emua terjadi begitu cepat-terlalu cepat. Satu detik ia masih menjalani hidupnya dengan
g terbungkus sarung satin putih mencengkeram buket bunga dengan erat, seolah itu sat
enguasa dunia yang baru saja memenangkan pertarungan besar. Wajahnya yang tampan da
itu men
suara Rafael dalam,
dapannya, pendeta menatap penuh harap, menunggu sumpah
k tanpa ekspresi di deretan kursi tamu. Mereka tahu betul ini bukan
gatan. Ibu tirinya, Helena, tersenyum puas. Dan kakak tirinya, Cas
semua, ia
a semua, i
napas, dadany
lan. Suaranya tidak lagi menekan, melainkan memancing. Seo
erteriak, atau memohon kepada siapa pun un
an menghancurkannya. Mereka akan membu
arik napas panjang, lalu mengucapk
berse
rinya di cermin rias denga
yang mengikatnya ke dalam perbudakan. Mahkota berl
antai marmer. Selina tak perlu menoleh untuk tahu bahwa le
yerah secepat itu," ucap R
ha menahan amarah yang membunc
keh. "Tentu
dengan mata penuh kebencian.
unya dengan jari-jarinya yang dingi
yang membuat Selina ingin
dengan nada pelan namun menusuk. "Aku tidak a
k, rasa takut dan mar
u hari ia akan mem
iap untuk menghancurkan Rafael... kehi