n kemudian mendekat ke tubuh pria itu untuk memeriksa keadaannya. Luka
t-obatan yang diajarkan oleh ibunya sebelum tiada. Caroli
h menancap di perut pria itu dengan menggunakan pisau
gan hati-hati, ia mencoba mengeluarkan panah dari perut pria itu. Pria itu merina membuatnya dari tanaman-tanaman herbal yang ia ambil dari hutan untuk persediaan ke
hati. Setiap sentuhan kulitnya pada tubuh pria itu membuatnya merasa ada sensasi aneh y
an perasaan seperti ini sebelumnya. Sejak kecil, ia hidup menyendiri di hutan, dan tidak pernah tertarik p
engoleskan ramuan herbal, Carolina mengambil kain bersih dan membalut luka-luka pri
uh," gumamnya sambil m
. Ia merasa jantungnya akan copot dari tempatnya. Den
ngsannya, akhirnya Carolina memutuskan un
ar mendiang orangtuanya untuk memeriksa k
rolina buru-buru bangkit dari du
merawatnya. Namun, baru saja ia akan keluar dari kamar, ter
n, ia tidak berani membalikkan badannya untuk melihat pri
nya Carolina, gugup dan tanp
dak mau membalikkan badannya. "Terima kasih, telah meno
membantu," jawabnya ma
patnya. Dengan cepat, ia melangkahkan kakinya lagi agar segera keluar dari
uara Elgar
tidak berbalik. Ia takut jika ia berb
sekali lagi,"
aban. Ia terus berjalan menuju pintu keluar
itu. Walaupun, ia belum sempat melihat wajahnya namun ia san
jang. Ia bersandar pada dinding pondok, berusaha
sa seperti ini?" gumam
dan penyendiri. Ia lebih suka menghabiskan waktunya
atnya merasa berbeda. Perasaan aneh yang muncul
asing, dan mereka tidak akan pernah bertemu lagi setelah ini. Namun, se
berjalan-jalan di sekitar hutan, menghirup udara segar. Ia berharap d
selalu muncul di pikirannya. Ia merasa frustasi deng
baik. Ia bahkan sekarang tengah terduduk di atas tempat ti
i adalah tentang gadis yang menolongny
sih sedikit mengganggu. Pandangannya tertuju pada jendela kayu yang
menyelamatkannya. "Siapa dia sebenarnya?" gumamnya lirih.
m pondok, Elgar merasa sedikit lebih baik. Luka-lukanya masih terasa nyeri,
ambang pintu. Cahaya rembulan yang masuk melalui jendela mener
i," sapa Elgar de
amuan obat seperti kemarin. Kali ini, ia tidak memb
n pertanyaan, ia menjawabny
a namamu?" tanya
," jawabn
berasal?" tan
ini," jawa
. "Maksudmu, kau tinggal
mengang
nggal sendiria
, lalu berkata, "Aku leb
in bertanya lebih banyak, namun ia takut membuat Carolina mer
dah menolongku,"
anya terse
," lanjut Elgar. "Bagaimana
dak perlu. Aku hanya melakukan
apapun. Namun, ia tetap merasa bersalah. Ia ingin se