Pagi itu, udara di kediaman mewah Kael Virendra terasa lebih dingin dari biasanya. Cahaya matahari yang menyelinap lewat jendela besar ruang tamu seolah tak mampu menghangatkan suasana yang dipenuhi rasa hampa. Di meja makan, sebuah amplop putih tersandar rapi di tengah-tengah tumpukan surat dan dokumen bisnis. Di dalamnya, surat cerai dengan tinta hitam yang dingin dan tanpa belas kasih.
Seraphina menatap surat itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca, tetapi wajahnya tetap tenang, seolah semua perasaan yang dulu membakar kini telah padam. Ia telah berjuang selama tiga tahun-berusaha mencuri sedikit perhatian Kael yang selalu tenggelam dalam kesibukan dan dunia lain yang tak pernah membiarkannya menyisakan ruang untuk Elira.
Namun surat itu berbicara lebih lantang daripada seribu kata. Akhir dari sebuah ikatan yang selama ini hanya ia pelihara dalam diam.
Kael Virendra, pria yang pernah ia percaya akan menjadi pelindung dan teman hidup, kini menutup bab itu tanpa kata penyesalan.
"Ini keputusan terbaik, Elira," kata Kael dingin, tanpa melihat ke arah istrinya saat menyerahkan surat itu beberapa hari yang lalu.
Elira membungkam amarah yang menggelora. Ia sudah tahu ini akan terjadi. Ia sudah merasakan dinginnya cinta yang perlahan menguap sejak lama. Namun menerima kenyataan tetaplah nyeri.
Kini, saat surat itu di tangan, ia tak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan kepahitan itu menenggelamkannya.
Seraphina bangkit dari kursi kayu di ruang makan, langkahnya ringan namun penuh tekad. Ia berjalan ke arah jendela besar yang menghadap taman belakang rumah. Sinar matahari pagi memantul di permukaan kolam kecil, menciptakan kilauan yang berpendar indah. Pemandangan itu seolah bertolak belakang dengan kekacauan batin yang tengah ia hadapi.
Di balik senyumnya yang tertahan, Seraphina menyimpan rahasia yang tak pernah ia ungkapkan selama ini.
Ia bukan hanya Elira, istri yang dicampakkan oleh Kael. Ia adalah pewaris tunggal keluarga Remos, yang kekayaannya melebihi bayangan orang biasa. Lebih dari itu, ia adalah dokter cemerlang yang telah menorehkan prestasi gemilang di dunia medis, seorang peretas ulung yang mampu menembus sistem keamanan paling rumit, dan atlet anggar yang telah memenangkan berbagai medali internasional.
Semua kemampuan itu ia pendam rapat-rapat selama menjadi Elira Mendez, istri yang dianggap tak lebih dari pajangan oleh Kael. Namun sekarang, ketika pintu masa lalu ditutup rapat, Seraphina tahu saatnya ia membuka lembaran baru, lembaran yang penuh kekuatan dan kebanggaan.
Di sudut lain kota Jakarta, Kael Virendra duduk di ruang kerjanya yang megah, memandangi telepon genggamnya dengan ekspresi campur aduk. Di layar, foto lama bersama Elira-wajah yang dulu pernah membuatnya merasa lengkap.
Namun kini, di hatinya, hanya ada penyesalan yang terlambat datang.
Kael menghela napas panjang. Ia tahu kesalahannya sudah terlalu dalam. Cinta yang dulu ia abaikan kini telah pergi, membawa serta kekuatan yang tak pernah ia kenal.
Semua itu baru terasa jelas ketika mantan istrinya menghilang dari hidupnya.
Sementara itu, di sebuah apartemen minimalis namun rapi di kawasan Menteng, Seraphina mulai merapikan beberapa barangnya. Ia memilih berpakaian sederhana namun elegan. Rambut hitam panjangnya disisir rapi ke belakang, menampilkan wajah tegas penuh tekad.
Sebelum meninggalkan rumah itu untuk selamanya, ia membuka laptop tipis berwarna hitam. Jari-jarinya mulai menari di atas keyboard dengan cepat, memasuki akun-akun rahasia yang selama ini menjadi identitas lain dirinya.
Di balik layar, ia bukan lagi Elira Mendez yang pasrah, melainkan Seraphina Remos, wanita yang mampu mengendalikan dunia digital, yang punya akses ke jaringan rahasia internasional.
Ia mengatur beberapa pesan penting, beberapa dokumen bisnis yang selama ini tersembunyi, dan beberapa algoritma keamanan tinggi. Semua itu untuk satu tujuan: membuktikan bahwa ia bukan wanita yang bisa dipermainkan.
Hari itu, Seraphina berjalan keluar dari apartemen tanpa menoleh ke belakang. Matahari mulai meninggi, menyinari wajahnya yang penuh ketegasan.
Ia melangkah ke dunia yang selama ini tak pernah ia miliki kesempatan untuk masuki. Dunia di mana ia adalah pewaris keluarga Remos, dokter, atlet, dan ahli teknologi yang luar biasa.
Dan dunia itu segera akan bertemu kembali dengan Kael Virendra-pria yang dulu mengabaikan cintanya dan kini mencoba meraih apa yang telah hilang.
Malam harinya, saat Kael kembali ke rumah yang dulu mereka bagi, ia menemukan sesuatu yang berbeda. Surat cerai itu sudah lama ia tempatkan, tapi kepergian Elira meninggalkan kekosongan yang tak bisa ia isi dengan apapun.
Ia menyalakan lampu ruang tamu, duduk di sofa empuk dan menatap foto keluarga yang dulu mereka pajang bersama. Namun kini hanya ada kekosongan yang membekukan.
Kael tidak tahu bahwa di luar sana, Seraphina Callisto Remos tengah bersiap mengambil alih takdirnya sendiri, dan tak akan membiarkan siapa pun, termasuk dirinya, menghalangi jalannya.