KK.
lai, tatkala melihat isi pesan chat sang suam
tidak berdaya di bawah me
baca isi pesan yang begitu romantis dan seakan wanita yang be
g wanita tersebut. Dia terlihat cantik dan bajun
ang dia bisa lakukan saat ini. Dia tidak mau rumah tangganya yang sudah dia bina dengan sang suami
mahligai rumah tangga tersebut bersama sang suami dan pu
_
an menyadari kalau sang suami akan masuk ke dalam kamarnya tersebut. Tanpa pikir panja
kan bersikap seperti biasa seakan dia tida
he
amar dan Bagas pun nampak tidak menampakkan gelagat yang aneh
beberapa hari dan tolong siapkan baju unt
_
empat duduknya ke kursi kaca rias. Arini pun nampak mendelik karena dia pikir mungkin sang suami akan
ar bahagia dengan isi pesan yang berada di pesan tersebut yang ti
ru napasnya yang kian tidak beraturan. Dalam benaknya berpikir, apakah dia bisa men
siapa!?" batin
inkan ponselnya. Apakah Bagas menyadari atau dia sedang be
ah, Arini sosok yang pendiam dan selalu mengalah. Jadi dia bebas melaku
_
apan sang suami untuk mengambil beberapa baju yang akan dia masukkan ke dalam ko
luar kota. Arini berpikir positif kalau Bagas sang suami k
agas dengan pandangan masih
_
beberapa baju ke dalam koper
i ponselnya berdering beberapa kali ya
setelah ponsel tersebut tengah berada di genggama
elpon ada apa.
ebut karena dia mau membuatkan kopi untuk Bagas. Arin
sana, terdengar bunyi pesan muncul. Arini pun sontak membali
i memberikan
di sebuah kafe dan dia terliha
e
Dadanya bergemuruh hebat dan peluh pun terlihat seketika berc
benar adanya, atau hanya isapan jempol
pesan kepada sahabatnya itu
get." teriakan sang suami mam
i atas kursi sofa dan dengan cepat dia menyer
_
suami. Tatkala melihat Arini baru saja
na Arini tengah memikirkan kabar dari sahabatnya, bahwa sang su
nya tentang sosok wanita yang tadi pergi bersama suaminya ke sebuah kafe, biar semuanya jelas.
tas ranjang sambil memeluk sang anak dari arah belakang. Arini terlih
matanya. Arini pun memejamkan kedua matanya denga
__
dia membalaskan pesan lewat sambungan selula
as, setelah pulang dari luar kota nant,"}
ti apapun Mas, belika
ia menggeser kursi, kemudian dia berlalu dari kamar. Arini tahu pasti
_
I
I
yang sedari tadi hanya berpura-pura tertidur. Dia pun sepertinya dihantui rasa pena
wa ponselnya dan dia hanya membawa secangkir kopi k
dari arah jendela kamar. Terlihat Bagas sedang menikm
yang muncul di ponsel Bagas. Mata Arini memb
Mira yang mengatakan rasa terima kasih dia terhadap Bagas ka
ovi," gemuruh hebat terasa menerpa di dad
ambu