img ENTERNAL LOVE  /  Bab 5 Perpisahan Sementara | 16.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Perpisahan Sementara

Jumlah Kata:1002    |    Dirilis Pada: 04/12/2024

osok matanya, berharap ini semua hanya halusinasi. Namun, sosok itu mas

darkannya dari lamunannya, "Tuan p

ik kita segera pergi ke kamar, sepe

isebuah kamar yang cukup mewah, "Tuan putri, ini

mengantarku, sekar

uh sesuatu anda bisa memanggil

asuki kamarnya. Ia langsung mengunci pintu

ini merupakan hari yang cukup melelahkan baginya. Tu

baru saja dilihatnya. Wajahnya yang begitu

elaka? Liana meremas selimut dengan erat, berusaha

itu. Hati kecilnya terus merindukan senyuman han

kembali momen-momen indah yan

-jalan bersama Carolina dalam keheningan. Akhirnya, mereka

saja Carolina mengalihkan pandangannya

tika itu juga, waktu seolah berhenti berputar. Ada kilauan

ngan Elgar dan mengalihkannya lagi ke pemandangan yang ada didepannya. Ju

it kecil itu. Angin sepoi-sepoi memba

dua, karena Carolina sangat menyukai kupu-kupu ia pun menge

nya terasa menghangat. Senyum Carolina bagi

Carolina dan Elgar berjalan beriringan, langkah mereka berat. Setiap la

berdua sama-sama merasakan ketertarikan yang kuat, nam

merasa ragu untuk membuka hati setelah pengalaman pahit

dan menoleh. Elgar menghela nafas panjang sebelum melanjutkan, "Ak

ingat, kita hanya dua orang asing yang tidak sengaja berte

aku berharap kita bisa terus bersama,

sore yang berhembus sejuk seakan ikut m

rusaha keras untuk tidak larut dalam

alam. Hatinya berteriak agar ia bisa menerima perasaan

ang berkaca-kaca. Hatinya ter

ut jika ia memberikan harapan pada Elgar, lal

ing-masing larut dalam pikirannya sendiri. Sa

Elgar pelan, matanya men

ya enggan bertemu dengan tatapan Elgar

k, tidak ingin melepa

Elgar, suaranya terdengar berat.

takan bahwa ia tidak ingin Elgar pergi. Namun, k

nya, Elgar akan semakin berharap dan pa

a," jawab Ca

eningan yang mulai terasa mencekam. Akhirnya

terasa seperti tercabik-cabik. Elgar merasa sedih karena perasaannya belu

ngurung diri di kamar. Ia menangis sejadi-jadi

nya pada Elgar. "Kenapa aku harus sebodoh

akin jauh ia melangkah, semakin berat langkah kak

Suara kuda berlari dan percakapan orang-orang. De

dengan pakaian yang sangat familiar baginya. Pasu

ejut dan senang meli

it, sambil memberi hormat. "Kami sud

aafkan aku, telah membuat

nting Yang Mulia sudah kembali deng

sang jendral sekaligus tangan kanannya yang bernama Ro

r. Dengan berat hati, ia meninggalkan tempat itu. Ia menatap

sa sesalnya. Ia teringat akan tatapan sendu Carolina saat mereka berpisah. Mungkinkah ini pertemuan te

terasa dingin. Seandainya saj

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY