berdiri di ambang pintu ruang makan. Pandangan pria itu pe
lihatnya-tidak ada lagi senyuman lembut atau tatapan penuh ka
Adrian tajam, penuh kepedihan. "Baga
keram erat tepi meja, seolah berharap it
ya nyaris berbisik, penuh keputusasaan. "
tidak ada humor di dalamnya.
bisa lari bersamaku. Aku sudah menyiapkan segalanya. T
apkan dengan penuh ras
dak ada yang akan memahami betapa beratnya tekanan yang ia hadapi-keluarganya, ke
," suaranya nyaris pecah. "T
rahangnya mengeras. "Jadi itu
bisa menatap Adrian dengan air
, menutup matanya sejenak sea
uga mencintaiku. Jadi katakan padaku..." Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, menatapnya dalam. "Apakah
idak, ia tidak akan pernah bisa. Bahwa setiap sentuhan D
a itu tidak p
ngar hanyalah suara la
leste menoleh dengan panik-dan sa
rcer berdi
cekik. Dominic memandang keduanya dengan sorot mata dingin, tak terbaca. T
nya terdengar tenang, tetapi ada
tnya, tetapi tidak a
n berbicara dengan istrimu, Ayah," katanya, nadany
masuk dan berdiri di samping Celeste. Tangannya terulur, menyentuh bahu istrinya dengan g
akhirnya, tetapi ada sesuatu dalam nadan
u, kau tidak keberatan jika aku membawa C
itu tidak menghangatkan-sebali
an nada rendah tetapi penuh otoritas. "Jika
ngnya berdetak kenca
h ia akan memilih Adrian at
uga meny
kan bahwa ia ingin pergi dengan Adrian, Dominic tidak akan tinggal diam.
bil keputusan y
ya, suaranya hampir tak terden
terjadi setelahn
g nyata. Celeste ingin menjerit, ingin memberitahunya bah
tidak akan per
k dan melangkah keluar, meninggalkan Celeste
genggamannya dari bahu Celeste. Sebaliknya, ia men
tepat," katanya akhirnya, su
nya mengan
a, tetapi sebelum pergi, ia menunduk
nya. "Dan aku tidak akan ragu untuk mema
te berdetak s
dirian di ruang makan yang kini terasa
ilih untuk tetap di
hannya mungkin akan menentuka