h! Ak
hh ahkhhh
phh
an tangan sibuk memainkan ular pitonnya sendiri. Lelaki
keluar. Matanya terbuka dan barulah dia tersadr,
an
erserakkan di lantai. Dia adalah Devienchent, lelaki muda yang masih berusia 28 t
wanita yang memakai seragam office girl, dia sendiri tidak tahu mengapa pertahanannya luluh lantak hanya dengan tak sengaja melihat belahan dada si office girl yang tadi ke ruangannya. Padahal sebelumya dia selalu bi
untuk di tiduri memuaskan gairahnya. Itu pula alasannya tidak ingin berdekatan dengan seorang wanita, selama ini dia menyembunyikan kebisaannya gilanya itu dengan bertopeng lelaki dingin tak ters
al Devient melihat ke bawahnya ada yang m
dia sudah membuat aku gila seperti in
atas meja, lalu menghubungi seseorang,
g yang bisa ku jadikan bonek
pernah seperti ini, dia tidak pernah meminta di saat jam kerja
Ahh ya, pastikan tidak ada yang tahu!" ucap
ang wnaita baru yang bisa di tiduri majikannya itu dengan puas. Dengan cepat ia bergegas men
perti yang kita janjikan." Ucap Danie
tanya wanita
rusahaan. Sesampainya di perusahaan, Daniel menahan tangan wanita yang bernama Jesi itu. "Ingat seperti perjanjian kita di awal, kamu harus melayani majikanku tanpa ada yang tahu, k
sahut wanita bernama
menggunakan ini," suruh Danie
elihat baju tersebut, "P
cepat
i sembari membuka bajunya langsung
alihkan pandangannya ke lain arah. Meliha
fice girl, sengaja Daniel menyuruhnya menggunkanan se
n lah dengan kepala menu
ya
cukup banyak mata yang melihat ke arah mereka. Na
un tak banyak bicara dan kembali l
aniel kembali menghubungi sang majikan,
lam!" perintah Devien
m ruangan, Jesi mengerutkan keningnya saat
ku di suruh memuaskannya? Di
enunggu, kamu harus melayaninya, di larang penasaran akan wajah majikanku, karena dia sengaja memakai tope
mendengar kata topeng, Jesi pu
gan yang di tunjuk oleh Deniel, sementara Deniel setelah memastikan Jesi masuk ke dalam
dia langsung menatap ke ranjang di mana ada lelaki berbaring t
ari!!" ben
langkah
epat!" bentak Devien kesa
angan Jesi, mendorongnya kasar ke ranjang, lalu membuka dengan
et
u itu robek. Jesi sedikit takut melihat itu, namun ia ha
ai pun, tanpa menunggu lama dia langsung saja mbuka lebar kaki Jesi
pinggulnya bak orang kesetanan, tak puas satu posisi, Devien membalik
h!" pek
rnah peduli teriakan kesakitan dari si wanita yang ia pakai. Dia
h akh
a sembari terus memacu pinggu
*
depan pintu ruangan sang majikan, teru
patlah! Jam rap
apnya di
a lelaki itu hari ini malah meminta boneka untuk memuaskan gairahnya, padahal sebelum ini tidak
neka di jam sekarang, kan jadi pusing aku, mana
a sebelum rapat di mulai, yang terpenting sebelum ketua datang. Sosok ketua yang di sebut ole
hadapan ruangan sang majikan. Dengan kening berkerut, Layla menghampirinya, "Pak Daniel?" panggilnya menyapa. D
di hadapan ruangan Pak B
m hati bernyanyi lagu kllasik yang selalu di nyanyikan ibunya dulu. "Enggak Layla, tadi Pa
berkas yang tadi mau ia ambil untuk rapat. Sebelum ia kembali, Layla kembali menatap Daniel sebentar. "Tap
at waktu, kamu tenang saja, dan urus saja keperluan rapat jan
perelangan tangannya lalu menatap ponselnya menunggu pesan dari sang majikan yang belum juga ia te
masih melekat di wajahnya. Itu adalah aksesoris yang selalu ia pakai saat bercinta, dengan tujuan agar si lawan mainnya tidak mengenali wajahnya, dan agar semua tentang gairah terpendamnya itu tidak di ketahui banyak orang. Devien langsung saja keluar dari kamar rahasia yang berada di dalam kamarnya, dia bah
kan mengurusnya."
tanya Devien melepas topengnya
lam perjalanan."Sahut Daniel menyampai
yang tahu akan hal ini, dan pastikan dia menutup mulutnya." Ujar Devien sebelum melangkah pergi dari ruangann
adan tanpa sehealai kain. Dengan cepat di hampirinya wanita tu
i lihatnya Daniel di hadapannya saat ini.
epat berpakaian, dan pergi da
sudah hampir remuk. "Boss mu sungguh mengerikan." Ucapya sebelum beranjak masuk ke dalam
ang seperti itu lah sang majikannya, gairah
*
ni datang menghampirinya. "Nindy, apa yang kamu lakukan di sini
ngnya heran, pasalnya itu buk
an bukan tugas s
uga bekerja lima hari di sini suah seperti ini, di sini semuanya di kerjakan bersama, bu
ruang rapat untuk melihat apa yang kurang dari sana. Namun belu
baru!" ceg
ella yang berdiri bersedekap dada di hadapannya. "Iy
?" tanya Bella de
ma Mbak Heni mengecek sesuatu yang ku
mu itu belum berhak ikut campur pada urusan yang seperti itu, a
rusahaan itu tapi rasanya batin dan mentalnya benar-benar terkuras
ni, itu bukan kemauan saya Mbak." Sahut Nin
a petinggi perusahaan? Biar apa? Biar di jadikan sugar baby? Hal
sini, tapi bukan berati Mbak Bella bisa semena-mena sama saya, saya tidak pernah berfikiran seperti yang Mbak sebutkan tadi, saya murni be
rlagak dan berani melawannya yang sudah senior dan lama di sana. "Heh!
a di hadapannya saat ini. "Aku tidak tak
par, namun sebuah suara menghentikannya tangannya yang menguar
suara tegas itu