ingin di batah, dan senyuman yang
anya Alden sambil menger
"Ti-tidak. Memangnya apa yang
lapar dan ingin makan. Jangan sampai s
lari terbirit menuju kamar mandi. Tapi sayangnya dia terjat
arena masih merasa takut dengan Alden. Bukan takut karena apa, tapi dia takut karena sesuat
retW