s keringat yang menempel setelah bermain futsal sepulang sekolah tadi. Hari mulai gelap. Reyhan melirik jam
dan berganti dengan dentingan notifikasi pesan masuk. Tak lama ponsel kembali berdering. Namun Reyhan tetap berusaha k
anget sih," ge
ponsel dengan sedikit kasar. Ia melihat siapa yang sejak tadi menelepon dan me
ak sabaran banget," ucap
oo, lagi ngapain kamu?" Suara kakak per
el dan meletakkannya di atas kasur. Ia mulai melakukan peregangan kecil karena badann
kirim pesan dari kemarin tapi nggak ada jawaban. Pasti baterai atau kuota Ibu
san HP. Lagian ngapain juga pasang wifi? Nanti Wulan sama Indah main HP terus," balas
. Kamu juga sih, nggak perhatian sama Ibu. Bola terus yang dipikirin. Pokoknya nanti kakak pasangin wifi biar
u duduk dan bersandar ke kursi belajarnya. Pandanganny
biar kalian nggak kekurangan. Tapi kalau ditolak gini, kakak ma
" sahut Reyhan sambil berdiri di depan jendela. Ia menyingkap sedikit tirai, memandangi rumah
"Tadi Revan bilang Nayla ada di rumah, nggak pergi k
itu. Rasa penasarannya tumbuh, tapi ia m
ang baru lagi buat kalian. Tapi kakak nolak, kakak pengin bahagiain kalian pakai
i biar mewah sekalian hahaha," canda Reyhan, berusaha mencairkan suasana.
, ditingkat terus bikin kos-kosan buat pemasukan bulanan kalian.
an bercanda aja. Gak usah,
atu hal. Kamu sebagai cowok satu-satunya di keluarga kita harus bisa jaga Ib
, nih?" suara Reyha
ar aja dia sibuk ngurus dua istri mudanya. Kalian itu urusan kakak. Jadi ga
im aja." Reyhan kembali mengacak rambutnya agar cepat kering. Ada nada sela dari ponselnya, tapi Reyhan menga
a ke Kakak. Kalau malu atau butuh pendapat dari pria dewasa, kamu bisa ng
ng gak peduli sama kita. Orang yang udah nyakitin Ibu sama Kakak." Reyh
k-adik Kakak secara materi maupun moril. Kamu udah beranjak dewasa, Han. Kamu juga anak yang p
ia juga gak mikirin perasaan dan nasib kita. Sampai sekarang pun kita cuma tahu kabarnya dari saudara. Sedangkan dia? Gak pernah ada niat buat tahu kabar k
a. Udah, gak usah bahas Bapak, Kak. Cuma nguras emosi kita aja." Re
e sana. Minta dimasakin semur ayam sama balado telur cep
wel amat. Nanti d
g ke mana-mana dulu. HP sita aja kalau malam, biar gak begadang. Bilangin ke dia, Kakak gak mau y
ja yang rajin bikin konten yang banyak biar duitnya makin ban
lu. Udah dulu ya, Han. Kamu jangan keseringan f
kumussa
n dengan rambut ikal yang selalu diikat rapi, namun wajahnya manis dengan mata bulat besar yang t
a. Penghasilannya pun tidak main-main. Dari pekerjaan itu, Prita berhasil membeli tiga rumah di pinggiran kota dan satu unit apartemen yang semuanya kini disewakan. Suaminya, Bimo
ih seperti ibu kedua bagi adik-adiknya. Sementara itu, jarak Reyhan dengan adik-adiknya jauh lebih dekat. Indah yang
agi anak-anaknya yang masih kecil kala itu. Pada tiga tahun pertama kepergian Firza, Reyhan masih menyimpan harapan bahwa ayahnya akan sadar dan kembali kepada mereka. Namun harapan itu pupus k
. Dalam benaknya sosok itu tak lebih dar
ambu